Prolog: (Malam menyakitkan)

126K 1K 89
                                    

Sosok tinggi tegap itu menatapku dari atas sampai bawah. Seolah menilaiku. Dia berjalan mendekat sambil mendesis. Menyunggingkan senyuman miring membuat aku terpesona. Wajahnya tampan. Rambutnya acak acak nya dan itu menurutku cool banget. Aduhh apa yang aku pikirkan! Kenapa aku berada di tempat gelap ini hanya berdua dengannya. Ini dimana?

Kamar.

Aku baru sadar ini di kamar.

Tatapan pria itu turun ke arah..bibirku? Apa bibir? Tidaaakk! Dia seperti ingin menciumku.

"Hmppphhh!!!" Aku kesulitan bernafas saat bibir indahnya melumat bibirku, menggigit gigit kecil. Lama lama semakin mendesak agar bibirku terbuka. Entah apa yang merasuki ku, bibirku terbuka begitu saja. Lidahnya langsung bertemu lidahku, aku menggeliat nikmat. Ohhh..tuhan kenapa ini nikmat sekali? Lidahnya mengabsen gigi gigi ku, aku berusaha membalas permainan nya yang ternyata amat lihai.

Terlepas.

Bibir kami terlepas.

Sepersekian detik kami saling tatap. Dia seperti nafsu sekali saat ini. Aku takut, dia mau melakukan apa padaku.

Pria itu menarik ku ke atas ranjang. Gesitnya dia hingga aku sudah berada di bawahnya dan dia diatasnya.

Aku ketakutan sendiri. Dia melepas kemeja formalnya menyisakan blue jeans di bawahnya. Perutnya sixpack dan dadanya bidang. Jemari lentikku gatal ingin menyentuh benda benda indah itu.

Brukkk!

Dia menjatuhkan badannya yang berat itu di tubuhku. Matanya menatapku tajam, menatap ke arah dadaku.

Srekkk,

Blouse tanpa lengan yang kugunakan dirobek nya,otomatis aku menutupi dadaku dengan dua tanganku.

"Trust me. It not hard..." tangan kokohnya melepaskan tangannku dari dadaku. Dibukanya bra renda hitamku dan di buang benda itu jauh jauh.Di belainya dua gunung kembarku membuat aku mendesah kayak cacing kepanasan.

"Sshh...arrghhhh..." desahan desahan ku membuatnya menghentikan permainannya pada gunung ku. Dia mencium keningku lama membuat aku nyaman. Ohtuhan...

"Ini belum seberapa sayang" dia melepas jeans nya dan betapa terkejutnya aku dia menampakkan 'itu' nya padaku. Juniornya. Tampak menegang. Mataku udah gak sehat ini udah gak sehat. Juniornya tampak besar. Dia juga melepaskan jeans belel ku dengan mudah dan membuangnya ke lantai dengan cepat.

Tidaakkk...tidakk...dia mau melakukan apa? Dia mau menyatukan tubuh kami? Aku harus pergi dari sini. Aku bahkan tak mengenalnya. Hanya familiar dengan wajahnya. Tapi aku gak berdaya untuk melakukan perlawanan, tenaga ku sudah habis rasanya. Keringatku sudah banyak membanjiri tubuh polosku. Dia memandangu tubuh polosku dengan minat. Seolah dia sedang lapar dan aku ini adalah santapan nikmat untuknya malam ini.

"Please...ku mohon jangan. Kenapa kamu melakukan ini padaku?" Airmataku lolos. Selanjutnya dia malah mendudukkan ku hingga punggungku mentok di header kasur ini. Dia duduk di atas pahaku yang mengapit. Di usapnya pipiku yang basah karena airmata.

Dia malah makin menyiksaku dengan lumatan bibirnya di bibirku. Membuat kepala ku terbentur kerasnya header kasur.

"Sssst.. tenanglah" ucap pria tampan yang sekarang memberatkan tubuhnya di pahaku. Aku masih memakai celana dalamku. Aku baru menyadari dia tampak tak suka dengan celana dalamku. Apa dia akan membuangnya juga? Oh,no....!!!

"Jangan...jangann..." aku ketakutan dan memalingkan muka ke arah lain. Dia merampas celana dalamku dan membuangnya juga ke asal tempat.

Dia menyentak daguku agar menatapnya karena tadi aku membuang muka. Leherku menjadi incarannya kali ini. Dia menghisapnya meninggalkan jejak atas dirinya di leherku. Desahan ku semakin kuat saat dirinya membuka pahaku lebar lebar. Aku dalam posisi mengangkang lebar tepat di wajahnya. Dia memasukkan wajahnya ke lembah ku, aku kegelian bukan main sekarang. Mendasah keras dengan gerakan naik turun, tidakkk..aku sudah gak kuat lagi.

Sakit.

Sakit.

Sakit saat dia menancapkan juniornya di kewanitaanku. Belum cukup itu semua. Dia menggerakkan pinggul indahnya dengan gerakan cepat, itu membuatku semakin sakit saat junior nya menancap tepat di daerahku. Cukup lama penyatuan itu terjadi. Tubuhku mencoba memberontak tapi tak sanggup. Nafasku terengah engah. Kami melakukannya dengan posisi duduk. Bayangkan dengan posisi duduk. Dia si dapat enaknya, sementara aku? Badanku remuk rasanya, sakit...apalagi di bagian bawahku. Aku ingin menangis sekarang....aku...aku ingin memaki pria ini. Pria yang udah mengambil punyaku yang bukan hak nya.

Tangisanku pecah. Tangis kesakitan, tangis ketakutan, tangis menangisi diriku sendiri yang gak bisa menjaga kesucianku. Aku udah gak suci.

Posisi kami masih seperti tadi. Aku duduk dengan kaki mengangkang dan dia duduk di atas pahaku.

Aku memukuli dada nya tanpa ampun. Siapa dia? Siapa dia berani melakukan ini padaku?!

"Pergi..pergi...menjauh dariku!!!" Jeritku tak kuasa menahan semua ini.

Dia malah menahan tanganku sehingga aku tak bisa memukulinya lagi dan dia memelukku erat. Terkesan possesive. Aku merasa tenang sekarang karena dia mengusap punggung polosku seolah memberiku ketenangan.

"Tidurlah..." dia membawa tubuhku untuk rebahan dan menyelimuti tubuhku dan tubuhnya dengan satu bed cover tebal. Menutupi tubuh kami yang sama sama polos. Aku segera memejamkan mata agar tak menatap matanya. Merasakan usapan di kepalaku membuat aku makin ngantuk. Aku lelah. Tubuhku lebih lelah.

"I love you..." bisikannya masih dapat ku dengar walau begitu pelan. Aku memutuskan untuk tidur tak peduli apa yang akan terjadi dengan esok hari dan masa depanku.


#


#


#



TBC
Vote ya kalau mau di lanjut.
Makaciwww

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Night MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang