CHAPTER 1 (Revisi)

11.1K 490 15
                                    

Brak!!

"Apa! Gak pokoknya Prilly syantik ulala ini gak mau di jodoh jodohin! Prilly punya pilihan Prilly sendiri! Pokoknya gak ya ngak kalau dijodoh jodohkan!" Gadis yang bernama Prilly itu memukul meja dengan keras setelah tahu apa tujuan topik dari perkumpulan keluarga mereka ini.

"Prilly! Kamu ini gak ada sopan sopannya ya! Pokoknya kamu dijodohin!"

"Enak aja Prilly dijodoh jodohin! Kakak Mila aja tuh! Atau kak Michelle atau kak Lia! Kan mereka lebih bertanggung jawab!" Pekik Prilly gak terima sambil menunjuk nunjuk kakak nya.

Sedangkan para kakak hanya mengedikkan bahu tak acuh, bahkan Michelle meminum air putih dihadapannya dengan santainya.

"Ya masalahnya, bukan Prilly aja yang dijodohin! Tapi kakak-kakak mu juga dijodohin! Perjanjian kami tuh kalian nikah sekaligus supaya irit uang" ujar ayah Hendra dengan santainya, bahkan kelewat santai, sampai sampai Michelle yang sedang minum tersedak akibat ucapan santai ayahnya itu.

"Gila aja yah! Ini udah abad ke-21! Masa masih zaman jodoh-jodoh sih?!" Ujar Lia tak terima keputusan ayahnya.

Bahkan Prilly yang tadi nunjuk nunjuk kakak nya membeku diam, gak berkutik lagi, sedangkan kakak satunya lagi a.k.a Mila diam saja, dan duduk manis sambil memainkan handphonenya.

"Kak! Kok santai amat sih?!" Protes Michelle berusaha menyadarkan kakak nya yang sedang bersantai-santai.

Mila memutar bola matanya jengah, "Yah trus? Bakalan dicegah? Ya kali ayah bakalan setuju pendapat kita" ucapan Mila itu lebih terjurus ke sindirian untuk ayahnya, apalagi sifat tenang nya membuat para saudari Mila geram marah.

"Iya tahu, tapi kita harus bela diri juga dong, setidaknya ada pengorbanan untuk kita!" Tambah Lia dengan wajah memerah karna ucapan kelewat santai kakanya.

"Buang tenaga amat sih, bakalan nikah juga, karna kalian tahu sendiri, ucapan ayah gak bakalan bisa terbantahkan" jawab Mila sarkas, dan tak bisa diganggu gugat lagi.

Memang sifat santai Mila itu turun dari ayahnya, yang kalau ngomong, santainya itu kebangetan, bahkan pernah bunda mereka pengen mengurung ayahnya itu dikamar mandi karna gak tahan sama sifatnya.

"Ish menyebalkan!" Hanya satu kalimat dua kata itu yang keluar dari mulut Prilly.

Mila mengendikkan bahu nya tak peduli dan lansung cabut ke kamarnya.

Dan tentu karna tak mau lama-lama disana bersama ayahnya, para saudari Mila juga cabut dari sana menuju kamar Mila.

"Kak apa apaan itu sifat kakak kelewat tenang?" Tanya Michelle dengan sengit setelah dirinya mengunci pintu kamar.

"Lo pada coba pikir, emang ayah bakalan nurut ke kalian? Yang ada atm kalian di block dan gak bisa shopping ria lagi, ngerti gak sih?" Tanya Mila kesal sambil memoleskan bedak malam ke wajahnya.

"Hm benar juga yah" ujar Lia pikir pikir yang berbaring di ranjang Mila bersama Prilly disebelah nya.

"Ck! Tapi sifat santai lo itu bikin orang naik darah tau?!" Ujar Michelle dengan suara datar nya yang sedang duduk di kursi santai milik Mila.

Mila mengendikkan bahunya, "Kebawa dari lahir kali" dan melanjutkan aktivitas nya memoleskan krim bedak malamnya itu.

"Yaudah sih, yang penting gak gue aja yang bakalan dijodohin kayak perkiraan gue awalnya" ujar Prilly lengkap dengan senyum manis nya dan hal itu mendapati lirikan tajam dari ketiga kakak kesayangannya.

"Enak aje lu!"

*****

"Eh gimana kita kabur?!" Tanya Dika reflek setelah mendapat ide cemerlang dari otaknya.

Ricky yang merupakan saudara dari Dika menatapnya dengan tatapan datar, "Otak lu kemane? Gak mikir? Motor, atm, semua bakalan disita, dan kita gak bisa balapan lagi"

"Gue tau apa satu satu nya jalan keluar dari masalah ini" ujar Kevin yang sedang menatap langit-langit kamar Ricky.

"Apa? Wah tumben otak lu cemerlang bang!" Seru Ali heboh tiba-tiba.

"Jawabannya, satu aja sih, pasrah"

Ali yang tadinya sumringh berharap kakaknya dapat jawaban lansung datar wajahnya, "Gue tarik lagi kata-kata gue bilang otak lo cemerlang bang"

TBC

Bersaudara Nikah Bareng [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang