PROLOG 00

1.9K 142 14
                                        

Nadine terbangun dari tidurnya, kepala terasa sakit sekali. Di tambah ia tidak mengenali tempat tidur asing ini, seketika matanya terbuka lebar. Ia menatap sekitar dan mendapati dirinya berada di sebuah kamar hotel yang ia kenal.

"Mampus gue!" ucapnya lalu mengambil tanda pengenal yang dia lihat sengaja diletakkan oleh seseorang di atas nakas. Dengan cepat Nadine bersiap untuk pergi dari sana.

Seusai semuanya beres dan kembali pulang, ia kini merasakan dadanya bergemuruh mencoba membuka trending di instagram. Ternyata namanya tidak ada, ia sangat ketakutan. Sebagai publik figur, seorang aktris muda yang memang tengah naik daun di dunia selebriti, ia melakukan tindakan bodoh.

Bagaimana bisa dia tidur dengan orang random? Kartu nama tertulis Aden Pradinata. Ia pun langsung mengontak nomor yang sudah
tersedia. Cukup lama menunggu akhirnya seseorang itu membalas chatnya.

Nadine :
Saya minta maaf soal kejadian semalam. Karena kesalahan saya, saya bakal ganti rugi. Boleh kirim no rekening anda?

Aden :
Who are you?

Nadine mengernyit menerima pesan dari pria itu. Kenapa dia seperti seolah-olah tidak memahami maksudnya? Pasti kan hal ini juga cukup mengejutkannya. Nadine berusaha untuk tetap tenang meskipun dadanya masih bergemuruh.

Nadine :
Anda ninggalin kartu tanda pengenal di nakas kamar hotel.

Aden :
Oh perempuan gila

Nadine :
Iya saya emang gila, saya akui. Boleh anggap kita nggak pernah ketemu, dan tolong kirimkan no rek anda sekaligus nominal yang anda inginkan.

Aden :
Terus dengan kamu bayar saya, kamu bebas?

Nadine :
Saya juga dirugikan di sini. Tapi saya nggak akan minta pertanggung jawaban apapun, mohon tolong kerjasamanya

Aden :
Aden send a pict

Aden :Aden send a pict

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Pict from pinterest)

Nadine terkejut karena ternyata pria itu juga mengambil gambarnya. Sudah dipastikan ia akan diperas. Namun Nadine berusaha untuk menstabilkan dirinya, ia merasa tidak berdaya. Kenapa ia harus berada di situasi ini?

Nadine :
Bisa lo apus ga? Gue udah baik-baik chat dan bakal bayar ganti rugi. Kenapa lo malah nyebelin banget?

Aden :
Mau transfer berapa?

Nadine :
100 juta, dan clear.

Aden :
Itu pengeluaran saya 1 hari

Nadine :
Lo bisa nggak sih diajak kerjasama?

Aden :
Kerjasama yang tidak menguntungkan

Nadine :
Sekaya apa hidup lo hah?
Jawab gue!
Jangan culun, gue bakal bawa jalur hukum kalo lo macem-macem

Aden :
Silakan

Nadine merasa buku tangannya berkeringat. Ia pun mencoba untuk bernegosiasi lagi.

Nadine :
Lo tau kan gue artis? Makanya lo mau ngancurin karir gue dan meres gue? Kasih no rekening lo berapapun nominal yang lo inginkan.

Aden :
Belajar meminta maaf dan komunikasi yang baik dan benar.

Setelah itu pria bernama Aden sama sekali tidak membalas chatnya lagi membuat Nadine mau tidak mau menelepon Nana yang adalah asisten managernya. Ia pun berterus terang kebodohan apa yang dilakukannya membuat Nana tidak habis pikir. Pikirnya semalaman menghilang, Nadine tengah balik ke rumah orang tuanya, ternyata perempuan itu tengah mempertaruhkan karir yang sudah lama di bangunnya.

"Gue harus apa? Bahkan dia di kasih 100 juta aja nggak mau, Na," ucap Nadine pasrah kepada asisten managernya bernama Nana. Disitu Nana terlihat ikut frustrasi.

"Lagian lo kenapa bisa-bisanya sih ke club sendirian? Lo tuh harus inget lo public figure, Dine."

Nadine menghela napas pelan, "gue stress banget."

"Coba sini gue baca chatnya." Nana langsung mengambil ponsel Nadine dan membacanya dengan terperangah.

"Lo emang harus belajar meminta maaf dan komunikasi yang bener, Dine. Sumpah lo goblok banget!"

"Hah? Kenapa?"

"Ketikan lo angkuh banget. Gue yakin nih orang bukan orang sembarangan, please lah Nadine, lo memperkeruh keadaan."

Seketika Nana semakin terperangah ketika melihat hasil dari pencarian orang yang tengah bermasalah dengan Nadine, ia menutup mulutnya dan langsung duduk dengan kondisi  kepala terasa berputar.

"Kenapa, Na? Kenapa lagi?"

"Lo salah orang, Dine. Lo bener bener gegabah."

"Apa sih maksudnya?"

"Lo tahu rokok Milbones?"

"Tahulah, itu kan rokok gue," ucap Nadine.

"Dia anaknya CEO perusahaan Milbones."

Seketika Nadine lemas. Bagaimana bisa dia sangat gegabah? Bagaimana jika ia yang justru dituntut lebih besar karena sudah mengacau hari itu?

TBC

Follow <Labelistikcerita on instagram!

10 Rules To FollowWhere stories live. Discover now