Kami pun sampai di tempat photoshoot. Tempatnya cukup menarik. Aku dan yang lain langsung masuk ke lokasi photoshoot.
"Zayn." Suara Lou Teasdale yang memenuhi pendengaranku membuatku menengok.
"Yes, Lou?"
"Kemarilah. Aku akan merapihkan rambutmu dan memberikan sedikit polesan diwajahmu." Ucap Lou. Aku langsung menghampirinya.
Aku duduk di sebuah kursi. Lou merapihkan rambutku. Setelah selesai, aku bercermin. Sudah lama aku tidak bercermin. Sebenarnya baru 2 hari aku tidak bercermin. Tapi 2 hari itu lama. Karena biasanya, aku sering kali bercermin. Tiada hari tanpa bercermin.
"Well, thanks Lou. Aku tampan juga." Perkataanku membuat Lou tertawa kecil.
"Cepat ganti bajumu." Lou memberikan baju yang akan aku pakai untuk photoshoot. Aku langsung mengganti pakaian ku.
Aku, Harry, Niall, Louis dan Liam sudah mengganti baju kami. Kami bersiap siap menunggu seseorang. Yup, dia yang akan memotret kami ber-lima.
Seorang perempuan berambut coklat terlihat sedang kebingungan. "Oh, hey Olive! Kemari lah." Ucap Lou Teasdale.
"Oh iya. Kenalkan. Dia Olivia Cassidy Lewis. Dia yang akan memotret kalian." Lou memperkenalkan perempuan yang bernama Olivia itu.
"Olive." Ia tersenyum dan menjabat tangan Harry. Ugh, Harry mulai genit.
"Harry." Harry tersenyum kearah Olive.
"Ini Niall, Liam, Louis, dan Zayn." Ucap Harry yang memperkenalkan kami pada Olive. Ia menatap mataku. God, Olive memiliki mata berwarna biru kehijauan yang sama dengan Elle. Juga rambutnya yang berwarna coklat dan panjang yang tergerai. Membuat hatiku berdenyut dengan menyakitkan. Aku mengingatnya lagi. Aku mengingat Elle lagi. Perasaan menyesal dan bersalah itu muncul lagi.
Harry's POV
"Zayn? Kau kenapa?" Aku menyenggol tangan Zayn perlahan. Ia terdiam sejenak.
"Tidak. Aku tidak apa apa." Zayn tersadar ketika aku menyenggol tangannya. Ada apa dengannya?
"Kau yakin?" Aku bertanya lagi. Memastikan bahwa ia baik baik saja. Aku hanya takut ia mengingat Elle lagi. Itu akan membuat Zayn sangat terpuruk. Membuatnya lemah, kesal, sedih, menyesal jika mengingat semua kenangannya bersama Elle. Zayn pernah bilang padaku, bahwa Elle selalu ada dipikirannya. Itu yang membuat Zayn sulit melupakan Elle. Elle terlalu berharga untuk Zayn.
"Ya." Jawab Zayn singkat dan menganggukkan kepalanya.
"Oh... Atau?" Louis melirik dengan jahil kearah Zayn.
"Apa?" Zayn mengangkat alisnya. Merasa bingung dengan Louis.
"Kau menyukai Olive bukan? Kau terlihat gugup ketika dekat dengannya. Bahkan kau menatapnya dalam sekali." Louis tertawa. Membuat yang lain ikut tertawa. Aku hanya tertawa kecil. Apa? Zayn menyukai Olive?
"Ti- tidak. Aku hanya-" omongan Zayn dipotong oleh Louis. "Aku hanya mencintai Elle sampai kapanpun. Kau mau bilang itu kan? Aku tau. Bahkan sampai aku hapal." Mendengar perkataan Louis yang terdengar mengejeknya, Zayn menatap Louis dengan tatapan membunuh. Olive hanya menunduk malu.
Olivia's POV
Apa? Zayn menyukaiku? Bagaimana bisa? Kami baru saja bertemu. Tapi, aku merasakan hal yang berbeda ketika menatap Zayn. Jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya. Apakah aku jatuh cinta pada Zayn?
Aku juga masih bingung dengan perasaanku ini. Mungkin perasaan ini hanya sebentar saja.
"Ayo. Kalian bisa memulai photoshoot nya." Ucap seorang laki laki yang kelihatannya berumur sekitar 30 tahun.
Dengan itu, aku langsung mengambil kamera ku dan mulai memotret mereka. Aku bersumpah. Mereka sangat sangat sangat tampan.
"Okay. Finish." Aku tersenyum ke arah mereka. Dengan itu mereka langsung menghampiri ku.
"Boleh aku lihat hasil fotonya?" Harry berdiri disamping ku. Jarak wajah kami begitu dekat. Aku bisa mencium wangi parfum yang ia pakai.
"Ten- tentu." Aku tergugup ketika menatap matanya yang berwarna hijau itu. Aku memberikan kamera ku pada Harry.
"Oh my.... Zayn, wajahmu...." Harry tertawa dan mendekatkan kamera ku pada Zayn.
"Jangan tertawa. Lihat ini." Zayn tertawa puas ketika Harry memasang wajah terkejutnya.
"Olive. Kau sengaja ya?" Harry berjalan kearahku. Menunjukkan fotonya yang ada di kamera ku. Aku sengaja tadi memotret hidung Harry.
"Uhm... Ye- yeah." Aku berusaha menahan tawaku. Jujur saja, foto itu membuat perutku geli. Rasanya aku ingin tertawa sekeras mungkin. Liam, Louis, Niall dan Zayn tertawa dengan keras.
"Terima kasih, Liv. Ini kamera mu." Harry memberikan kamera ku. Aku mengambilnya. Aku merasa bersalah.
"Harry, kau marah padaku? Maaf kan aku." Aku bertanya pada Harry. Ia tersenyum dan menatap ku. "Tidak. Aku tidak marah padamu kok." Lagi lagi aku menatap mata hijaunya yang indah itu.
"Mana mungkin Harry marah padamu. Kau terlalu cantik. Itu membuat Harry tidak bisa marah padamu." Niall menyatakan dengan tulus. Mengedipkan sebelah matanya kearah ku. Aku senang bisa mendapatkan teman baru seperti mereka ber-lima. Mereka adalah orang yang mudah bergaul, menyenangkan, dan baik.
YOU ARE READING
Heart Attack
FanfictionEverthing has changed. Mungkin kalimat itu cocok untuk Zayn. Semua senyumannya digantikan oleh kesedihan, Semua tawanya digantikan oleh tangisan. Zayn belum bisa melupakan Elle sepenuhnya. Olivia Cassidy Lewis. Hanya dia yang dapat mencuri hati Zayn...
