Pembunuh Cahaya part 7,8

Bắt đầu từ đầu
                                    

Rumah besar bercat putih itu tampak lengang, ketika Leo memarkir mobilnya di halaman dia merenung dan menyadari bahwa selalu ada nuansa sedih di dalam rumah ini. Suasana sedih yang menggayuti hatinya.

Dia melangkah menaiki tangga menuju kamar Leanna, rumah tampak sepi karena masih siang hari. Mungkin Leanna sedang tidur siang dan para pelayan sedang sibuk menyiapkan hidangannya di dapur.

Dengan hati-hati, dibukanya kamar adik kembarnya itu, dilihatnya Leanna sedang tidur pulas. Tetapi rupanya Leanna menyadari kedatangannya, matanya terbuka, meskipun hampa dan kosong, tetapi menunjukkan kalau dia sudah bangun.

“Hai sayang.” Leo memang selalu memanggil Leanna dengan panggilan sayang, sebagai bentuk kasih sayangnya kepada adiknya, “Apa kabarmu?”

Leanna yang masih berbaring menjulurkan tangannya ke arah suara Leo dan tersenyum, “Kangen.”

Leo duduk di pinggir ranjang dan menggenggam tangan adiknya. Kadangkala ketika kondisi Leanna sedang baik, dia bisa diajak komunikasi dengan lancar, meskipun hanya sepatah-sepatah kata.

“Aku juga merindukanmu.” Hati Leo terasa perih melihat kondisi Leanna yang terbaring tak berdaya, seketika pikirannya melayang ke arah Saira, Saira yang sedang mengandung anaknya. Akankah dia jadi seperti ayahnya? Mengkhianati Leanna karena Saira? Jantung Leo serasa direnggut dan napasnya terasa sesak, “Maafkan aku.” Suaranya berubah serak, “Maafkan aku Leanna. Tetapi aku tidak bisa melukai Saira lagi... dia.. dia mengandung anakku, dan aku... aku tidak mungkin menyakitinya, aku.. aku telah jatuh dalam perasaanku sendiri.” Suara Leo tercekat, menatap Leanna yang masih memasang eksrpresi kosong, “Maafkan aku Leanna, aku jahat sama seperti ayah. Aku mengkhianatimu karena telah kalah dengan perasaanku sendiri.. maafkan aku Leanna, maafkan aku....”

Suara Leo yang penuh kesedihan dan keputus asaan menggema di kamar yang sepi itu, dan tidak ada jawaban dari Leanna.

Bahkan Leo tidak tahu apakah Leanna mengerti kata-katanya atau tidak.....

***

Leo merenung sendirian di ruang tamu rumah itu. Leanna tampaknya lelah dan dia tertidur lagi di atas.

Dia merenungi semua rencananya yang sudah pasti akan berubah total. Kehamilan Saira sudah merubah segalanya. Dia berencana membuat Saira tersiksa dan menderita secara mental. Tetapi hal itu tidak mungkin bukan dilakukannya kalau Saira sedang mengandung anaknya?

Dengan frustrasi Leo meremas rambutnya sendiri, mengutuk kebodohannya karena malam itu, ketika dia memaksakan kehendaknya kepada Saira, dia tidak teringat untuk menggunakan pengaman. Dia terlalu marah waktu itu sehingga bertindak tanpa pikir panjang, ingin menghukum Saira dengan cara terburuk yang dia tahu. Tetapi itu hanya terjadi satu kali, siapa yang mengira bahwa Saira langsung hamil?

Tetapi penyesalan tidak ada gunanya, sekarang Leo harus memikirkan langkah ke depannya dengan adanya perubahan situasi ini. Perempuan itu, Saira, telah terlanjur mengandung darah dagingnya.

Perempuan hamil... Leo sama sekali tidak punya pengalaman dengan perempuan hamil, apalagi yang sedang mengandung anaknya. Anak itu... apakah dia menginginkannya?

Leo memejamkan matanya, tiba-tiba merasa rapuh ketika batinnya mengakui bahwa dia menginginkan anak itu.

***

“Aku hamil.” Saira menelepon Andre segera begitu dia berada di kamar sendirian.

Andre tampak menahan napas di seberang telepon, dia terperangah, “Hamil? Tetapi... bagaimana bisa? Bukankah kau bilang dia sama sekali tidak menyentuhmu?”

Saira tidak pernah mengatakan tentang pemerkosaan yang dilakukan Leo kepadanya saat itu, dia tidak mau menyulut kemarahan Andre. Karena itu dengan gugup dia berdehem, berusaha terdengar normal.

Pembunuh Cahaya - Green Daylight  [ colorful of love ] Novel EditionNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ