Hardest Choice

4.3K 155 1
                                    


Vira POV

Capek banget weekend malah bantu-bantu di bakery. Malah nyokap belum pulang lagi. Gue mutusin buat ke supermarket bentar buat beli beberapa softdrink dan cemilan.
Gue sampe ke supermarket dan ngeliat sosok yang gue kenal lagi makan pop mie di depan supermarket. Supermarket ini memang menyediakan meja dan kursi di luar untuk sekedar menyesap kopi, makan mie atau nongkrong. Kak Doni.

Hati gue tiba-tiba berdebar banget. Karna sekarang dia lagi gak dalam penampilan nerd-nya. Bahkan dia lebih kece dari Mike! Dengan baju lengan panjang biru muda pas badan yang memperlihatkan badannya yang terpahat sempurna yang biasanya tertutup kemeja kebesaran dan dikancing sampai atas, rambutnya yang biasa disisir kebawah sekarang disisir rapi ke atas, dan mata yang biasa tertutupi kacamata besar kini terekspos seakan menyihir semua wanita untuk menatapnya.

"Gue gak habis pikir. Wajah dan badan bak pangeran sekaligus model gitu kenapa gak mau nikmati kekayaan ortunya aja." Gumam gue. Gue cepet-cepet bergegas masuk ke dalam supermarket pura-pura gak liat dia dan mengambil apa yang pengen gue beli. Setelah itu gue bayar ke kasir. Pas gue di kasir , gue liat ke luar. Dia masih di sana. Kayanya ada yang lagi dia pikirin. Ah masa bodoh..

Gue emang pernah deket sama Kak Doni. Tapi setelah gue tau kalo ternyata dia itu anak pemilik sekolah sekaligus putra sulung pemilik perhotelan terbesar nomor satu di Jakarta, dia jauhin gue.

Apa mungkin dia pikir gue cuma cewe matre yang pengen uang dia?
No.
Gue bukan pengen uang dia.
Gue cuma gak mau image gue dan keluarga gue rusak hanya karna gue ngejalin hubungan sama orang yang bisa dibilang gak punya apa-apa.
Gue emang dari kecil hidup dengan serba berkecukupan. Gue sendiri jelas gak mau jadi gembel atau gelandangan.
Tapi kalo dia terus-terusan jadi nerd dan jadi penjaga perpus doank. Ya gue males lah.

Tapi hati ini khianati gue.
Sekian lama hati gue genggam dia. Sialan!

Pilihan untuk hidup susah sama dia? Bukankah itu pilihan tersulit yang pernah gue ambil? Apa gue siap hidup susah? Tapi.. Hati gue..

Gue berusaha menjauh dari dia. Semoga aja dia gak ngeliat gue. Gue cuma gak mau aja hati gue nantinya makin khianati gue. Gue anti patah hati!!

"Hei!"

Dia manggil gue? Ha? Apa gue gak salah denger? Holly shit!
Gue balik badan dan liat dia. Gue ngerutin dahi gue.

"Siapa ya?"

"Sok pura-pura gak kenal. Duduk."

Astaga! Dia engga megang perusahaan aja, aura kekuasaannya terpampang banget. Beda 360° dari Doni nerd si penjaga perpus.

"Ada apa, Kak?"

"Gapapa. Pengen ditemenin aja."

"Lo kira gue cewe apaan?"

"Haha bukan gitu maksud gue. Gue cuma lagi bingung aja."

"Kenapa?"

"Apakah gue bisa dan pantes nerusin perhotelan bokap gue atau gak. Mau gimanapun, dia tetap bokap gue. Gue juga gak tega sama nyokap gue."

Dia curhat?

"Gini ya, gue sih cuma bisa kasih saran. Lo terima, syukur. Gak terima, yaudah. Lagian gue bukan siapa-siapa lo kan? Lo cerita ke gue, berarti lo percaya sama gue.

Menurut gue, nerusin bisnis bokap lo itu udah kewajiban lo sebagai putra sulung Gunawan. Seharusnya lo jadi Doni Gunawan, putra sulung pemilik sekolah gue dan perhotelan terbesar di Jakarta. Bukan jadi Doni nerd penjaga perpus di sekolah bokapnya sendiri.

Lo harus bisa jadi diri lo sendiri. Gue sendiri aja bakal nerusin perusahaan bokap gue. Karna gue sadar, guelah harapan mereka."

"Tapi.. Masih ada Mike. Dan.. Bokap n nyokap lebih sayang ke dia. Dia bahkan bebas. Dia bisa kuliah dengan jurusan yang dia suka. Gak kaya gue."

Don't Ever Say GoodbyeWhere stories live. Discover now