1

78 23 9
                                        

Pluk!

Seokjin melempar kunci mobilnya ke atas meja. Ia lalu duduk lemas sambil memijat keningnya yang terasa sangat berat. Nafasnya baru saja terasa stabil setelah di perjalanan tadi dadanya sangat sesak. Apa yang akan ia lakukan tadi, benar-benar tak pernah sedikit pun singgah di dalam otaknya jika saja sang paman tak berbuat curang padanya.

 Apa yang akan ia lakukan tadi, benar-benar tak pernah sedikit pun singgah di dalam otaknya jika saja sang paman tak berbuat curang padanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Iya, pamamnya dari sang ayah telah menipunya. Dia berbuat jahat di belakang Seokjin selama bekerja dengannya. Setelah kematian kedua orangtuanya karena sebuah kecelakaan, Seokjin remaja diurus oleh sang paman. Dia dibesarkan dan dididik layaknya anak sendiri. Seokjin juga diajari bisnis oleh sang paman hingga akhirnya ia bisa sesukses sekarang. Itu mengapa, pamannya merasa ikut andil juga dalam kehidupan Seokjin, dan terlebih karena memang serakah, lelaki tua itu tega menelikung Seokjin. Dia mengambil semua saham dan perusahaannya, membuat Seokjin bangkrut.

"Hufft..."

Seokjin menghela nafas.

Memikirkan hari esok tanpa pekerjaan dan kehidupan yang layak, membuatnya terpuruk. Ia benar-benar ingin mati saja rasanya. Meski tak semua aset diambil oleh sang paman, tapi tetap saja, perusahaan itu adalah satu-satunya aset yang dia dapatkan langsung dari sang ayah. Tanggung jawabnya yang besar, membuat Seokjin menyesal karena tak bisa menjalankan amanah dari ayahnya itu.

Seokjin kembali menangis. Pukulan telak karena tak jadi pergi dari dunia ini, menambah berat hatinya.

Jika saja lelaki itu tak menariknya, mungkin saat ini, Seokjin sudah menyusul kedua orang tuanya ke alam baka. Sekarang, Seokjin harus menyusun kembali rencananya. Hidupnya yang sudah hancur berkeping-keping ini harus kembali ia susun agar rapi dan bermakna. Tapi bagaimana caranya? Yang ia tahu saat ini hanyalah melepaskan semua beban ini ke udara. Membiarkan kesunyian dan keabadian menelan tubuhnya tak bersisa.

Seokjin bangkit dari kursi. Berjalan gontai menuju kamar, lalu melemparkan dirinya sendiri ke atas tempat tidur. Memejamkan matanya rapat-rapat.

.
.
.

Setelah kejadian mengerikan tadi, Jungkook terdiam di rumahnya, sendirian. Duduk di kursi makan yang kemarin baru saja ia pakai makan malam bersama sang ayah. Matanya mengedar, menatap setiap sudut rumah tang membawanya pada kenangan manis juga pahit secara bersamaan.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 3 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Behind Your LuckWhere stories live. Discover now