Mochi & Kiddo

30 0 0
                                    

"Terus gimana caranya supaya dapat data yang konkrit?"

Yang bertanya itu aku, cowok ganteng dengan ukuran tubuh... err lupakan. Itu satu hal itu yang paling nggak pernah bisa kusyukuri dalam hidup ini. Raksasa yang ada di depanku ini bernama Rangga, dengan muka datar ia menunduk kearahku.

"Statistik, entah caranya kamu pake kuisioner atau yang lain.."

Aku melengos. "Ribet..."

Aku berjalan mundur di lorong kampus, berada sedikit lebih di depan dari Rangga yang bertubuh 178 cm dengan perawakan berisi, persis seperti tukang pukul.
Dan di saat itulah aku akhirnya tau gimana rasanya jantung hampir lepas, yah secara kiasan tentunya.

"Kakaaaaak!!!"

Diawali dengan lengkingan, kemudian disusul dengan pelukan dari belakang membuatku terkejut kaget. Sepasang tangan mungil melingkari tubuhku dan mencengkram erat sampai aku merasa sesak.

"Mochi?"

"Ehee..."

Sesosok tubuh mungil dengan senyuman lebar tersungging ketika aku menoleh siapa makhluk yang sedang menyerangku. Aku kenal wajah itu, pipi tembem itu, senyum jahil itu. Dia adik, uhuk!, beneran adik kelasku semenjak SMP dahulu. Dan dia ada di sini, menggenggam pinggangku? Hee?

"Chi, kok kamu ada di sini?" ucapku sambil melepaskan pelukannya dan memegang kedua lengannya. Mata kami hampir sepantaran.

"Kan aku kuliah disini juga, kak!" ucapnya sambil menunjukkan bandana merah dengan logo jurusan Arsitektur yang diikatkan di lengan kirinya.

Aku terdiam. Bagaimana bisa aku nggak menyadari kehadiran Mochi di jurusanku sendiri? Di gedung sama dengan aku sendiri?

"Ehem!"

Aku menoleh. Astaga aku lupa kalau Rangga juga ada di dekatku sambil menunjukkan senyum usilnya. Aku juga akhirnya sadar bahwa beberapa maba yang kulihat dengan jurusan yang sama juga berada di belakang Mochi sambil ketawa cekikikan.

"Eh, Ga. Kenalin ini, Mochi. Bukan, Echi." Ucapku terbata-bata.

"Kok gugup gitu, Kid?" jawabnya sambil tertawa kecil. "Kenalin, Rangga."

Tangan Rangga terulur ke Mochi yang berada di sebelahku sedang menggelayut. Tangan kanan Mochi kemudian menyambut tangan Rangga untuk bersalaman.

"Udah jangan lama-lama!" ucapku melerai jabatan tangan Rangga.

"Ciyee yang cemburu," Rangga tertawa. "Bisa juga kamu cemburu gitu, Kiddo!"

Aku langsung mengerling marah. Lagi-lagi Rangga memanggilku dengan nama itu.

"Kiddo?" guman Mochi sambil memasang muka bingung. "Kok Kiddo?"

"Ah itu... lup-"

"Karena tubuhnya kecil, yang lain manggil Eki dengan nama Kiddo, anak kecil..." sela Rangga langsung.

"Kampret lu , Ga!" hardikku kesal.

Mochi terkekeh. "Ehee, Kiddo... Kiddooo..." ucap Mochi nyengir sambil mengelus-ngelus kepalaku.

Astaga Mochi! Harusnya kamu sadar kamu juga seperti aku, sama-sama berperawakan pendek seperti anak kecil!

* * *


Ehem! Namaku Eki, Eki Andrawarman, cowok cakep dengan berbagai kelebihannya, dan tentu saja dengan kekurangannya, contohnya yang paling konkrit adalah kekurangan tinggi badan. Please, aku sudah 19 tahun! Tapi 160 cm itu tergolong pendek untuk ukuran cowok, bahkan untuk ukuran cewek itu termasuk pendek juga. Can i say it's my curse?

Daaaan hadirlah mochi, err bukan, Echi.

Nama lengkapnya sebenarnya adalah Citra Suswono, tapi untuk aku sendiri, uhuk!, panggilanku ke dia adalah Mochi. Karena kulitnya putih bersih, dengan pipi tembem yang sering berwarna merah ketika dia malu, marah, ataupun kelelahan.

Aku sekarang sedang berkuliah di universitas swasta terkenal di suatu kota besar. Sangking besarnya, kota tempat aku berasal hanya berukuran 1/3 nya.
Aku sekarang sedang menjalani semester tiga di jurusan Arsitektur.

Aku dan Mochi terpaut umur tiga tahun, tapi bagaimana bisa dia sekarang menjadi maba di jurusanku? Simpel, Mochi dua kali masuk kelas akselerasi di SMP dan SMA nya. Gitu-gitu Mochi itu otaknya encer, lho! Kecil-kecil cabe rawit!

"Dan cerita sekarang kenapa kamu bisa ada disini?"

Aku sekarang duduk berhadapan dengan Mochi di cafetaria yang berada di tengah-tengah areal universitasku. Jam masih menunjukkan jam 10 pagi, masih terlalu pagi untuk waktu istirahat sehingga cafetaria areal dalam yang notabene area no smoking masih terlihat sepi.

"Aku minta Ayah untuk kuliah di sini juga, Kak"

"Tapi kok Ayah nggak ngasih tahu aku dulu?"

Oke, sebelumnya mesti kujelaskan satu hal dulu. Aku sudah kenal Mochi dari masa SMP, sehingga aku juga kenal orang tuanya juga. Ayah Mochi yang masih energik dan kelihatan muda memintaku jangan memanggilku dengan om atau bapak, Beliau meminta aku memanggilnya dengan panggilan Ayah.

"Sengaja..." balas Mochi sambil menjulurkan lidahnya. "Echi minta Ayah supaya nggak ngasih tau Kakak kalo Echi kuliah disini. Ayah khawatir sih tapi Echi bilang mau kasih kejutan ke Kakak. Tapi Kakak nggak peka banget yah, adeknya ada kuliah di sini tapi sama sekali nggak sadar."

Aku menghela nafas. "Bagaimana bisa aku tau ada anak kecil kuliah disini.."

"Kakaaak!" hardik Mochi cemberut imut. "Kakak juga kayak anak kecil gitu, kok! Enak aja bilang Echi kayak anak kecil!"

Mochi menggembungkan pipinya sambil membuang muka. Astaga, aku kangen wajah itu! Wajah ngambeknya yang dari dulu dikeluarkannya ketika ia sedang kesal dan marah kepadaku.

Hey Chi, did you know i miss you?

"Ciyee ada yang pacaran, masih pagi, euy!"

Beberapa teman seangkatanku melintas dan dengan wajah iseng menggodaiku. Aku cuma tersenyum masam. Untung saja mereka hanya melintas untuk membeli minuman, dan setelah itu setelah tertawa sedikit pergi lagi.

"Kamu tinggal dimana, Chi? Ngekos?"

Mochi menyudahi acara ngambeknya, menoleh denganku dan berbicara lagi dengan riang. "Iya, Kak. Di jalan Batik Tulis."

Deket. "Terus, kalo ke kampus jalan kaki?"

"Iya dong! Echi kan udah kuliah, nggak boleh manja lagi kata Ayah."

"Awas loh entar diculik..."

"Kakak ihh!"

Handphone Mochi yang diletakkan di atas meja berkedip dan bergetar pelan. Ada pesan masuk.

"Kak, Echi kuliah dulu yah. Kata temen dosennya sudah masuk." Ucap Mochi sambil menyandang tasnya. "Entar anterin Echi pulang ya, Kak! Dadaah..."

Mochi langsung mengeluyur pergi. Tunggu, jam berapa kamu pulang, Chi?


---
Eng ing eng...
TBC
Dilanjut pas ada kemajuan di LC...
(;・∀・)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 19, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Eyes, Nose, LipsWhere stories live. Discover now