Prolog

582 27 3
                                        

Langit biru di atas samudra Pasifik tampak tenang pagi itu seolah menyambut dengan damai bagi pesawat berlogo Maple Leaf yang perlahan meninggalkan langit Canada, Penerbangan AC721 dari Vancouver menuju Seoul seharusnya menjadi perjalanan trans-pasifik biasa, membawa 271 penumpang dan 12 kru. Seorang ibu yang pulang untuk melihat orang tuanya pasangan yang ingin berbulan madu seorang pelajar yang merindukan kampung halaman, dan seorang wanita dengan koper serta tas di genggamannya. Tak seorang menduga bahwa hari itu, langit yang terlihat indah dan bersih menyimpan badai yang tak terlihat.

Tiga jam setelah lepas landas, pesawat mendadak kehilangan ketinggian. Pergerakkannya tak terduga, seperti di tarik oleh kekuatan yang tak terlihat. Pusat kendali mencoba menghubungi kokpit, namun tak ada jawaban. Radar menunjukkan penurunan tajam, lalu titik itu menghilang di atas lautan. Tak ada sinyal darurat, tak ada peringatan, hanya keheningan dan satu dugaan yang menyesakkan : Pesawat telah jatuh ke laut.

Berita duka segera menyebar. Di bandara Incheon, layar kedatangan berubah menjadi layar kepedihan. Tangis dan Do'a bercampur di ruang tunggu. Pemerintah Korea Selatan dan Canada segera meluncurkan operasi pencarian bersama, mengerahkan kapal penyisir dan tim penyelam ke lokasi terakhir sinyal. Di tengah ombak yang tenang, harapan perlahan menghilang tenggelam bersama waktu. Beberapa puing di temukan mengambang, potong logam dan beberapa pakaian yang mengapung, tapi tubuh dan kotak hitam belum juga di temukan.

"Aku tau kamu suka laut, tapi kenapa kamu juga harus menyatu dengannya?.." Ujar seorang wanita dengan putus asa, tangisnya pecah di ruang tunggu bandara Incheon, seolah berbicara pada seseorang yang telah pergi bersama jatuhnya pesawat.















































































Typo bertebaran 🥲
Saran dan Kritiknya silahkan beri di komen🌻🎀

The Second To FallWhere stories live. Discover now