One

7K 319 0
                                    

"Gladys Erlynda,sudah berapa kali saya memanggil kamu?! Walaupun sekolah ini milik keluargamu,tetap saja kamu tidak boleh bersikap semena mena seperti ini,Gladys!!"

"Hm"

Hanya deheman yang terdengar dari mulut Gladys.

Udah muak banget gue dengerin kata kata guru peyot ini. Udah tua,cerewet lagi.

"Gladys,saya tidak mau mendengar keributan seperti ini lagi"

Gladys terdiam.

"Gladys Erlynda. Apakah kamu punya telinga?!"

"Punya. Memang kenapa? Ibu gabisa liat?" jawabnya menantang.

"Kamu memang anak kurang ajar! Saya akan memberitahu hal ini kepada orangtua mu. Dan orangtua mu akan datang besok ke sekolah. Pembicaraan ini selesai."

Gladys bangkit dari kursi.
Dan langsung meninggalkan ruangan itu.

Ruangan yang sudah tidak asing baginya.
Ruangan yang selalu ia datangi karena perbuatannya.

-
Flashback

"Heh lo. Sini." panggil Gladys dari gerombolan gengnya.

"Ke..kenapa ya kak?"

"Sienna Erlynda temen lo kan?"

"I..iya..kak..dia temen sekelas aku.." jawabnya gagap.

"Cepet panggilin"

"O..oke..kak.."

Sienna datang dengan muka juteknya.

"Ngapain manggil gue? Ada urusan?"

"Ck ck. Ga gue sangka ya ternyata lo udah belaga sok senior disini"

Sienna tertawa.
"Sok senior? Lo kali" ucapnya sambil pergi meninggalkan kakaknya.

"Heh. Gue belom selesai ngomong sama lo." ucap Gladys sambil menarik bahu Sienna.

"Mau lo apasih kak? Ga puas ngancurin keluarga? Ngancurin mamah papah?"

PLAK!!

Tamparan itu mendarat cepat di pipi kanan Sienna.

"Lo udah berani ngomong gitu ke gue,lo bakal berurusan sama gue dek."

Sienna memegangi pipinya yang merah akibat di tampar kakaknya itu.

Jujur,memang dia ingin menangis didepan kakaknya yang brengsek itu.
Tapi ia tidak ingin dianggap lemah oleh kakaknya.

"Terserah lo kak. Tapi emang fakta kan? Lo yang udah ngancurin segalanya. Ngancurin kehidupan keluarga yang dulunya damai jadi kayak gini. Ancur semua gara gara lo"

Bhug!!

Tonjokan kerasnya sampai di bawah bibir Sienna.
Darah segar mengalir dari bawah mulut Sienna.

"HENTIKAN!!! HENTIKAN SEMUA INI!!!" teriak Bu Kepsek ke arah mereka.

Sienna menghela nafas.
"Terima kasih Bu Kepsek" gumamnya.

"Ini peringatan terakhir buat lo"

Sienna hanya diam lalu ia segera pergi dari hadapan Gladys sambil memegangi bibirnya yang penuh darah.

"Gladys,ikut ibu sekarang juga!"

-

"Kena lagi sama kepsek ya,Dys?"

"Yah. Kayak biasa." jawabnya enteng.

Ya gimana ga enteng ngejawabnya?
Orang hampir tiap hari masuk ruang kepsek.

"Lagian lo ngapain sampe bikin adek lo babak belur kayak gitu? Lo ga kasian gitu?"

Ia tertawa.

"Kasian kata lo? Ngelunjak gitu dibilang kasian? Mikir Za,mikir."

Zara menghela nafas.
Ia sudah hafal betul perlakuan teman se geng nya itu kepada adik adik kelasnya.
Apalagi murid baru yang melawan Gladys.
Meskipun itu adiknya.
Udah deh,langsung disikat tuh sama Gladys.

"Udah deh gue mau cabut ya. Titip salam gue ke Pak Soeharsono ya. Gue ga masuk pelajaran dia. Bye."

Zara hanya geleng geleng kepala melihat temannya itu menjauh dari pandangannya menuju parkiran.

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang