Prolog

87 17 5
                                        

Matahari siang menembus kaca jendela, memantulkan cahaya lembut ke dalam ruangan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Matahari siang menembus kaca jendela, memantulkan cahaya lembut ke dalam ruangan. Udara kelas terasa pengap, namun riuh suara para siswa berhasil menutupi rasa lelah yang menyeruak setelah rangkaian pelajaran panjang.

Beberapa sibuk mencoret-coret buku, sebagian lain bercanda, sementara Progress duduk dengan wajah masam menatap lembar nilai di tangannya.

"Tidak, nilaiku—" gumamnya lirih, sebelum kalimatnya selesai, suara tawa pecah dari bangku sebelah.

Sky sudah tidak bisa menahan diri. "Hahaha! Nilaimu semakin turun saja," ejeknya sambil menepuk meja dengan riang.

Dari sisi lain, Meepooh mencondongkan badan, pura-pura memasang wajah prihatin. "Astaga, Progress... apa yang kau lakukan, hah? Nilaimu makin hari makin merosot. Hahaha!"

Progress mendengus keras, wajahnya memerah karena kesal. "Diam, sialan! Kalian ini temanku atau bukan, sih?"

Tawa Sky makin keras, sementara Meepooh hanya menambah nada dramatis seolah benar-benar prihatin. Progress akhirnya menutup lembar nilainya dengan kesal, namun ujung bibirnya hampir terangkat—meski tak mau mengakuinya, ia tahu kedua temannya itu hanya ingin menggodanya.

Sejak awal, Progress dikenal sebagai siswa berprestasi yang berhasil masuk sekolah ini lewat jalur beasiswa. Banyak orang menaruh harapan besar padanya. Namun, akhir-akhir ini nilainya perlahan merosot, menimbulkan kegelisahan yang tak bisa ia abaikan. Bagaimana jika beasiswa itu benar-benar dicabut?

Semua bermula dari obsesinya membeli satu set komputer terbaru. Progress bukan berasal dari keluarga kaya, namun juga tidak tergolong serba kekurangan. Untuk sesuatu yang melampaui uang sakunya, ia harus menabung. Demi mengumpulkan biaya, ia pun mengambil pekerjaan paruh waktu. Sayangnya, keputusan itu menggerus banyak waktu belajarnya. Ia terjebak dalam pilihan sulit: mengejar keinginannya atau mempertahankan prestasi yang telah ia capai.

Belum sempat perdebatan berlanjut, pintu kelas mendadak terbuka. Suasana riuh langsung mereda. Guru mereka masuk dengan wajah serius, tatapannya langsung terarah pada satu nama.

"Progress."

Progress berdiri buru-buru. "Iya, Pak?"

Sang guru menyodorkan sebuah amplop bersegel resmi. "Ada surat balasan dari Sekolah GMM. Surat rekomendasi untuk program pertukaran pelajar."

"...Apa?" suara Progress tercekat, tak percaya.

Sky, Meepooh, dan teman-teman lain sontak menoleh. Sekolah GMM—nama itu saja sudah cukup untuk membuat semua orang tertegun. Sebuah institusi tua yang sarat sejarah, dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan paling prestisius di negeri ini. Bahkan pejabat sekalipun kerap kesulitan memasukkan anak mereka ke sana.

Tidak sembarang orang dapat diterima; GMM adalah sekolah kaum old money, tempat keluarga-keluarga lama menjaga martabat dan pengaruh mereka. Pamornya bahkan menembus batas negara. Banyak pelajar asing berbondong-bondong mencoba masuk, berharap bisa menjadi bagian dari lingkungan eksklusif tersebut.

Dan kini, Progress berdiri dengan surat berharga itu di tangannya.

Jari-jarinya bergetar pelan saat membuka segel. Di dalamnya terlipat surat bersampul tebal, dicetak dengan tinta emas. Tulisan di bagian atas berukir indah:

GMM Boarding School – International Exchange Program

Progress menelan ludah, membaca tiap kata dengan jantung berdegup kencang.
"Dengan ini, kami menyampaikan bahwa Anda, Progress Passawish, dinyatakan diterima sebagai peserta program pertukaran pelajar tahun ajaran mendatang di GMM Boarding School..."

Ruangan hening. Sky sampai membeku, Meepooh ternganga tanpa suara.

Progress menurunkan surat itu perlahan. Dunia di sekelilingnya terasa kabur. Ia masih kesulitan mempercayai bahwa dirinya tengah memegang tiket emas menuju sekolah paling eksklusif di negeri ini.

Namun, di balik rasa bangga, ada juga bayangan kecemasan. GMM bukan sekadar sekolah. Itu adalah arena anak-anak dari keluarga berpengaruh, terbiasa dengan kemewahan dan kekuasaan. 

Bagaimana dirinya bisa bertahan?

Tatapan guru menembus kebisuan kelas. "Progress, persiapkan dirimu baik-baik. Ini kesempatan yang hanya datang sekali seumur hidup."

Progress hanya bisa mengangguk, masih terperangkap antara rasa haru, takut, dan tidak percaya.


...Tbc...


Lanjutannya di karyakarsa yaaa....

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Oct 10 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Eclipse [AlmondProgress]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora