"Aku aja, ya? kamu istirahat aja."
Riji diam, kemudian ia mengangguk pelan. Lalu melangkah pergi menuju ruang keluarga.
Tak perlu waktu lama, Gin selesai mencuci piring-piring kotor. Ia menatap piring itu rapi, kemudian pergi menuju ruang keluarga, tempat Riji berada.
"Udah? sini dulu. Aku mau ngomong." Ajak Riji, ia menepuk-nepuk pelan bagian sofa yang kosong, meminta Gin untuk duduk disana.
Gin menuruti permintaan kekasihnya, lalu duduk di sebelahnya. Ia bertanya, "Mau ngomong apa?"
Riji tak langsung menjawab, ia memberi Gin sebuah buku, membuat Gin sedikit terkejut.
"Kamu menemukan buku ini, dimana?"
"Di meja makan, tadi."
"Kau membaca isinya?"
Riji tersenyum. Wajah Gin sedikit memerah, namun ia bisa mengontrolnya.
"Kamu bilang.. kamu ingin kembali ke masa-masa itu lagi, kan?" Riji mengusap lembut tangan Gin.
Gin hanya mengangguk pelan, dengan wajah yang masih terkejut.
"Karena kita hari ini sama-sama libur. Ayo kita ke lapangan luas waktu itu. " Riji berkata lembut ke arah Gin. Membuat manik tajam pria itu berbinar-binar.
"Beneran!?" Gin mendelik. Ia ragu-ragu dengan apa yang diucapkan oleh Riji. Karena ia tahu bahwa Riji akhir-akhir ini sangat sibuk.
Riji mengangguk. Gin bersorak senang, lalu memeluk erat kekasihnya itu. Mereka merasakan bahagia yang benar-benar bahagia.
"Yaudah, nanti siang mendekati sore kita siap-siap. Lalu berangkat."
"Ya!"
/ Sore hari. Di kekediaman Gin Riji./
"Udah siap semua, Ji?" Gin bertanya antusias, ia sudah tak sabar.
"Ya, ayo berangkat." Balas Riji, seraya melingkar kan tangannya pada pinggang, hingga perut Gin.
Setelah mendengar balasan Riji, Gin segera menjalankan kuda yang mereka tunggangi. Lalu memulai perjalanan.
Selama perjalanan mereka habiskan untuk bercanda dan tertawa ria. Hingga mereka tak sadar, bahwa mereka sudah tiba di tempat tujuan. Riji turun terlebih dahulu, kemudian Gin. Ia mengikat kudanya pada sebuah pohon tinggi yang tak jauh dari tempat mereka akan bercengkrama.
Riji menggelar tikar yang ia bawa dari rumah, lalu meletakkan barang-barang mereka disana.
Mereka duduk di tengah-tengah tikar, mulai menatap pemandangan indah, matahari terbenam. Riji menatap dengan manik yang berbinar-binar, Gin tersenyum. "Pemandangan terindah yang pernah aku lihat, ada di depanku.."
Riji teringat sesuatu, ia meminta Gin untuk mengeluarkan gitar petiknya. Gin menuruti permintaan sang kekasih, lalu mengeluarkan gitar petik miliknya yang terlihat kuno, namun masih terawat.
"Apa musik yang hendak kau nyanyikan, tuan?" Gin berkata demikian, membuat Riji tertawa.
"Musik yang pernah kita buat bersama, Gin."
Gin mengerti maksud sang kekasih, kemudian mulai memetik senar yang ada pada gitarnya.
"Kita usahakan rumah itu. Dari depan akan tampak sederhana. Tapi kebunnya luas, tanamannya mewah me..gah." Riji mulai menyanyikan sebuah lagu, yang diimbangi dengan petikan gitar Gin.
"Kita usahakan rumah itu. Dari depan akan tampak sederhana. Tapi dibuat kuat, dirancang muat.. legaa.."
Riji sempat menjeda nyanyiannya, lalu menatap Gin, tersenyum. Begitupula sebaliknya.
"Urusan perabotan, dan wangi-wangian. Ku serahkan pada, seleramu yang lebih maju. Tapi tata ruang, aku ikut pertimbangkan. Karena kalau nanti, kita punya kesibukan.
Malam, tetap kumpul di meja panjang. Ruang makan kita berbincang. Tentang hari yang panjang.."
Song :
kita usahakan rumah itu
by :
Sal Priadi
-.
Mereka saling tatap. Kemudian tertawa bersama. Setelah sekian lama, mereka akhirnya merasakan kehangatan dan kebahagiaan ini lagi. Sesuatu yang sudah lama mereka rindukan. Terhitung sudah tiga tahun umur pernikahan mereka. Namun, cinta mereka masih tetap melekat, satu sama lain. Walau tak ada yang mencatat, tapi kisah mereka akan abadi dalam sejarah.
Mereka mulai menyanyikan lagu-lagu lain. Hingga akhirnya matahari mulai tenggelam sempurna. Riji menyalakan lampion untuk menerangi mereka disana. Lalu mereka mulai mengenang masa-masa awal mereka mengenal, jatuh cinta, hingga jadi seperti ini.
-♥-
-.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Hola! hhiew, happy reading's guys! Maaf yaa ini book lama ga keanggep, (huhuw)
Moga suka sama chap yang kali ini yaa, maaf kalo ga bisa panjang", wopyuu.
JANLUP Vote dan komen yaa. Semua dukungan kalian akan menjadi semangat membara untuk author, THANK YOUU!! 🎀💐
-w/ love Harris Caine wife.
(flowrysa)
YOU ARE READING
Red String between us. (Ginji)
RomancePembuktian tentang kenyataan adanya Red String theory. Gin dahulunya adalah seorang Ksatria paling tangguh di kotanya. Dan Riji, sang kekasih, adalah seorang peracik obat yang sangat disegani banyak orang. Kisah cinta mereka di masa lampau membuat b...
(03) - deeptalk.
Start from the beginning
