Perpustakaan pusat atau kerap kali disingkat sebagai perpusat itu tampak cukup ramai. Diisi oleh banyak mahasiswa, tapi tetap terjaga keheningannya.
Kim Hana yang baru menemukan buku terkait genetika pun beranjak menduduki kursi baca yang ada di sudut perpustakaan. Ia membuka buku tebal itu, mencoba memahaminya untuk mengerjakan laporan praktikum yang ia miliki.
Drtt.
Ponsel di hadapan Hana bergetar. Menunjukkan sebuah pesan dari Karina.
"Kami masih makan ice cream ya di bawah. 15 menit lagi kami ikut ke atas," tulis Karina.
Pesan singkat itu menjadi hal yang Hana dapati di layar ponselnya. Ia mengirimkan stiker kucing yang menunjukkan jempol. Tidak mau terlalu ambil pusing.
Tepat setelah Hana meletakkan ponselnya, ia merasakan sesuatu yang janggal. Seperti ada seseorang yang memperhatikan.
Hana mengedarkan pandangan.
Nihil. Tidak ada sepasang mata pun yang melihatnya.
"Aneh..." gumam Hana seraya mengangkat bahu. Gadis Kim itu akhirnya kembali berfokus pada buku genetika, berusaha merampungkan tugas laporan secepat yang ia bisa.
Tanpa Hana sadari, seseorang menurunkan sebuah buku yang tadi ia gunakan untuk menutupi wajah tampannya. Membuat sepasang mata sekelam malamnya kembali terpusat pada Kim Hana.
Na Jaemin.
Ia masih berada di sekitar Hana. Enggan meninggalkan sisi sang dara jelita. Sayangnya, ia terlalu penakut untuk mencoba mendekati Hana.
Mata Jaemin bergulir melihat buku yanga ada di tangannya. Objek yang ia pilih untuk menutupi kehadirannya dari Hana.
"Red String Theory..." bibir tipis Jaemin bergerak pelan, melafalkan judul yang tertera pada buku di tangannya.
Setiap orang ditakdirkan terhubung dengan seseorang yang istimewa melalui benang merah tak kasat mata. Benang yang telah terikat pada kelingking dua insan sejak mereka lahir. Benang ini mungkin bisa saja kusut, tapi tidak akan pernah terputus.
Senyum Jaemin melebar.
Mungkin.
Mungkin saja.
Ada benang merah yang mengikat kelingkingnya dengan gadis penyelamatnya. Kim Hana.
"Hana," suara yang berat tiba-tiba terdengar lirih di sana. Sukses merebut atensi Na Jaemin.
Mata Jaemin berubah menggelap, tatkala melihat orang yang kini tengah menyapa Kim Hana. Lelaki bertubuh tegap dan berotot. Pakaian serba hitam. Gaya yang nyentrik dan pusat perhatian semua orang.
Lee Jeno.
"Kakak... Siapa ya? Kok kenal saya?" tanya Hana. Ia berkedip kaget. Rasanya dia gak pernah berkenalan dengan lelaki tampan di hadapannya.
"Kamu lupa? Jeno. Kita pernah ketemu di belakang gedung Biologi. Waktu kamu masa orientasi." Jeno menjawab dengan ringisan pelan. Agaknya Jeno tidak menyangka gadis di depannya bisa lupa dengan eksistensi mencolok seperti dirinya.
Hana tertegun sebentar. "Oh! Yang waktu itu nabok--maksud saya negur teman saya ya."
Jeni tertawa pelan.
YOU ARE READING
The Broken Red String
FanfictionSetelah selamat dari kecelakaan, Jaemin memperoleh kemampuan aneh: melihat red string yang menghubungkan orang-orang dengan jodohnya. Tapi saat melihat Hana-gadis yang ia suka-benang merahnya tidak menuju dirinya, melainkan ke Jeno. Kecemburuan beru...
