10.bertahanlah

178 10 3
                                    

Candra berdiri di depan rumah tua yang dulu di tempati musuhnya. Dia berjalan masuk dan hendak membuka pintu,tapi pintu itu telah di buku oleh seseorang. Melihat siapa yang membuka pintu untuknya seketika rahangnya mengeras.

"Dimana dia bajingan.?" Tanya candra yang sudah mulai emosi melihat orang yang ada di depannya.

"Santai bro, ini bukan kawasan lo, jadi lo gak usah sok keras." Balas orang yang ada di depan candra.

Candra hanya diam dan menatap tajam lawannya.

"Kasi tau gue di mana sylvia." Ucap candra sambil masih menatap tajam lawannya.

"Well, dia ada di dalam. Gue rasa cewek lo itu udah kehabisan banyak darah. " ucap idham santai.

Candra langsung melayangkan pukulannya ke wajah idham hingga idhma tersungkur ke lantai.

"Sylvia gak salah idham, dia sama sekali gak salah. Tapi kenapa lo lukain dia?" Candra mengangkat kerah baju idham hingga idham mau gak mau berdiri.

"Karna cuman dia kelemahan lo candra." Balas idham.

"Cihhhh, pecundang lo!! Lo udah libatin orang yang gue sayang, gue gak bakalan lepasin lo sampe kapan pun." Candra memukul idham hingga darah segar keluar dari ujung bibirnya dan hidungnya.

Candra yang melihat idham tidak membalas semua pukulannya tadi hanya tersenyum lebih tepatnya senyum itu senyum meremehkan.

"Kenapa lo gak balas pukulan gue, biasanya lo gak mau kalah sama gue." Teriak candra.

"Buat apa gue balas lo,kalau setiap dari pukulan tadi, gue udah kasi ke sylvia. Gue rasa setelah lo liat sylvia nanti lo bakalan bilang dia monster .karna dilla udah sayat-sayat wajah sylvia dengan pisau,silef,gu..."

Belum sempat idham melanjutkan kata-katanya candra sudah memukulinya membabi buta.

"Anj*ng lo, lo sama dilla memang pasangan yang idiot. " seru candra, dia langsung meninggalkan idham yang sudah terkapar lemah di lantai.

Candra naik ke lantai dua rumah ini dan dia mendengar erangan kesakitan dari sebuah kamar dan dia langsung mendobrak pintu kamar itu dan terlihat lah aksi dilla yang sedang menggerogoti kulit lengan sylvia dengan pisau.

Melihat siapa yang datang dilla langsung menghentikan aksinya dan tersenyum kearah candra.

"Ckckck.. liat siapa yang datang. " ucap dilla sambil melemparkan pisau tadi sembarangan dan berjalan mendekati candra.

"You can see your girlfreind." Dilla mengelap darah yang ada di tangannya ke wajah candra.

Candra diam melihat sylvia yang sudah di penuhi banyak darah dari tubuhnya. Wajah cantik sylvia sudah tidak terlihat lagi karna sangkin banyaknya darah yang keluar dari wajahnya.

"Itu belum seberapa candra." Sambung dilla.

Seketika candra tersadar dari lamunannya dan langsung menatap tajam dilla yang sedang akan mengambil gunting di meja rias kamar ini.

"Apa yang lo mau jal*ng.?! " teriak candra

Dilla hanya tertawa mendengar pertannyaan candra.

"Mau gue cuman satu, ngehabisin hati lo sampai berkeping-keping candra redmilo emery." Ucap dilla sinis.

"Seperti apa yang lo lakuin dulu ke gue." Sambung dilla.

Candra langsung berjalan mendekati sylvia, dia tidak menghiraukan ucapan dilla.

"Ca n dra." Panggil sylvia terbata.

"Iya sayang, kamu tenang ya kita bakalan keluar dari rumah terkutuk ini." Ucap candra sambil melepaskan ikatan tangan sylvia.

Dilla tertawa,sambil memberikan smirk devilnya.

"Keluar kata lo candra. " tunjuk dilla menggunakan gunting yang di pegangnya tadi.

Candra tidak menghiraukan pertannyan dilla hingga membuat dilla geram.

"GAK ADA YANG KELUAR SEBELUM GUE BUNUH SYLVIA!" Teriak dilla.

"Apa mau lo jal*ng, lo gak liat sylvia udah kehilangan banyak darah ha?" Balas candra.

"Gue gak akan puas kalau sylvia masih bernapas. " seru dilla.

Sylvia ingin mengeluarkan suaranya tapi tidak bisa karna rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya membuat dia tidak bisa mengucapkan satu kata pun.

Tiba-tiba suara sirene polisi berbunyi, dilla terlihat panik tapi dia langsung melancarkan aksinya terakhir.

Sylvia yang tau apa yang akan di lakukan oleh dilla, langsung mengumpulkan seluruh tenaganya dan berdiri mengahadap candra dan benda tajam yang sudah melayang tadi menembus punggung sylvia .

Candra membelalakan matanya tak percaya bahwa sylvia mengorbankan nyawanya untuk candra.

Sylvia ambruk di pelukan candra. Air mata candra jatuh . Dilla yang melihat candra menangis hanya tersenyum penuh kemanangan tak ada rasa bersalah menghantui pikirannya. Yang dilla rasakan sekarang hanya kepuasaan.

"Kamu harus bertahan ya princess." Ucap candra sambil mengelus sayang rambut sylvia.

Sylvia hanya tersenyum samar. Candra langsung membawa sylvia kedalam mobilnya dan melesat menuju rumah sakit.

----

Sudah satu minggu sylvia gak sadarkan diri, semejak kejadian kemarin. Candra tetap setia menunggu sylvia di rumah sakit, meskipun ia datang habis pulang sekolah.

Soal idham dan dilla mereka sudah menerima hukuman mereka di balik jeruji besi.

Candra berjalan mendekati sylvia, dia tersenyum, melihat wajah sylvia sudah tidak ada luka.

"Kamu sampai kapan tidurnya princess, aku di sekolah gak yang marahin lagi." Ucap candra sambil mengecup punggung tangan sylvia.

"Oh iya, kamu tau gak, kalau sebenarnya josh itu abang aku." Lanjut candra lagi.

"Kamu bangun dong princess, nanti aku bakalan ceritaiin tentang keluarga aku. Kamu kan selalu nanyak tentang keluarga aku." Candra tersenyum ,dia menyadari dirinya seperti orang gila berbicara sendiri tanpa lawannya membalas setiap perkataan darinya.

Candra bangkit dari samping sylvia dan langsung menuju sofa yang tidak terlalu jauh dari tempat sylvia. Dia menatap kosong ke arah sylvia.

"Can, can, candra." Panggil seseorang.

Candra menoleh kearah pintu dan melihat pijah berdiri sambil memegang gagang pintu.

Candra menatap pijah yang dari tatapannya seolah bertanya"apa".

"Lo pulang aja,biar gue yang jagain kak sylvia di sini." Ucap pija.

"Gak gue jaga sylvia." Candra mengatakan dengan tegas kalimat itu.

"Tapi lo belum ganti baju dan pasti lo juga belum makan." Ucap pijah sambil berjalan mendekati sylvia.

Pijah tersenyum melihat wajah teduh sylvia saat tidur, meskipun wajah itu tampak pucat tapi ke tuduhan wajahnya mampu membuat siapa saja tersenyum melihatnya.

"Kk lo cepetan bangun, lo gak kasian liat si candra udah kayak mayat hidup gak di sekolah gak di rumah sakit pasti selalu melamun." Ucap pijah sambil terkekeh pelan.

Candra hanya tersenyum miris mendengar kata-kata yang di ucapkan pijah. Pijah bener dia seperti mayat hidup di mana-mana pasti dia melamun.

"Gue ke kantin dulu ya jah, gue titip sylvia." Pamit candra dan menghilang di balik pintu.

Setelah candra pergi pijah kembali tersenyum melihat sylvia.

"Kk lo tau gak, kk Sylva udah tau kalau lo masuk rumah sakit, dia mau ke indonesia tapi papa gak kasi kk. Gak tau deh alasan papa gak kasi kak Sylva buat kesini." Ucap pijah sambil menggenggam tangan sylvia.

----

Segitu dulu ceritanya ..

Jangan lupa vote and comments ;)

Thanks ^_^

My Theacher My GirlfrendDove le storie prendono vita. Scoprilo ora