Pilu

50 7 1
                                    

Ailee masih diam menatap kepergian orang dari WM dan Reta yang menuju ruangan Dimas. Dia merasa cemas, apa yang akan pria itu lakukan sehingga dia rela mendatangi kantornya ini?

Ailee menghela nafasnya dan kembali memfokuskan dirinya ke komputer dihadapannya. Dia kembali mengotak-atik program di hadapannya.

"Araaaaa" panggilan itu membuat Ailee terperanjat, dia Fania teman dekat Ara di kantor ini.

Ailee mendengus kesal dan menyahuti ucapan Fania dengan gumaman saja. Fania tidak tinggal diam, dia menatap tajam pada sosok Ailee. Merasa diperhatikan Ailee memalingkan wajahnya menatap Fania.

"Apa ada sih Fan? Kalau mau makan ya sana, aku masih ada keperluan lain," sahut Ailee dengan datar.

"Yah Ara mah gak seru."rajuk Fania dengan muka melasnya.

Ailee hanya diam dan kembali memfokuskan pikirannya ke benda di depannya. Fania yang merasa diabaikan kehadirannya oleh Ailee itupun memutuskan untuk pergi.

***

"Tok...tok...tok..." suara ketukan pintu itu membuyarkan lamunan Dimas, dia mendongakkan kepala nya dan menyuruh orang yang di luar untuk masuk.

"Pak Dimas, ini ada tamu dari WM company." kata Olin salah satu sekertaris di perusahaan itu.

Dimas bergegas berdiri dan mempersilakan tamunya untuk duduk di sofa tempat menemui klien.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Dimas pada orang di hadapannya.

"Perusahaan kami sangat memerlukan bantuan dari perusahaan ini, kami ingin menjalin kerja sama dengan perusahaan ini, karena hanya perusahaan ini yang mampu membantu." kata Reno asisten Nicho.

Dimas diam mendengarkan penjelasan yang diberikan orang dihadapannya itu sambil memperhatikan kedua orang yang duduk di hadapannya.

"Perusahaan kami membutuhkan kerja sama ini, karena besok saya harus segera bertolak ke Inggris untuk mengurus perusahaan saya di sana." kata Nicho menjelaskan kedatangannya.

"Baiklah karena kalian sudah menyempatkan waktu kalian untuk datang kemari, kerja sama ini akan kami pertimbangkan dan kami akan menghubungi anda untuk kesepakatannya."kata Dimas tegas dan penuh pertimbangan.

"Baiklah terima kasih atas kesempatan yang anda berikan, kami mohon diri." ucap Nicho menjabat tangan Dimas disertai senyum bisnisnya.

Dimas menjabat tangan Nicho dan Reno sebagai kesopanan. Dia mengantarkan tamunya sampai ke depan pintu penghung antata ruangannya dan ruangan sekertarisnya.

Dimas menghela nafas dan segera menghubungi Ailee untuk segera menemuinya. Untuk kerja sama dengan perusahaan ini Dimas tidak bisa sembarangan karena perusahaan ini termasuk perusahaan besar yang berpengaruh.

****

"Ailee, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus menerima kerja sama ini?" tanya Dimas pada Ailee ketika Ailee baru saja mendudukkan dirinya di bangku di hadapan Dimas.

"Kak Dimas tenang, masalah itu biar aku saja yang menyelesaikannya, kakak makan siang aja gih sebelum waktu makan siang habis, aku gak mau punya karyawan yang gak tepat waktu." kata Ailee menenangkan Dimas.

Dimas segera berdiri dan bergegas keluar dari ruangannya diikuti Ailee. Mereka berpisah saat sampai di depan lift. Dimas masuk le dalam lift dan Ailee memilih untuk berjalan ke sebuah lorong yang jarang dilalui.

***

#Ailee POV

Aku merasa frustasi, hari ini masalah demi masalah silih berganti aku dengar. Kedatangan dari pihak WM company, itu bukan masalah pertama yang datang hari ini. Sebelumnya aku mendapat informasi kalau perusahaanku yang berada di Inggris mengalami masalah dan aku harus segera datang ke sana dan menyelesaikannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When the Love ComesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang