TIGA BELAS

10K 418 4
                                    

Hai.....! Ih, ternyata saia rajin ya? udah ngapdet lagi aja....wkakakakaka..... XD


Dav baru saja hendak meletakkan ransel di kursi favoritnya, -ujung kanan paling belakang-, ketika tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya sehingga membuatnya melonjak kaget. Ia pun membalikkan badan dan melihat seorang laki-laki berperawakan sedang dan berkepala plontos sedang menyengir padanya. "Ngagetin aja loe, Lokos!" serunya kesal.

Lelaki itu tertawa kecil. "Tumben loe," ucapnya "kelas masih sepi, udah nongol aja. Biasanya loe kan baru datang kalau ibu susikuh yang tercintah udah mulai ngajar."

"Ya gitu deh." sahut Dav tak mau memberi tahu alasan kenapa pagi-pagi ia sudah berada dalam kelas. Karena siapa lagi kalau bukan gara-gara HerDer rese itu! Membangunkannya pagi-pagi dan memaksa mengantar ke kampus. "Eh, tumben loe wangi," Dav mengalihkan pembicaraan. Ia mengendus-endus lelaki di hadapannya, "tapi mandi nggak loe? Jangan-jangan cuma nyemprotin parfum doang!"

"Mandi dong!" sahut lelaki yang dipanggil Lokos oleh Dav. Ia sebenarnya memiliki nama asli Lukas Pratama Gunawan. Tapi karena kepalanya plontos alias tidak ada rambut sama sekali, Dav memanggilnya Lokos, yang menurut KBBI berarti gundul.

Tadinya Dav berencana meminta tolong si Lokos ini untuk berpura-pura jadi pacarnya yang sehati seiya sekata, tapi sepertinya HerDer rese itu tidak akan peduli dan tetap pada pendiriannya -tetap akan menikahinya-, jadi ia membatalkan rencananya itu.

Dan semalam ia juga sudah memutuskan, karena HerDer rese itu telah 'memerawani' pipi-nya sehingga mengakibatkan satu jerawat muncul, -bukan ia mempermasalahkannya, tapi, halo...! Dia itu tidak pernah jerawatan walaupun tidak rajin eh tidak pernah merawat wajahnya.

Tapi kenapa setelah HerDer rese itu menciumnya, satu jerawat kecil malah muncul menghiasi pipinya? Itu tanda kalau pipinya sudah dinodai kan? Karena itu HerDer rese itu harus bertanggung jawab! Jadi, sudahlah! Ia tidak akan memusingkan kepala, mencari-cari cara, yang pastinya sia-sia saja karena sepertinya menikah dengan HerDer rese itu adalah harga mati, yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Karena itu, mulai sekarang ia akan menjadi 'anak baik' yang menurut dan setuju-setuju saja menikah dengan HerDer rese itu. Tapi...hohoho...tentu saja ia tak akan membuat HerDer rese itu hidup tenang, lihat saja apa ulahnya nanti!

"Woy....!" Lokos alias Lukas menggoyang-goyangkan tangan di depan wajah Dav, "Kenapa loe mendadak bengong gitu? Terkesima karena gue mandi?" tanyanya "Biasa aja kali. Sekarang kan emang jadwalnya gue mandi!"

"Siapa yang terkesima?" Dav mencibir, "Ngaco aja loe!"

Lukas terkekeh. "Eh," ucapnya kemudian, "tapi loe juga koq wangi?" Ia mengendus-endus Dav. "Ngelanggar jadwal loe ya? Sekarang kan bukan jadwal loe mandi!" Wajahnya pun menjadi sumringah, "Asyik! Baso...! Loe harus dihukum--"

"Ogah!"

"Jangan curang loe, Davi!" seru Lukas, "Seharusnya kan hari ini--"

"Kalian berdua emang udah gila," celetuk seseorang di belakang mereka. "Mandi aja diributin. Pake jadwal, pake acara hukum menghukum yang melanggar segala. Tobat deh!"

"Sirik aja loe, Luv!" ucap Lukas, "Loe sih nggak mau ikutan, nggak bakalan dapet traktiran baso deh ntar siang."

"Gue..." Luvi menunjuk dirinya sendiri, "harus ngikutin jadwal mandi yang kalian buat? Nehi!" Ia menggelengkan kepala kuat-kuat.

"Tapi kita kan sobatan, Luvi!" ucap Lukas lagi, "Jadi harus kompak dong." Ia pun berpaling menatap Dav, "Bener kan, Davi?"

Dav hanya mengangguk.

Bratty Little BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang