Claire de Lune

38.8K 1.1K 36
                                    

I. Claire~ 

Semua mimpi buruk ini bermula ketika aku bertemu dengannya, Dane.

"hei, Claire, apa yang kau lihat?" tanya Tara baru datang, Tara adalah sahabatku sekaligus teman sebangkuku di kelas. Kami sekolah di St. Angela High School.

"Uh, lukisan ini cantik sekali..." jawabku sambil menunjuk sebuah lukisan di majalah yang kupegang.

"Claire, lihat, sepertinya dia anak baru. Ah... cewek itu juga anak baru!". Tara menyenggolku dengan sikutnya.

Aku memalingkan muka sejenak ke arah yang ditatap Tara, "Ohh.." kataku tak tertarik.  

"Sepertinya mereka couple, ahhh... Dia benar-benar tipeku, sayang sepertinya yang disebelahnya itu pacarnya. Claire kau mendengarkan aku tidak?"

"iyaaaa... Setiap cowok yang tampan selalu menjadi tipemu kan, hhhh...". Tara memang mudah menyukai seseorang, yang penting sesuai dengan tipenya, tipe cowok sempurna.

"Aku normal tau, siapa yang tidak menyukai cowok tampan seperti itu. Kau saja yang aneh Claire." Tara mulai memonyongkan mulutnya.

"Hahahaha... aku normal Tara, hanya aku bukan orang yang suka tipe orang kebanyakan."

"Oh iya aku lupa tipemu terlalu tinggi, kayaknya kau tidak akan punya pacar kalau begini terus."

"aku tidak tertarik" jawabku pendek.

"oke oke, jangan marah Claire-bear." Katanya sambil menijiwit pipiku dengan kencang.

"awwwww...! sakit tau, dan berhenti memanggilku dengan sebutan Claire-bear!!!" jawabku sambil mengelus pipiku yang berubah menjadi merah.

"Hahahahaha.... eh, Claire, sepertinya tadi si anak baru melihat ke sini"

"Ya ampun Tara" aku hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Sayang dia tidak sekelas dengan kita, hei apa rencanamu liburan semester ini?" tanya Tara tiba-tiba dengan antusias.

"di rumah. Bagaimana denganmu?" tanyaku balik.

"Oh, kami akan pergi ke pulau Glasgow! Dan bla.. bla.. bla.."

Aku hanya tersenyum dan berpura-pura ikut antusias mendengar ocehan Tara, liburan selalu terasa menyebalkan. Apalagi liburan semester ini, 3 minggu, sepertinya akan terasa begitu lama. Kedua orangtuaku sudah meninggal, dan mereka meninggalkan warisan yang sangat-banyak. Sudah 2 tahun aku tinggal sendiri di sebuah rumah, lumayan jauh dari sini, di pinggiran Crest Forest. Satu-satunya orang, yang sekaligus menjadi waliku, Mr. Greg. Ia adalah pengacara keluargaku. Sebelum ini aku tinggal di sebuah panti asuhan. Ketika aku berumur 16 tahun, aku memohon kepada Greg agar diperbolehkan keluar dari panti asuhan tersebut dan tinggal sendiri. Kemudian ia memindahkanku ke kota ini, Jersey. Kota dimana dulu ayah dan ibuku tinggal, rumah yang sekarang aku tinggali juga merupakan rumah orangtuaku sebelum meninggal.

*** 

Hari pertama libur, seperti liburan biasanya aku menghabiskan waktuku dengan membaca buku di halaman belakang. Aku sudah mempersiapkan sebuah kasur gantung yang dipasang diantara dua pohon mapple, halaman belakang ini langsung menuju ke Crest forest, jujur saja aku tidak pernah berani masuk ke hutan yang kata penduduk di sini 'selalu gelap'. Tara berpikir aku sudah sinting ketika pertama kali tahu bahwa aku tinggal di rumah di pinggir Crest forest. Tapi aku menyukai rumah dua lantai ini, terutama ketika aku mengetahui bahwa orangtuaku pernah tinggal disini. Rumah kecil dan agak terlalu mewah bagiku.  

'aah.. nyaman sekali disini.' Kujatuhkan sebelah kakiku dari kasur gantung sambil menggoyangkan pelan, aku melanjutkan membaca 'Wuthering Heights' sambil menikmati angin yang berhembus pelan dari Crest forest. Lama-lama mataku terasa berat, akhirnya aku memutuskan untuk memejamkan mataku sebentar.

Claire de LuneWhere stories live. Discover now