Ini semua karena hipotesa konyol mama yang satu minggu lalu bilang kalau kemungkinan besar dia hamil. Gila memang, gimana bisa seorang perempuan hamil kalau dia belum pernah merasakan atau bahkan ingat dia pernah melakukan sesuatu yang bisa mengakibatkan kehamilan. Uhm... lagi pula... kalaupun waktu itu memang terjadi sesuatu antara dia dan Reza, nggak mungkin kan kalau dia bisa langsung hamil?

Tara pun mengigit bibirnya ragu. Sambil mengedipkan matanya beberapa kali, Tara pun akhirnya memutuskan untuk melangkah masuk kedalam apotek di hadapannya. Apapun itu, kalaupun dia hamil toh dia memang sudah menikah kan? Oh gila! Gue bahkan nggak pernah kebayang bakalan nikah, sekarang? Hamil?

“Cari apa mbak?” perempuan dengan rambut diikat dan poni khas ABG menatap Tara sambil tersenyum ramah.

“Test pack ada?”

“Yang merek apa mbak?”

“Adanya apa?”

ABG dihadapannya itu pun mengerutkan keningnya, kemudian menyodorkan tiga test pack pada Tara. “Kebetulan tinggal ada tiga merek mbak,” sahut dia. “Tapi yang paling sering di beli orang sih yang dua ini,”jelasnya sambil mendorong dua test pack pada Tara.

“Eh... tiga-tiganya aja deh,”

Dan beberapa menit kemudian, dia sudah berada di dalam toilet apotek dengan tiga test pack di hadapannya. Tara mengetuk-ngetukkan kakinya tidak sabar sambil menunggu hasil dari ketiga benda di tangannya. Okey.. sudah sesuai petunjuk kan, come...come..., batin Tara.

Tara terdiam. Oh..., harusnya dia seneng kan? Harusnya dia lompat-lompat bahagia setelah melihat jawaban si test pack itu kan? Tapi..., kenapa ada sesuatu yang terasa mengganjal?

Perlahan Tara memejamkan matanya. Dia pun menarik nafas dalam, sambil memasukan tiga benda itu kedalam tasnya. Tangannya pun mengelus pelan perutnya. Kenapa gue harus merasa kehilangan? Nggak pernah ada yang bisa hilang kalau bahkan nggak pernah ada apa-apa disini.

Yah, kayaknya hipotesa kacau mama udah bikin dia sedikit berharap kalau memang ada sesuatu disini yang bakal hidup bareng dia untuk sembilan bulan kedepan. Cheer Up Tara!! Teriak Tara dalam hati sambil melangkah keluar toilet.

*****

“Ini, youghurt leci pake rum sesuai pesanan,” sahut Reza sambil menyodorkan kantong plastik berwarna putih kehadapan Tara yang sedang sibuk dengan infotainment di hadapannya.

Tara menoleh pelan lalu tersenyum tipis sambil meraih kantong plastik yang disodorkan musuhnya itu. “Thanks,”

Reza menyipitkan matanya sambil menatap Tara bingung. Ada apa dengan nona super galak ini? Harusnya dia ngomel kan gara-gara gue bawain yoghurtnya telat??

Kemudian dia pun menggelengkan kepalanya mengusir pikirannya. “Cepet diminum, kata mama kalo orang ngidam nggak langsung di kerjain bakal ngeces anaknya,” goda Reza.

Simple PastWhere stories live. Discover now