(2) Welcome to My Life, 'Wifey'

7.4K 430 36
                                    

Gadis itu mengerjapkan matanya. Berusaha membukanya agar bisa melihat di mana dirinya berada sekarang. Ia menarik napas dengan nyaman, merasakan lembutnya kasur yang kini sedang ditidurinya. Matanya menyipit menyesuaikan dengan intensitas cahaya di kamar itu. Tunggu dulu, kamar? Kamar! Kamar siapa ini?

Tubuh Mi Young bangun dari tidurnya secepat kilat. Membuatnya refleks menggeram pelan saat tindakannya lagi-lagi membuat kepalanya berdenyut. Ini ... ini kamar siapa? Bagaimana bisa dia di sini? Melihat dari kondisi kamar ini, bisa dipastikan bahwa pemiliknya adalah seorang laki-laki. Sprei berwarna putih, karpet berbulu lembut yang berwarna hitam dan putih, dinding kamar yang juga berwarna hitam dan putih, lemari hitam, dan lampu redup di samping tempat tidur yang berwarna putih. Hal terakhir yang diingatnya adalah dirinya berjalan dengan limbung menuju rumahnya. Lalu ia bertemu laki-laki. Kyuyeon, Cho Kyuyeo! Ya Tuhan ya Tuhan ya Tuhan! Apakah ia sedang berbaring di kamar laki-laki itu? Ia menenggelamkan wajahnya di selimut. Menahan teriakan histerisnya.

Seolah menjawab pertanyaannya, pintu kamar terbuka. Dan orang yang sejak tadi berkeliaran di benak Mi Young kini melangkah masuk. Laki-laki itu terlihat sempurna, meskipun hanya dengan celana kain santainya dan kaus putihnya. Dan sialnya, penampilan itu membuatnya benar-benar terlihat ... menggetarkan.

"Kau sudah bangun?"

Kalimat itu seharusnya mengandung perhatian. Tapi saat Kyuyeon mengatakannya padanya, rasanya itu adalah kalimat pembuka untuk vonis kematiannya.

"Aku ... aku minta maaf jika aku merepotkanmu. Terima kasih banyak untuk bantuanmu. Aku akan pulang sekarang agar tidak lebih merepotkanmu lagi, Tuan Cho."

Mi Young menelan segala rasa takutnya. Membuat kata-katanya tercekat di tenggorokan, suara yang keluar dari mulutnya bahkan bergetar. Tubuhnya gemetar saat kini Kyuhyun melangkah mendekatinya. Ia bergeser saat Kyuyeon mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur, tepat di sebelah Mi Young. Pria itu menatapnya dengan penuh intimidasi.

"Apakah kau pikir kau bisa kabur dariku semudah ini, Nona Hwang? Setelah apa yang kau lakukan?"

Tamat sudah! Kehidupannya akan berakhir sekarang juga! Mi Young menarik napas pelan, berusaha mencari ketenangan.

"Kyuyeon, maksudku Tuan Cho, aku tidak mengerti apa maksudmu."

"Ah, begitu? Apakah aku harus mengatakannya dengan jelas?" Kyuyeon menaikkan alisnya. Ekspresi wajahnya penuh dengan kemarahan yang membuat Mi Young merasa bahwa nyawanya hanya tertinggal seperempatnya saja. Tidak, bukan. Mungkin lebih tepatnya seperdelapan saja, jika itu dipertimbangkan dengan segala aroma yang pria ini keluarkan. Sial!

"Aku-"

"Biar aku perjelas agar kau mengerti, Nona Hwang. Pada hari Kamis, 18 Desember lalu, pukul delapan malam, kau masuk ke gudang penyimpanan anggurku dan mencuri 17 tangkai anggur putihku."

Mi Young melongo. Membatu di tempatnya. Tidak menyangka bahwa pria di depannya mengetahui kelakuannya tahun lalu. Bagaimana bisa? Pria itu bahkan belum datang ke sini sebagai pemilik anggur, atau sebagai siapa pun. Bagaimana bisa dia mengetahuinya?

Mi Young menelan ludah dengan susah payah. Oksigennya terasa menipis seiring dengan tubuh Kyuyeon yang merapat padanya. Seolah-olah ingin menelannya hidup-hidup. Dan ia tidak tahu harus berkata apa sebagai pembelaan, atau sebaiknya adalah pengakuan kesalahan.

"Kau mau yang lebih jelas? Pada hari Selasa, 3 Februari kemarin. Pada pukul tiga sore kau mengambil 30 tangkai anggur merahku."

Kyuyeon berkata sambil merapatkan bibirnya. Tubuhnya maju mendekati Mi Young. Dengan kedua tangan yang tenggelam di kasur, berada di kedua sisi tubuh gadis itu, memenjarakannya dalam lingkaran tubuhnya yang kini terasa panas dan berbahaya. Mi Young mengkeret di tempat. Tubuhnya merapat ke kasur, tenggelam sedalam yang ia bisa. Menjauhkan tubuhnya dari tubuh Kyuyeon. Matanya bulat melebar dan jantungnya seolah tidak bisa diselamatkan lagi. Dadanya sesak dengan getaran yang mematikan seluruh sel tubuhnya. Pria di depannya terasa begitu ... mematikan. Bibirnya kering, meskipun ia sudah menggigitinya sejak tadi. Melampiaskan rasa gilanya. Ia membasahinya dengan lidahnya. Napasnya tercekik. Aroma tubuh Kyuyeon benar-benar membuatnya gila.

The Beautiful Thief and The Handsome BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang