Bab 4

8.6K 310 3
                                    

"Lw jangan ketawa pokoknya denger cerita gw dan lw jangan bilang siapa-siapa." Ancam Tira.

"Iya Tiara Arsita, kenapa sih? Jangan bikin gw penasaran deh." Resti meyakinkan Tira. Resti tahu temannya yang satu ini memang agak sedikit tertutup tapi kalau sampai Tira bercerita padanya, itu pasti hal yang serius.

"Kok gw suka deg-degan ya kalau ada di deket Pak Raga?" Sejak Tira datang ke apartemen Raga, saat Raga meraih tangan Tira jantungnya mulai berdetak tidak karuan. Saat Raga membangunkan Tira, wajahnya hanya berjarak beberapa senti saja dari wajahnya semakin membuat jantungnya berdetak makin tidak karuan. Saat Raga datang ke kerja mejanya dan mengoreksi pekerjaan Tira, jaraknya dekat sekali sampai tercium aroma parfum Raga lagi-lagi jantung Tira berdetak tidak karuan. Mengapa setiap di dekat boss-nya itu, ia tidak bisa mengontrol detak jantungnya.

"Itu namanya lw tertarik sama dia, Ra. Lw failing in love." Tebak Resti.

"Suara lw jangan kenceng-kenceng Restiana Andita." Tira melotot ke arah Resti, Tira tidak mau seisi kantin mendengar ucapan Resti yang sangat tidak masuk akal. "Gw jatuh cinta sama boss gw? Kaya langit sama bumi tau, mana mungkin?"

"Ini nih yang nggak gw suka dari lw, kalah sebelum berperang. Tapi itu berarti lw normal."

"Maksud lw gw?" Tira mengernyitkan dahinya menangkap maksud Resti. "Sialan lw, Res lw pikir gw jeruk makan jeruk gitu?"

Resti tertawa, "Bercanda, Ra lagian lw nggak pernah ngenalin cowok lw ke gw."

"Ih dudul lw, Res jadi cuma karena gw nggak punya pacar, lw nganggep gw yang nggak-nggak. Lagian gw males aja pacaran, gw maunya cari calon suami bukan pacar."

"Iya Bu Tira sang seketaris boss."

"Apa gw ngundurin diri aja ya?"

"Ngapain sih lw masa gitu aja pake acara ngunduran diri segala."

"Lw nggak tau sih rasanya, kaya pengen meledak tapi nggak bisa meledak. Nggak enak kaya gitu terus."

"Yaudah lw nyatain aja perasaan lw, beres kan?"

"Gila kali lw, gw harus nembak Pak Raga gitu? Bisa dipecat gw. Apa gw lebih baik menghindar dari dia ya? Sebelum perasaan gw terhanyut lebih jauh lagi. Lebih baik sakit sekarang kan daripada nanti?"

"Kenapa lw pesimis gitu sih, Ra?"

"Ini bukan pesimis tapi realistis. Mana mungkin dia suka sama gw? Selama ini mungkin dia cuma nganggep gw bawahan doang, Res."

"Ya kalau menurut lw itu lebih baik, yaudah jalanin aja asal lw jangan ngundurin diri."

"Thanks, Res lw emang temen gw paling baik hati, tidak sombong dan rajin menabung." Tira merangkul Resti. "Yaudah semua makanan lw biar gw yang traktir."

"Kalau tau gitu tadi gw mesennya banyak tuh."

Tira hanya tertawa. "Besok temenin gw belanja dan ke yayasan yah?"

"Siap Bu Tira." Resti mengacungkan tangannya memberi hormat kepada Tira.

"Apaan sih lw, Res? Sumpah norak banget."

Jam sudah menunjukan pukul satu, waktunya Tira dan Resti kembali ke meja kerjanya masing-masing. Hati Tira sedikit plong setelah menceritakan semuanya kepada Resti. Ya, Tira harus menghindar dari boss-nya sebelum perasaannya terhanyut lebih jauh lagi. Lebih baik Tira sakit sekarang daripada nanti. Itu jalan yang terbaik daripada ia harus mengundurkan diri.

***



Sebenarnya Tira tidak suka acara outing seperti ini, terlalu ramai. Tapi acara outing yang diladakan setiap enam bulan sekali ini oleh perusahaan tempat Tira bekerja dan dihadiri semua karyawan dari semua kantor cabang yang ada di Jabodetabek, ada positifnya juga yaitu semua karyawan membaur menjadi satu sehingga menciptakan tim kerja yang kompak.

I Love My Boss !Where stories live. Discover now