Namaku Januarta Ardigantara.
Aku lahir dari keadaan yang tidak pernah kupilih, dan tumbuh dari hari-hari yang menuntutku kuat sebelum waktunya.
Di sekolah, aku belajar bahwa suara tawa bisa melukai lebih tajam daripada pukulan.
Mereka menertawakan seragamku yang kusam,
rambutku yang tak pernah benar-benar patuh pada sisir,
dan caraku berjalan yang selalu ingin cepat sampai bukan karena terburu-buru,
melainkan karena ingin segera menghilang.
Aku anak panti asuhan.
Aku terbiasa hidup cukup, namun jarang berlebih.
Aku terbiasa berbagi, bahkan ketika yang kumiliki hanya sisa.
Setiap sore, ketika bel pulang berbunyi, aku tidak pulang ke rumah.
Aku pulang ke kewajiban lain yaitu bekerja, menukar tenaga dengan waktu, menukar lelah dengan harapan kecil yang kusembunyikan rapi di dada.
Aku tidak ingin menjadi hebat.
Aku hanya ingin suatu hari nanti,
orang-orang bisa memandangku tanpa meremehkan, tersenyum tanpa kasihan,
dan mempercayaiku tanpa ragu.
Aku ingin menjadi abdi negara, bukan demi seragam atau kebanggaan, melainkan agar hidupku memiliki arah, agar kehadiranku berarti bagi orang lain.
Jika suatu hari kau melihatku berbeda,
ingatlah satu hal:
aku tidak berubah untuk membalas dunia.
Aku berubah agar dunia berhenti melukaiku,
dan agar aku bisa berdiri dengan kepala tegak,
dan senyum yang akhirnya milikku sendiri.
ESTÁS LEYENDO
Januarta Adirgantara
De TodoDi sekolah, Januarta Ardigantara hanya dikenal sebagai anak culun dari panti asuhan yang mudah ditertawakan, mudah diabaikan. Bullying membuatnya belajar satu hal; diam tidak selalu menyelamatkan. Ia memilih keluar dari panti, menyewa kamar kost, da...
