Chapter 1

25K 263 9
                                    

Entah kenapa, gue heran bgt sama keyboard Sony. Recet bgt sumpah kalo dipencet-_-terlanjur donlot wattpad di Sony sih. Coba Di iphone gue;( kan resep noh keyboardnya. Jadi maaf kalo ada typo gitu ya:))

Nathan POV

'Dia begitu cantik'
Ada satu murid disekolah ini yang sangatku kagumi. Aku memujanya. Dia gadis yang baik, pintar, kaya, dan cantik sekali. Tuhan, terimakasih kau telah menciptakan malaikat tak bersayap dihadapanku.

Patricia POV

Aku sangat heran, mengapa para gadis sangat mengagumi Nathan. 'Hey! He just ordinary boy!'
Jangan karena dia tampan, kaya dan terkenal, gadis-gadis norak ini hampir semuanya mengagumi Nathan.
Oh tuhan....
Mengapa aku jadi sangat membenci Nathan?
Kenapa?
Dia tak pernah berbuat kesalahan kepadaku. Namun kenapa, rasanya aku benci sekali kepadanya.

**

Pukul 05.45
Alarm dimeja belajarku berbunyi. Jarak antara tempat tidurku begitu jauh dari meja belajarku.
Ya, kamar ini terlalu besar untukku. Aku pun langsung mematikan alarm itu dan langsung beranjak kekamar mandi yang tempatnya menyatu dengan kamarku. Dengan mata yang masih sedikit terpejam aku mulai membuka pintu kamar mandi. Dan aku mulai melakukan ritualku setiap pagi, kecuali minggu pagi.

**

Kubuka pintu lemari bajuku dan mulai mengambil seragam putih bertuliskan 'Dyxifall Senior HS'. Dengan rok diatas lutut bermotif kotak-kotak dan berwarna merah. Kupakai semua seragam itu. Sebelumnya, tidak lupa aku menyemprotkan body mist ketubuhku. Agar aku wangi 24 jam. Kemudian kuraih rompi berwarna hitam dan terdapat lencana bertuliskan 'Dixyfall SHS'. Dan aku keluar kamar dan turun untuk sarapan.

**

Sekolah.
Brukkk...
Kurasakan tubuhku ditabrak oleh seorang murid sini.
Buku ku jatuh berantakan.
Dengan bermalas-malasan, aku pun mendongak keatas untuk melihat siapa yang menabrakku barusan.
Nathan...
"Maafkan aku nona manis"
"Sekarang pukul 06.25. Apa masih terlalu pagi untukmu melihat?" ucapku penuh hina.
"Seharusnya, kau harus berterimaksih kepadaku karena telah menabrakmu" jawab Nathan dengan senyuman kecil.
"Jangan membuang-buang waktuku!" ucapku sembari membereskan buku-buku ku dan ingin beranjak pergi.
"Tunggu Pat" seru Nathan sambil memegang tanganku.
"Apalagi?"
"Temui aku saat istirahat ditaman selatan. Don't miss it" ucap Nathan. Dengan raut muka yang begitu sayu dan menatapku. Tuhan... Tatapannya begitu menyiksaku. Sangat menggoda dirimu, Nathan.

**

Bell istirahat pun berdering.
Aku pun langsung menuju taman selatan.
Dan aku menemui sesosok lelaki tampan.
Nathan.

"Ada apa?"

"Kemari kau Patricia"

"Untuk apa?"

"Hari ini begitu dingin, bisakah kau memelukku sebentar saja?"

Degggg...

Memeluk Nathan?
Kubayangkan diriku sedang memeluknya. Begitu wangi.

Nathan POV

Aku melihat wajah Patricia sangat pucat. Aku tahu kalau dia gugup berhadapan denganku. Dari 3.789 murid, akulah lelaki tertampan disekolah ini.
Bibirnya yang begitu merah. Tanpa lipstick. Sangat menggodaku. Ingin sekali ku melumatnya. Dicuaca yang dingin, aku ingin, gadis pujaanku menemaniku. Ya, Patricia.

"Kemarilah Pat. Aku hanya ingin memelukmu"

"Tidak"

"Mengapa tidak?"

Patricia POV

Raut wajahnya yang sangat menggoda. Ingin sekali ku dipeluk olehnya. Namun, dipikiranku dia adalah 'pemain'.
Tapi ini adalah opiniku.
Dia tidak seperti itu.
Kenapa diriku menjadi tertarik olehnya? Padahal, dulu aku sangat membencinya.

"Pat.. Cepat"

Aku pun mulai berjalan mendekatinya. Aku tepat berada disampingnya. Tangannya langsung dilingkarkan kepinggangku dan mulai menariknya.

Peluk

Posisiku sekarang sedang dipeluknya. Betapa wangi tubuhnya.

"Pat"
"Ya?"
"Aku sangat memujamu sejak dari dulu"
"...."
"Aku mencintaimu, Patricia Henderson"

'Dia mencintaiku?'

Aku tersontak kaget ketika ia mengucapkan kata-kata itu kepadaku. Aku tidak percaya. Padahal masih banyak gadis yang cantiknya melebihi diriku. Jauh dari kata cantik, yaitu sempurna.

"Ke.. Ke.. Kenapa kau memilihku?" jawabku terbata-bata karena gugup.
"Karena dirimu sempurna" jawabnya dengan tangan yang masih melingkar dipinggangku.
"Apakah kau menikamati ketika kita diposisi seperti ini?" tanyanya.
"Jawab jujur"
"Ya. Aku merasa nyaman" jawabku melemas.

Entah mengapa, aku merasa nyaman sekali dipeluk olehnya.

"Pat"
"Ehem?"
"Mau kah kau menjadi kekasihku?"

Astaga...

"Apa harus kujawab sekarang?"
"Sekarang, detik ini juga"
"... Ya"
"Terlalu singkat nona manis" dia mulai melepaskan pelukannya dan langsung memegang tanganku.
"Aku mau menjadi kekasihmu"

Komentar dan votenya dong:) nanti aku lanjutin lagi deyyyy;p tapi di vote&comment dulu. Jangan jadi pembaca gelap. Thx.

My Lust ー Taehyung Somi SmutWhere stories live. Discover now