PROLOG

2 0 0
                                        

"Ibu, burung merpati itu sangat indah. Ana ingin memegangnya, apakah boleh?"

"Boleh saja, asalkan Riana tidak membuat burung itu merasa terancam."

"Ana kan bukan orang jahat, Ibu."

"Sayang, naluri burung sangat kuat dan sensitif. Tidak mudah mendekatinya jika tak selalu bersamanya. "

"Tapi bagaimana Ana bisa membawa burung itu?"

Sepasang ibu dan anak itu menoleh ketika mendengar suara merdu yang dilantunkan beserta bait-bait pujian indah dari dalam tempat yang bernama masjid itu.

"Sudah bermainnya ya, sekarang waktunya kita sholat."

***

Di tempat lain, ada seorang anak laki-laki yang diam-diam melihat interaksi gadis kecil dan ibunya yang mulai memasuki masjid. Anak tersebut menggenggam merpati putih yang sangat sulit digapai oleh gadis kecil itu. Ingin rasanya ia memberikan hewan jinak itu kepadanya, tetapi suara kedua orang tuanya terdengar memanggilnya.

Dalam waktu yang bersamaan, terdengar bunyi nyaring lonceng dari bangunan belakangnya. Pertanda bila suatu acara rutin tiap hari Minggu akan digelar seperti biasanya.

"Alka? Ayo masuk Nak, Ayah dan Ibu mencarimu. Akan lebih baik jika kita bisa duduk paling depan agar jemaat lain yang terlambat masih bisa mendapatkan tempat."

"Sayang, jangan lupa memberi persembahannya ya."

"Tentu, Ayah, Ibu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Different.Where stories live. Discover now