Chapter 1

18.2K 770 103
                                    

Seoul, Januari 1995

Suasana hening menjadi yang mendominasi ruang persegi dengan seabrek perabotan medis yang tertata rapi. Satu meja terletak gagah tepat di tengah ruangan, dengan tiga kursi yang saling berhadapan. Dua diantaranya, menghadap ke jendela- kearah satu kursi lain dengan warna berbeda. Jika dua kursi berwarna putih, maka kursi yang satu berwarna kehitaman dengan sedikit busa di bagian lengan dan sandarannya.

Tak berselang lama, tiga orang masuk ke dalam. Beringsut cepat untuk duduk di kursi. Satu diantaranya, menghela napas lalu menatap pria berusia 35 tahun yang duduk di hadapannya. Pria itu, menelan ludah berat. Berharap mendengar hal baik dari hasil pemeriksaannya barusan.

"Aku harap, anda tidak putus asa setelah hari ini," kata orang berjas putih itu lirih. Nametag sederhananya terbaca Gong Gi Hyun. Seorang dokter kardiovaskuler di daerah Seoul.

"Ken ... kenapa ... euisa-nim?," tanyanya terbata.

Gi Hyun menghela napas berat, "Jantung anda tak selamanya bisa bertahan lebih baik dari sebelumnya, Dong Hoon sajangnim," jawab Gi Hyun tanpa basa-basi.

"Tapi, kau masih bisa berusaha agar tetap sehat. Atau kalau tidak, melakukan prosedur ulang juga merupakan pilihan untuk bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak," lanjut Gi Hyun.

Dong Hoon tampak menahan napas. Pria itu menggenggam erat jemari istrinya yang duduk di samping. Tampak sorot mata istri Dong Hoon penuh dengan kesedihan.

"Prosedur ulang? Operasi ulang, begitu?" tanya Dong Hoon kemudian. Gi Hyun membalas dengan anggukan singkat, "itu satu-satunya jalan," jawab Gi Hyun.

"Apa tidak ada jalan lain? Aku sudah lelah seperti ini terus. Jantungku bukan barang yang bisa ditambal seenaknya," Dong Hoon terdengar kecewa.

"Aku tahu, Dong Hoon-ssi. Aku pun tak ingin jika terus-terusan melihat anda yang terbaring di ruang operasi, membedah dada anda, dan menambal-nya. Tapi mau bagaimana lagi? Katup jantung anda sudah sulit untuk ditanggani, setidaknya dengan kondisi peralatan medis kami yang terbatas. Entah jika 10 atau 15 tahun lagi. Tapi untuk waktu ini, tidak bisa. Lagipula sebenarnya anda hidup karena diri anda sendiri. Belum ada pasien bocor jantung yang bertahan seperti anda. Dengan kata lain, anda luar biasa-entah sampai kapan," suara Gi Hyun melirih di ujung kalimat.

Dong Hoon menggeleng sekilas, lalu terkekeh hambar. Pria itu menatap dokter di hadapannya tajam, "Luar biasa diantara orang yang berakhir mati karena kasus yang sama, maksud anda? Bagus sekali"

"Bukan begitu maksudku, tapi- "

"Berapa lama?," Dong Hoon memotong penjelasan Gi Hyun. Gi Hyun menaikkan satu alisnya.

"Berapa lama aku bisa bertahan dengan jantung ini, Gi Hyun euisa-nim?," lanjut Dong Hoon.

Gi Hyun menghela napas. Pria itu menatap pasiennya lekat, "Paling tidak, 20 tahun. Itu perhitungan kasarku"

Dong Hoon tak langsung menjawab. Pria itu menatap permukaan meja, sebelum akhirnya tersenyum lembut. "Aku kira, itu cukup"

Gi Hyun mengerutkan keningnya heran. Dong Hoon memalingkan wajah, untuk menatap kearah perut istrinya yang membesar. Istri Dong Hoon tengah hamil 6 bulan.

Pria itu mengelus lembut perut wanita di sampingnya, membuat suasana haru segera menguasai ruangan. Istri Dong Hoon tampak mengusap ujung-ujung mata, dan tersenyum kaku menanggapi tingkah suaminya.

"Duapuluh tahun, rasanya sudah cukup untuk hidup bersama istri dan anakku. Duapuluh tahun pun cukup bagiku untuk bertahan demi melihat anakku menikah nantinya," Dong Hoon terkekeh bahagia. Dia mendongak, menatap istrinya yang mati-matian menahan airmata. "Yeobo... kau tidak keberatan kan jika dia menikah di usia muda? Aku ingin melihat pesta pernikahannya sebelum aku pergi. Bagaimana?"

Unlogical Married [✔️] Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang