Make me say, yeah, yeah!!!

27.9K 1.3K 324
                                    

Chapter 3 | That lips!

Mommy menguasai TV. Dia menyetel TVRI yang lagi menanyangkan konser Sinden se-Jawa. Gue dan Daddy padahal lagi nonton Juventus lawan Real Madrid. Gue sama Liam taruhan lima ratus ribu. Gue pegang Juventus dan Liam pegang Madrid. Kalau kayak gini kan gue nggak tahu siapa yang menang. Gue mau-mau saja pergi ke kamar, nonton di sana. Tapi, Mommy bilang kami ini keluarga harmonis, nggak boleh jauh-jauh mirip kayak Keluarga Cemara yang kompak. Jadi, dari jam tujuh sampai jam sepuluh malam kami harus kumpul di depan TV. Habis itu baru boleh ke kamar. Fuck! Mommy memang cewek tega. Beringas. Mirip Variant. Sama Ella.

Lagi pula, kenapa juga harus nonton konser Sinden, sih? Gue tahu Mommy suka banget sama budaya Indonesia. Bahkan dia sudah pindah kewanegaraan ikut Daddy dan nggak punya niat lagi pulang ke Auckland kecuali jenguk Grandpop sama Grandmom. Padahal itu alasannya Mom saja. Gue tahu Daddy suka cewek bule, makanya Mommy nggak mau kami tinggal di sana. Mom takut nanti Dad selingkuh kayak cowok di video klip I'm Not the Only One-nya Sam Smith. Hoax. Daddy mana berani selingkuh, tiap hari dia selalu ngebanggain tetek Mommy yang huge ke teman-teman main Golf-nya. Gue tahu karena gue pernah ikut Dad main Golf di GBK.

Jangan heran kalau Mommy kelihatan kayak orang Indonesia. Meski wajahnya sangat bule. Kayak gue dan Variant. Yang mirip Dad hanya kulit cokelat kami saja. Walaupun Variant maksa gue untuk bilang kulitnya seputih susu domba. Dang! Nggak akan gue akui sampai kapanpun. Gue akan selalu mengganggu dan mengejeknya sampai kucing silly brengseknya itu dia buang dari dalam rumah ini. Lihat nasib jempol kaki gue, baru digigit sama kucing jelek itu. Awas, ya!

"Mom, setel ESPN lagi, lah," rengek gue, mencoba mirip Variant. "Juventus lawan Madrid, nih!"

"Hush!" Mommy melempar gue dengan kulit kacang. "Ini lagi seru konsernya."

Gue memutar bola mata. Daddy nggak ikut membantu, dia kan juga lagi ikut taruhan sama teman kantornya. Gue iri sama Variant. Dia pergi ke kamar sama cewek centil yang kalau ngomong bibirnya monyong nggak jelas gitu. Tadi Mommy nyangkanya cewek itu pacar Variant. Ck! Mommy nggak sadar apa kalau Variant itu menye-menye kayak air mani? Ha!

Eh, ada BBM masuk, dari Liam.

Liamdi Cuktoro 09.29 PM

HAHAHAHAHA! Gue menang! Bayar lo besok njing!

What the fuck?! Nggak mungkin gue kalah. Pasti Liam hanya bercanda.

Zedd Altama 09.31 PM

Ngarang lo babi! Nggak mungkin Juventus kalah! Madrid itu loser.

Liamdi Cuktoro 09.34 PM

IMG-0065-1126 Image Received [Request HD]

FUCK! Liam benar. Real Madrid menang. Skornya satu-tiga. Juventus sialan! Kalau nggak bisa main bola nggak usah tanding sekalian. Lima ratus ribu gue terpaksa harus melayang ke tangan Liam. Kalau gue menang kan, uang lima ratus ribu yang Liam kasih nanti mau gue beli pakek sarung tinju yang baru. Oh, jangan kasih tahu siapa-siapa kalau gue suka latihan tinju di gudang belakang rumah. Mommy bisa ngamuk kalau tahu. Dia nggak mau wajah gue babak belur, dia takut gue sama Variant nggak bakal sama lagi. Who care about that twin bitch, sih! Gue ngomong gitu pakek nada sayang, ya. Jangan salah sangka! But stand still, Variant itu faggot menyebalkan.

Gue melirik jam. Sepuluh menit lagi gue bisa masuk ke kamar. Kenapa Variant nggak disuruh ke sini? Kan teman centilnya itu sudah pulang dari jam setengah sembilan tadi. Nggak adil!

Akhirnya! Gue pun bangkit sembari berseru terima kasih Tuhan di dalam hati hingga berkali-kali. Karena tanding bola-nya sudah selesai, gue bakal main Xbox saja. Mau menyelesaikan Call of Duty online yang sudah gue mainkan sejak enam bulan yang lalu. Vyatgen lagi online nggak, ya? Gue mau satu tim sama dia, orangnya seru. Dia benci gay karena dia orang Rusia. Tapi gue akan pura-pura nggak tahu fakta itu. Lagian dia juga nggak tahu gue gay. Kami selalu berseru bravo, myet-myet, roger, activebomb kalau lagi main. Seru! Gue harus chat Vyatgen di Skype. Menyuruh dia online supaya kami bisa menghancurkan markas para pecundang.

Another Twin Story [Zedd]Where stories live. Discover now