Fall.

8.2K 351 20
                                    

-Jimin Pov-
Sudah 8 tahun aku kenal dengannya, berada di sisinya, bahkan jadi tempat curhat yeoja manis berpipi chubby yang ada di hadapanku saat ini. Jujur saja aku sebenarnya sebal mendengar ceritanya soal namjachingunya itu, namun aku senang melihat ekspresinya yang manis itu. Hingga suaranya membuyarkan lamunanku

"Jiminnie~ kau melamun lagii? Kali ini apa yang kau lamunkan? "Tanyanya dengan wajah imutnya."Aah, aniyo minhae-ya. Aku hanya memikirkan tugas desainku"jawabku. Ya nama yeoja itu ialah minhae, Lee minhae. Orang pasti mengira kami pacaran, tapi kami hanyalah sahabat yang sudah seperti dongsaeng dengan oppanya. Umur kami hanya beda 1 bulan dan kami lahir di tanggal yang sama. Hanya saja aku lebih tua darinya."Jinjja? Hanya itu?"tanyanya lagi"Ne. Hanya itu. Sampai mana kita cerita tentang namjachin mu?"tanyaku padanya"Aah, aku hampir saja lupa. Jadi Joosuk oppa akan mengajakku kencan nanti. Dia romantis bukan?? Sengaja meluangkan waktu luang untukku, meskipun kami beda kuliah dan jarang chat karena tugas menumpuk, tapi ia masih meluangkan waktunya untukku"jelasnya dengan ekspresinya yang sangat manis dan hanya kulihat ketika ia membicarakan namchinnya itu.

"Yaa, aku bersyukur ia menjagamu dengan baik"jawabku singkat menahan sakit di hatiku. "Aww jiminnieku~ kau baik sekalii. Aku beruntung punya sahabat sepertimu"ucapnya dengan seulas senyum manisnya.'tapi masih beruntung lagi namja bernama kim joosuk yang menjadi namchinmu'ucapku dalam hati. Aku pun melihat hpku dan meyadari sudah pukul 6 sore. Sekitar 4 jam sudah aku di apartemen Minhae dan aku segera berpamitan untuk pulang."hati-hati jiminnieku, jangan lupa makan malam yaa!!"ucapnya antusias dan kubalas dengan senyuman terbaik yang bisa kuberikan

-Minhae pov-
Aku memperhatikan punggung namja berbadan kekar itu menghilang di belokan sana. Aku sungguh beruntung memiliki sahabat seperti dia. Ya seperti Park Jimin. Yang ada pada saat aku sedih ataupun senang. Hanya ia yang selalu ada ketika semua orang meninggalkanku. Akupun kembali memasuki apartemenku. Ya aku hanya tinggal sendiri disini, di Seoul demi melanjutkan pendidikanku. Sedangkan orangtuaku berada di Busan, begitu juga dengan jimin. Kami adalah teman semenjak SMP kelas 1 hingga sekarang dan rumah kami bersebelahan. Ia merupakan sahabat sekaligus orang yang kuanggap oppaku sendiri. Lihat saja bagaimana ia peduli padaku. Menyadari janjiku dengan joosuk oppa, aku langsung bergegas mandi dan berdandan. Aku mengenakan dress selutu berwarna baby blue dan wedges berwarna cream kecoklatan. Tak lupa kardigan rajut berwarna putih dan sling bag berwarna putih yang sudah tersampir di bahu kananku. Jam menunjukkan pukul 6:50 dan akupun segera berangkat menuju cafe yang selalu kudatangi bersama joosuk oppa. Aku segera memanggil taksi, dan hanya butuh waktu 30 menit karena jalanan tak semacet biasanya. Aku sampai dan memilih tempat yang menjad spotku bersama joosuk oppa. Aku sudah menunggunya selama 30 menit dan akhirnya ia datang, namun.. ia bersama seorang yeoja yang sedang merangkul tangannya. APA YEOJA?! MERANGKUL TANGAN?!? Kupikir aku salah orang. Namun nyatanya tidak. Ia memang bersama yeoja itu. Siapakah yeoja itu?

-Jimin pov-
Jam menunjukkan pukul 7:35 malam. Aku tak bisa berpikir desain seperti apa yang kubuat untuk tugas dari jo ssaem. Akupun memutuskan pergi ke cafe di dekat apartemen minhae. Karna cuma cafe itu yang berada di dekat apartemenku dan minhae. Akupun segera mengambil hoodie hitam kesayanganku dan aku berjalan menyusuri jalanan kota Seoul yang sudah mulai lengang. Sesampainya di cafe, aku duduk di bar cafe dan memesan espresso hingga aku menyadari bahwa Minhae juga ada di cafe ini ketika aku melihat kearah spot favoritnya dengan joosuk. Tapi ia sendirian tanpa joo suk.'dimana joosuk'pikirku. Tepat saat aku berpikir begitu, pintu cafe terbuka dan Joosuk memasuki cafe bersama seorang yeoja yang merangkul tangannya. Aku yang terkejut refleks melihat ke arah Minhae. Dan seperti yang kuduga, Minhae sama terkejutnya sepertiku. Aku mengetahuinya dari tatapan matanya yang lurus dan membulat dan tanpa senyuman manisnya itu. 'Siapa yeoja itu?' Pikirku dalam diam.

-joosuk pov-
Aku sampai di cafe kesukaanku. Ani, kesukaan kami, aku dan yeojachinku. Tapi sebentar lagi ia akan berganti status. Bukan, bukan menjadi calon istri, tapi menjadi mantan yeojachinku. Aku sudah bosan dengannya, bukan karena ia kecentilan atau semacamnya. Tetapi karena aku bosan dengan gayanya yang biasa saja. Dan aku telah menemukan penggantinya yang lebih cantik. Aku berjumpa dengannya di kampusku. dan dia adalah teman sekelasku di jurusan hukum. Namanya Yoon Hye Sun, ia yeoja yang membuatku berpaling dari Minhae. Dan aku sekarang membawanya bersamaku agar hubunganku dengan Hyesun bisa kujelaskan pada Minhae. Dan ternyata ia sudah berada di spot favorit kami. Dan aku melihatnya dengan tatapan terkejutnya melihat Hyesun menggelayut di tanganku. Maafkan aku Minhae, aku sudah bosan denganmu.

-Jimin pov-

Aku mengamati apa yang akan terjadi pada kedua sejoli itu dan seorang yeoja yang 'mengganggu' tangan joosuk. Aku terus mengamati yang terjadi dibalik meja bar yang tak kelihatan dari meja sana yang sepertinya terjadi keributan disana. 'Apa yang terjadi sebenarnya?'batinku bertanya. Belum sempat aku menemukan jawabannya aku segera berlari ke arah keributan yang sedang terjadi.

-Minhae pov-

Aku masih memandang joosuk yang sedang berjalan kearahku bersama yeoja yang bisa dibilang cantik. 'Apakah ia sepupunya joosuk oppa?? Mengapa ia tak pernah cerita padaku' batinku, masih memandangi joosuk oppa yang sekarang sudah ada di hadapanku. "Oppaa!!" Panggilku manja, namun aku merasa ada tatapan yang sangat menusuk dari si yeoja cantik itu. "Chagii~ siapa yeoja ini? Apa jangan2 dia yeojachinmu yang membosankan itu?"ucap si yeoja itu. APA?!? MEMBOSANKAN?!? AKU?!? dan lagi.. apakah ia memanggil joosuk oppa dengan sebutan CHAGI?!? Ketika aku ingin menjawab perkataan yeoja bermulut pedas itu, joosuk oppa angkat bicara, dan jawabannya tak seperti yang kuharapkan."Ne, Hyesunnie~ ia yeojachin ku yang membosankan itu. Tetapi sekarang ia bukan yeojachinku lagi. Minhae-ya, kita putus. Aku sudah bosan denganmu"jelas joosuk oppa. Aku pun hanya bisa terdiam. Entah darimana aku mendapat kekuatan untuk menjambak yeoja bermulut cabe(?) Itu dengan kuat."DASAR KAU WANITA MURAHAN! CARA SEPERTI APA YANG KAU PAKAI HINGGA MERUBAH NAMJACHINKU, EOH?!?"Teriakku dengan ganas tepat di depan mukanya. Air mataku sudah mengalir tanpa izin dan aku masih menjambaki si yeoja centil ini."MINHAE-YA!JAUHKAN TANGANMU DARI YEOJACHINKU"Teriak joosuk oppa, namun tak ku hiraukan dia. Ketika aku melihat tangan joosuk oppa mulai terangkat dan siap menamparku, aku segera menutup mataku menahan sakit yang akan hinggap di pipiku. Namun sakit itu tak kunjung datang. Akhirnya aku membuka mataku dan melihat jimin sedang menepis tangan joosuk oppa.""YAA! KAU NAMJA ATAU BANCI?!? BERANINYA KAU MEMUKUL YEOJA TAK BERSALAH SEPERTI MINHAE! HARUSNYA KAU MALU PADA DIRIMU SENDIRI!"Teriak jimin pada joosuk oppa. Ia langsung menarikku sangat kuat keluar dari cafe tersebut

-Jimin pov-

Aku tak bisa menahan emosiku lagi. Bisa2nya ia hampir menampar Minhae. Itu yang ia sebut cinta?!? Tau begini aku tak mengijinkannya menjadi namchinnya Minhae. Aku sadar aku terlalu kuat menarik tangan minhae. Aku segera melonggarkan genggaman tanganku. "Jimin.."panggilnya lirih. Akupun menoleh kebelakang membalas panggilannya. "Bisakah kau menginap di apartemnku malam ini? Aku sedang butuh teman cerita"pintanya dengan lirih. Akupun segera mengiyakannya."Ne, Minhae-ya. Aku akan mendengarkan semua ceritamu malam ini. Aku ingin beli eskrim, kau mau?" Tawarku padanya sekaligus menghiburnya. "Gomawo Jimin-ah. Boleh jika kau tak keberatan" balasnya dengan senyum terpaksa. Akupun membeli es krim dan kami berdua berjalan dalam keheningan. Aku tak tau harus melakukan apa saat ini. Jadi kupikir biarkan saja diam seperti ini dulu selagi aku memikirkan cara untuk menghiburnya dan mengembalikan senyumannya yang manis itu.

-TBC

Vomment please^^ maaf jika ff ini jelek, pendek, gaje, dst.. karena ini ff pertamaku jadi harap maklum.-.

Gomawoo for reading^^

Fall (jimin fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang