CHAPTER 4 (Revisi)

9.2K 456 10
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu tiba. Hari yang akan di lakukan selama satu kali seumur hidup itu tiba. Di pagi hari yang cerah, para burung bernyanyi memberi ucapan selamat hari menikah pada keempat pasangan tersebut yang sedang dalam perjalanan menuju tempat pernikahan mereka.

"Ma" panggil Prilly pada mama nya yang duduk paling depan.

"Apa?" Tanya mama Prilly sambil tetap sibuk memperbaiki make up nya.

"Ini seriusan ma?"

"Apanya"

"Nikah ini?"

"Lah iya"

"Gak sama om om kan?"

Citttttt...

Sang ayah tiba-tiba ngerem mendadak ketika mendengar penututuran putri bungsunya, hal itu sontak membuat seisi mobil itu ngaduh kesakitan.

"Ayah! Lihat nih make up mama hancur!" Ujar mama dengan raut cemberutnya.

Tapi ayah tidak peduli, dia mandang para putrinya yang duduk dibelakang. "Dengarkan ya para putri ayah tercantik di dunia. Pasangan kalian tentu ayah dan mama kalian pilih dengan cermat, karna kami tidak akan mau memberi kalian pada orang yang salah"

Sebentar, isi mobil itu terdiam sejenak, hingga sebuah suara memecahkan kesunyian itu.

"Kok jadi melow sih suasananya?" Tanya si Mila, tertua.

"Eh? Dasar anak ini ya! Sudah ah ayo lanjutkan perjalanannya"

Perjalanan itu terasa sangat panjang bagi keempat gadis itu, karna keempat gadis itu ingin melarikan diri dari negara ini, karna tidak sanggup lagi menghadap kenyataan.

***

"Yah, kok lama sih?" Keluh Ricky pada ayahnya yang berada disebelahnya.

"Sabar aja"

Ricky menoleh kesebelahnya satu lagi, dimana ada si Kevin, "Lu gak bosen?"

"Lu nanya? Nanya jawabannya udah lo tau?"

Ricky cengesan lalu memandang kedepan lagi.

Tak lama, sebuah mobil mewah terpakir. Tak menunggu lama rombongan keluarga Kevin keluar, dan menghampirinya.

Seorang pria dan wanita yang bisa ditebak adalah orang tua sang pengantin, keluar dari mobil dan tak lama pintu belakangnya juga terbuka, menampilkan empat gadis dengan kebaya yang cantik, yang ternyata adalah Prilly, Mila, Michelle, dan Lia.

Jangan tanya reaksi mereka gimana saat bertemu satu sama lain. Apalagi Prilly dan Ali.

"Lo? Lo ngapain disini? Ooh gue tau, lo pasti ngikutin gue dan jadi salah satu tamu" ujar Prilly angkuh.

Ali melotot tak suka, "Enak banget mulut lo ya! Siapa juga ngikutin lo! Yang ada gue sekarang jadi pemilik pesta ini!"

Prilly terdiam, otaknya mulai bekerja, "Tunggu, jangan bilang lo calon suami antara kami semua?!" Tunjuk Prilly dengan suara membahana nya.

***

"Nih! Angkat ya! Karna suami baik itu mengikuti apa kata istri" ujar Prilly dengan sombongnya dan pergi dengan anggun kedalam rumah yang sudah ditentukan oleh orang tua masing-masing.

Ali, sang lawan bicara Prilly tadi mengeram marah, lalu mengacak rambutnya kasar sambil mengerang kesal.

"Nyesel gue punya istri kek dia!"

TBC

Bersaudara Nikah Bareng [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang