Akashitsuji _ My Naughty Butler

31.8K 732 16
                                    

Assassination Classroom

Karma x Nagisa

Nagisa POV

Sinar matahari pagi yang menerobos celah tirai jendela kamarku membangunkanku dari tidur nyenyakku. Suara langkah kaki yang mendenkat terdengar sayup di telingaku. Aku berusaha merapatkan tubuh pada selimut untuk menghalangi silaunya sinar matahari. Sayangnya selimutku direnggut dan tirai jendela dibuka lebar-lebar membuat mataku mengerjap silau. Kupandang wajah butler yang telah dengan lancangnya mengganggu tidurku. Sementara aku sedikit mengerucutkan bibir tanda protes, dia justru menyeringai jahil padaku.

Akabane Karma sudah menjadi butler pribadiku semenjak umurku 5 tahun. Dia lebih tua 3 tahun dariku. Karena aku adalah anak satu-satunya, jadi Karma-kun sudah kuanggap sebagai kakak sekaligus sahabatku. Sayangnya Karma-kun sangat suka menjahiliku saat tak ada yang melihat. Tapi dia bersikap luar biasa dingin di hadapan orang lain. Benar-benar serigala berbulu domba.

"Ohayou, Nagisa-sama."

Karma-kun tersenyum padaku dan hanya kubalas dengan memutar bola mata. Demi apa! Hari ini hari minggu dan ini masih pukul 7 ditambah orangtuaku sedang keluar kota jadi aku ingin bersantai seharian.

"Ohayou, Karma-kun."

"Hmm, anda terlihat semakin manis saat merajuk."

Sekali lagi aku memutar bola mataku mendengar kata-kata Karma-kun.

"Air hangatnya sudah siap. Mandilah."

"Ne, Karma-kun. Kau tau hari ini hari apa?"

"Hmm, tentu. Hari minggu. Memangnya kenapa?"

Karma-kun memandangku penuh tanya. Oh, lagi-lagi dia ingin mempermainkanku. Aku bangkit dan mulai melangkah menuju kamar mandi.

"Tidak, hanya saja aku ingin melakukan sesuatu yang belum pernah kulakukan. Apalagi tidak ada ayah dan ibu di rumah."

Aku menoleh ke arah Karma-kun yang berada 2 langkah di belakangku.

"Menurutmu apa yang bisa kita lakukan hari ini?"

Karma POV

Dia menoleh dan bertanya seperti itu padaku dengan penampilan bangun tidur yang seperti itu, benar-benar membuatku bingung harus menjawab apa.

Rambut sewarna langitnya berantakan, kerah kemeja putih yang dikenakannya turun hingga memperlihatkan kulit putih bahu kanan dan leher jenjangnya, kemejanya yang hanya sepanjang setengah dari pahanya membuat kaki dan sebagian pahanya terekspos, ditambah dengan mata biru cerah dan bibirnya yang merah, benar-benar penampilan yang menggoda iman.

Sudah lama aku menyimpan perasaanku terhadap Nagisa, tuan mudaku yang polos (meskipun terkadang dia bisa berubah menjadi licik). Aku tahu perasaan ini terlarang. Selain karena dia adalah majikanku, kami juga sama-sama laki-laki.

Tapi, kurasa aku sudah tak bisa menahannya lagi. Sebuah ide nakal muncul di kepalaku. Kutatap bola mata sebiru langit itu sambil menyunggingkan senyum terbaikku.

"Anda menanyakan pendapat saya?"

"Umh"

Aku berjalan menghampirinya. Nagisa menatapku bingung. Saat sampai di hadapannya, kusentuh pipinya lembut. Perlahan, tanganku turun menyentuh bibir merahnya. Nagisa masih menatapku bingung, menunggu jawabanku. Sementara tangan kananku memegang dagunya membuatnya mendongak, tangan kiriku memegang tengkuknya membuat jarak kami menjadi 0 cm dan bibir kami pun bersentuhan.

Senyum tipis terbentuk dibibirku ketika melihat matanya yang membulat karena syok. Tangannya mulai bergerak mendorongku, tapi sia-sia karena tenagaku lebih besar.

Butler and Master (series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang