01

17.3K 474 9
                                    

Author saranin yang mau baca cerita ini gih baca dulu Every Momen Is Sex! Karena apaaaa? Yap! Biar lebih paham aja , ini merupakan cerita sambungan dari cerita itu.

Oke oke!! Author udah dipandang tajam sama semua readers jadi langsung aja ya yuk.

Cekidot!!!

****

"Nad?" suara berat Kevin dan sentuhan lembut dibahu Nadia membuatnya tenang dalam tangisnya.

Nadia melengos ke arahnya dan menatap dalam mata Kevin "kak, aku nggak kuat,anak aku? Yang masih sekecil ini kak" nadia runtuh dalam pelukan Kevin.

"Kamu boleh menangis sesukamu Nad , aku ada disini bersama kamu" hati Kevin hancur , memang sejauh ini Nadia masih menjadi tambatan hatinya, hatinya remuk melihat airmata Nadia mengucur deras.

Nadia hanya bisa meratapi nasibnya, bagaimana bisa? Umur pernikahan yang masih muda , anak mereka yang masih sangat kecil , tanah harus memisahkan raganya dari suaminya.

"Ini salahku kak" katanya semakin meracau

"Ini adalah takdir Nad semua tidak akan bisa merubah apa yang sudah ditakdirkan." kata Kevin masih mendekap dan mengelus lembut kepala Nadia

Flashback on

Pagi itu Dimas menggeram kesal menatap ke arah Nadia, Nadia hanya tertunduk menghapus setiap airmatanya yang turun tak bisa ia kendalikan.

"Untuk apa kamu masih menyimpan fotomu dengan laki-laki lain ? Bahkan saat aku tidak dirumah , kau sibuk memikirkan dia, apa arti diriku untuk kamu Nad!! Apa tidak ada artinya? Kalau tau begini aku menyesal menerima perjodohan ini"

Plakkk!!!

Dengan segenap keberanian yang sudah Nadia kumpulkan selama ia dalam tangisannya , Nadia pun tidak percaya telah melontarkan tamparan panas di pipi suaminya, entah setan apa yang berhasil membakar bara yang terkena minyak dalam hati Nadia itu.

"Apa mas menyesal menikahi aku?"

"BERANI SEKALI KAU MENAMPARKU!!!!"

Plakkkk!!

Nadia tersungkur dan memegang pipinya yang masih merah merona karena tangan Dimas yang besar itu melayangkan tamparan balasan ke pipi Nadia.

"Mas selalu menamparku setiap kita berdebat, tidak bisakah mas mengontrol emosi mas? Hingga aku bisa bernafas lega hidup bersama mas?"

"TERSERAH KAMU! AKU MENYESAL MEMPUNYAI ISTRI SEPERTI KAMU!" kata Dimas sambil merenggut seketika jas hitam miliknya

"Mas? Mau kemana? Diluar hujan lebat ? Kenapa mas mau ninggalin aku sendiri dirumah cuman sama Bella?"

"BUKAN URUSAN KAMU!"

****

Nadia kembali meneteskan air mata setelah beberapa menit yang lalu matanya mulai berhenti meratapi nasibnya, kini air mata meluncur lagi , gagang telefon terjatuh kelantai.

"Nggak mungkin!!!!" teriak Nadia sekuat yang ia bisa

"Bunda kenapa?" suara lembut Bella menyadarkannya akan kehadiran gadis manis dihadapannya itu. Nadia langsung memeluk tubuh mungil gadis itu.

Flashback end

"Bukan Nad, ini bukan salah kamu, dia tidak bisa mengontrol emosinya, dia mengemudi dengan kecepatan diatas rata-rata, ini kesalahan Dimas, bukan kamu" kata Kevin mencoba memberi pengertian dengan lembut

.

.

.

.

Haiiii, yang sudah enek sama author di cerita-cerita sebeumnyaa , eh ketemu lagi , haiiii juga buat yang baru baca , salam kenallllll cihhhhh hihi.

Readers kepo banget sama Nadia dan Kevin, author kan juga mau di Kepoin hihi , jd mayuuuuu.


Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang