The First Meet

1.6K 117 55
                                    

Hallo :D

sekarang jam 02:33 dini hari, saya putuskan untuk mengupload chapter pertama dari fanfic ini sekarang saja hehe

Harapan saya sih nggak muluk-muluk, semoga saja kalian bisa menikmati membaca tulisan ini dan bersedia (jika tidak keberatan) untuk memberikan vote dan komentarnya :) pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak bukan? jangan kuatir deh, saya pasti jawab setiap komentar yang muncul di notifikasi akun saya kok ;))

Tak akan panjang lebar deh, saya ucapkan terima kasih mau mampir dan happy reading guys :)

blue_winter

06 September, 2000

Sekarang adalah pagi kedua Matt di kota kecil ini, kini ia tengah duduk di di meja makan dan masih mengenakan piyama, Matt baru saja menghabiskan sereal gandumnya, residu putih dari susu yang ia minum menghiasi bagian atas bibirnya, sementara itu ayahnya baru saja menutup panggilan telepon, Matt kira ayahnya membicarakan sesuatu tentang pengacara dan pengadilan dengan lawan bicaranya diujung gagang telepon. Beberapa kali suara ayahnya itu meninggi, seperti biasa yang ayahnya lakukan ketika marah.

"Dad, apakah itu Mom?" ucap Matt dengan suara yang mengayun.

"bukan" jawab ayahnya singkat ketika melintasi kursi Matt lantas duduk di kursi seberang Matt, ia mulai melahap sandwich dagingnya.

"apakah Mom akan kesini Dad? Kenapa kita tidak mengajaknya pindah bersama kita?" Matt tidak peduli sudah berapa kali ia melontarkan pertanyaan yang sama itu kepada ayahnya.

"berhenti berharap begitu nak, Mommy-mu bukan wanita yang baik" ujar si ayah sembari mengunyah sandwichnya.

Matt lalu terdiam, beberapa milidetik wajahnya menampakkan raut sedih dan putus asa, ia rindu kelengkapan keluarganya yang pernah ia cicipi sebelumnya, ia tahu apa yang tengah terjadi, ayah dan ibunya tengah menyelesaikan tahap akhir perceraian mereka, ibunya telah berubah sangat drastis semenjak ayahnya dipecat dari pekerjaannya, kehadiran lelaki lain itulah yang membuat berakhirnya kehangatan keluarga Matt, beberapa saat yang lalu Matt yakin jika ayah dan ibunya bisa saja kembali harmonis, hingga akhirnya ia menyerah pada harapannya, dan harapan itu benar-benar tenggelam ketika dua hari yang lalu saat ayahnya membawanya pergi untuk tinggal di rumah lama ayahnya di daerah pesisir pantai Darwin, Northern Teritorry ini.

"kenapa kamu tidak main keluar saja Matt, ayah dengar kawan ayah Carl, punya anak seusiamu, kalian bisa bermain bersama di pantai" ucap ayahnya.

"entahlah Dad" jawab Matt malas-malasan, sembari turun dari kursinya dan membawa serta robot transformer mainan yang ia bawa dari Sidney setahun yang lalu ketika ia, Daddy dan Mommynya pergi bertamasya.

"Dad, bisakah kita nonton TV saja?" ucapnya ketika mencapai ambang pintu menuju ruang tengah.

"kau bisa menonton sesukamu Matt" jawab ayahnya sembari menyeruput kopinya yang masih mengepulkan uap, sementara matanya menelusuri koran yang ia pegang dengan tangan kirinya, mengecek kolom iklan kali-kali ada lowongan pekerjaan di kota kecil ini.

"aku ingin menonton bersamamu" ujar Matt, ia sepertinya tengah merindukan saat-saat hari libur dimana ia dan ayah ibunya menghabiskan pagi dengan menonton DVD atau sekedar acara TV pagi hari.

"kau hanya tinggal diam dan duduk didepan TV Matt"

"tapi Dad"

"For God sh.. diam dan duduk manislah disana Matt, kau tahu ayah sedang sibuk mengurus sesuatu dengan ibumu" bentak ayahnya, nada suaranya meninggi, sementara koran digenggamannya dibanting ke meja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue NeighbourhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang