Suara piring pecah membuat suasana di ruang tamu semakin memanas,mereka berdua saling membentak, menyalahkan satu sama lain dan tampak tidak ada yang mau mengalah.
Sedangkan seorang remaja pria yang tampak berusia 16 tahun hanya berdiri diam dibalik dinding dapur yang lorongnya langsung menunjukkan keadaan ruang tamu yang kacau.
Kedua telinga remaja pria itu tersumbat earphone yang tengah memainkan lagu dengan volume yang lumayan besar namun tidak membahayakan gendang telinga, itu agar remaja pria itu tidak mendengar pertengkaran hebat oleh kedua orang tuanya.
Zayyan Archandra, anak tunggal yang hidup di keluarga yang bisa dibilang brokenheart, ia mempunyai keluarga namun keluarga tidak bahagia.
Dari dulu Zayyan tidak diperlakukan benar oleh kedua orang tuanya, ia selalu diasuh dan ditemani oleh neneknya, namun neneknya barusaja meninggal.
Ingin tahu kedua orang tuanya tengah mempeributkan apa? uang pemakaman, yap, mereka egois dan saling meminta uang yang harusnya dipakai untuk pemakaman neneknya bukan keegoisan mereka.
Mama nya yang sering membeli barang bermerek dan mahal, papa nya yang sering melakukan judi online, sedangkan Zayyan hanya anak berprestasi yang tertutupi oleh keluarga buramnya.
Ingin sekali Zayyan merasakan keharmonisan keluarga cemara seperti kebanyakan temannya, tapi kenapa tuhan melahirkannya di keluarga ini yang merupakan cobaan terberat baginya.
"AKU MAU KITA CERAI!!"
"YASUDAH! AYO BERCERAI DAN BAWA ANAK SIALAN ITU!"
"ENAK AJA! BIARKAN ANAK SIALAN ITU BERSAMAMU!"
"TIDAK MUNGKIN! AKU TIDAK SUDI MENGURUSNYA!"
"AKU JUGA TIDAK SUDI MENGURUSNYA!!"
Ahh...kini mereka berdebat soal Zayyan, kalau tidak bersama salah satu dari mereka, pasti panti asuhan yang menyediakan asrama.
**...Biarin lah...lagian aku tidak ingin ikut dan beradaptasi di keluarga baru...** batin Zayyan sebelum dirinya melenggang pergi dari tempat persembunyiannya ke kamarnya sendiri.
Tak lupa mengunci pintu kamarnya dari dalam, ia akhirnya bisa merasakan ketenangan, kamarnya yang benar benar minimalis dan seadanya adalah surga dunia baginya.
Hingga tatapannya beralih pada foto bingkai yang menempel di dinding, memperlihatkan foto dirinya bersama neneknya saat kelulusannya di SMP.
Dirinya masih bisa tersenyum ria, bersama neneknya yang tanpa malu dan bahagia memperlihatkan giginya yang ompong, tersenyum lebar untuk mengatakan kalau ia sangat bahagia di sini.
Zayyan benar benar tak bisa menahan matanya untuk membasah, linang air mata pun terbentuk dari dalam kelopak matanya dan perlahan turun membasahi pipinya yang lumayan tembem.
Dadanya benar benar terasa berat,ia mulai sesak nafas meski dadanya naik turun secara stabil, pandangannya mulai memburam namun masih memfokuskan diri untuk tetap melihat kenangan terakhirnya bersama neneknya.
"Nenek...kenapa kau meninggalkanku di sini..."
Percuma mengeluh, neneknya tidak akan pernah kembali, ini benar benar membuat Zayyan ingin berteriak kesal, namun sekali lagi, mulutnya tertutup rapat, mencoba menyembunyikannya selagi bisa.
Di sisi lain, ada juga keluarga yang menggelar pemakaman, seorang ibu tampak menangis di depan peti mati yang terdapat putra bungsunya.
Suaminya tampak menenangkannya dengan mengusap lembut pundaknya, sementara kedua anaknya hanya menatap kosong nan sendu kearah peti mati adiknya.
YOU ARE READING
•Do I Look Like Him?• {Xodiac}
FanfictionZayyan Archandra dan Zayyan Mahendra itu orang yang sama atau berbeda? itulah yang di pikirkan Hyunsik dan Lex saat mereka yang menemukan kembaran mendiang adik mereka,berbeda namun satu jiwa di tempat yang sama? Warning : •} Hanya meminjam visual x...
