Some Rest Will Heal You

1.8K 202 9
                                        

"Dokter Iana to the radio, saya izin off-duty dan pamit pulang ke rumah."

"Apakah anda ingin menerima pengawalan, Dokter Iana?"

"Tidak perlu, Dokter Sera."

"Baik, hati-hati di jalan, Dokter Iana."

Iana meregangkan kedua lengannya setelah mematikan sambungan radio dengan saluran Rumah Sakit yang telah berdenging memenuhi telinga sejak pagi.

Malam semakin larut, pemerintah kota telah menarik peringatan siaga yang dimana Iana bisa memiliki kesempatan untuk beristirahat di rumah daripada secara terpaksa menginap di ruang istirahat yang pengap tersebut.

Ia menghela nafas pelan seraya melangkahkan kakinya dengan sedikit cepat menuju keluar dari gedung Rumah Sakit. Keheningan malam menyapa pandangan matanya kala ia berbelok menuju kearah parkiran.

Iana sempat membuka ponselnya sejenak guna memeriksa pesan yang ia kirimkan kepada Caine apakah sudah mendapat balasan atau tidak, dan sayangnya Iana belum mendapat balasan sama sekali.

Kekhawatiran pun memupuk pada benaknya. Saat tadi ia mendengar di radio kalau Caine menjadi korban penodongan senjata tajam oleh komplotan pelaku, jantungnya langsung berdebar kencang penuh dengan rasa ketakutan.

Puluhan pesan ia kirimkan kepada Caine walaupun ia cukup tau kalau minim kemungkinan Caine dapat membalasnya.

Ketika Iana hampir mendekati mobilnya yang tengah terparkir, maniknya sempat melihat dua orang berpakaian mencurigakan dengan masker menutupi wajah sepenuhnya tengah berdiri di bawah tiang lampu jalanan tak jauh dari posisi mobilnya.

Mau tidakmau Iana langsung mempersiapkan diri merogoh taser gun yang selalu ia kantongi pada saku celananya. Sesaat ia berada di dekat kendaraannya dan bergerak membuka kuncian mobilnya, dua orang yang tengah ia waspadai pun rupanya melangkah mendekat.

Iana dengan sigap menarik taser gun nya keluar. Namun saat ia hendak menodongkannya, pergerakannya langsung terasa membeku ketika moncong besi dingin dari sebuah senjata tajam tiba-tiba menempel pada belakang kepalanya disusul tiga pistol lainnya yang telah terarah ke dua orang asing tersebut.

Sontak dua orang asing itupun berbalik pergi melarikan diri meninggalkan Iana yang hanya bisa terdiam membatu.

Dengan perlahan Iana mencoba mengangkat kedua tangannya seraya ia menelan ludahnya gugup dan mengeluarkan suara penuh keraguan.

"Saya nggak ada sangkutpaut nya sedikitpun sama kejadian hari ini."

"Dokter Iana Kyohart. Benar, kan?" suara berat seseorang dari belakangnya kian membuat Iana takut.

Iana bahkan merasa nafasnya turut sesak saat ujung senjata itu semakin menekan kepalanya hingga membuat ia tak berani untuk bergerak sedikitpun dan memilih memejamkan mata berusaha tetap tenang.

"Benar. Saya.. Iana Kyohart, Tuan."

"Saya harap anda mau membantu saya tanpa banyak bertanya lebih dulu maksud dan tujuan saya melakukan ini kepada anda."

"Bantuan apa, Tuan?"

"Rawat seorang pasien secara pribadi yang berada di kediaman saya. Sebutkan saja peralatan apapun yang anda butuhkan, maka akan kami sediakan. Rumah Sakit tidak perlu tau perihal pasien ini."

"Tapi saya butuh mencari data diri pasien di berkas riwayat pemeriksaan Rumah Sakit agar bisa menangangi pasien tanpa ada kesalahan sedikitpun, Tuan."

"Tidak perlu melakukan pengecekan riwayat pemeriksaan jika anda telah mengenal Caine dengan waktu yang cukup lama."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 06 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Red String Connected Us [RIONCAINE]Where stories live. Discover now