1. Gaun Aneh

38.7K 2.2K 12
                                    

"Carl, cocok nggak?"

Carl mendongak, menunda menggulung benang layang-layangannya. Cowok berumur sembilan tahun itu menahan tawanya supaya tidak keluar dengan keras. Tapi, ia tidak bisa menahannya. Gadis kecil didepannya itu cemberut mendengar tawa Carl.

"Kok dipakai Anya, malah aneh ya?"

Tawa Carl berderai. Cowok itu benar-benar terhibur melihat penampilan baru Anya. Anya yang biasanya memakai celana pendek dan kaos asal-asalan sekarang memakai gaun berenda berwarna ungu yang tampak aneh dimata Carl. Padahal Anya sudah berkali-kali mengecek penampilannya didepan kaca kalau-kalau ada yang aneh.

Ternyata, semuanya memang aneh.

Dengan cepat, Anya mengikat rambutnya yang tadinya digerai menjadi ekor kuda. Ia malu. Padahal 'kan Anya memakai gaun ini karena ingin terlihat secantik Laura--perempuan manis, anggun, dan sangat feminim yang disukai Carl. Kalau dibandingkan dengan Laura, Anya beda jauh.

Anya terkadang kesal kalau Laura tiba-tiba datang menghampiri mereka, pasti perhatian Carl langsung teralihkan dengan cepat.

Seperti saat ini.

Laura berjalan anggun dengan payung berwarna putih yang senada dengan gaun yang dikenakannya. Carl tersenyum senang melihat Laura yang berjalan menghampirinya, memperhatikan gadis itu. Seperti biasa, ia tampak manis.

"Hai Carl, hai Anya." sapa Laura dengan senyuman manis. "Anya nggak pakai topi atau payung? Nanti item loh."

Anya mendengus. "Emang kenapa--"

"Anya 'kan udah biasa. Mana peduli dia kalau item." Carl melirik Anya yang tampak kesal karena omongannya dipotong "Wah, Laura cantik banget. Gaun baru ya? Mau kemana?"

Anya mengernyit. Kenapa Carl memuji Laura? Perasaan kesal mulai menjalar didadanya. Anya menatap sengit dua orang yang sedang asik mengobrol sendiri didepannya.

"Gaun Anya juga bagus kok." Laura memuji Anya atau malah menyindirnya? "Laura nggak mau kemana-mana. Mau nemenin Carl main layang-layang aja. Boleh nggak?"

"Carl udah ditemenin Anya. Kita mau main layang-layang bareng--"

Lagi-lagi ucapan Anya dipotong "Boleh kok, Ra."

"Tapi, 'kan, Carl udah janji mau main sama Anya!"

"Besok aja ya, Nya?"

Cukup sudah. Anya sudah muak dengan kedua orang itu. Anya berbalik dengan kaki dihentakkan tanpa menjawab pertanyaan Carl. Kemarin Carl sudah berjanji untuk mengajari Anya bermain layang-layang berdua saja--tanpa ada yang mengganggu.

Lagi-lagi Carl membatalkan janjinya karena Laura.

Samar-samar Anya bisa mendengar Carl berbicara kepada Laura "Maafin Anya ya, kamu tau, 'kan dia gimana. Mau Carl ajarin main layang-layang nggak?"

Carl benar-benar jahat dimata Anya sekarang.

Kenapa Carl lebih suka memilih Laura? Padahal gadis itu sama sekali tidak ada seru-serunya. Tidak bisa diajak bermain permainan laki-laki. Hanya duduk-duduk saja sambil memperhatikan. Apa serunya?

Dasar cowok!

Anya berlari dari lapangan menuju rumahnya. Sesampainya di rumahnya ia langsung melepas gaun yang dikenakannya dan menggantinya dengan baju yang ia biasa pakai--celana pendek dan kaos asal-asalan. Anya menatap gaun ungunya yang sekarang sudah tergeletak dilantai kamarnya. Padahal ia menyukai gaun itu, tapi, Carl tidak menyukainya, jadi buat apa ia pakai lagi?

Ia melakukan semuanya hanya untuk Carl. Bundanya sampai kebingungan kenapa anaknya berubah drastis. Anya sengaja memanjangkan rambutnya, menyimpan cemilannya rapat-rapat, memakai pakaian perempuan, dan melakukan semua kegiatan perempuan.

"Anya, kenapa gaunnya?" suara Bundanya menyeruak ditelinga Anya, membuat lamunan gadis itu membuyar

"Anya suka, Bun. Tapi, kata Carl aneh,"

Bunda Anya--Sinta mengelus kepala anaknya sayang. "Gak aneh kok. Ayah sama Abang tadi juga bilang bagus, 'kan? Ya udah, kita simpan aja ya, gaunnya."

Anya mengangguk dan memungut gaun itu lalu ia berikan kepada Sinta. Setelahnya ia meminta izin kepada Sinta, ingin bermain ayunan di halaman belakangnya. Kalau sedang sedih ia pasti kesini hanya untuk sekedar bermain ayunan dan menikmati angin berhembus.

Duk.

Sebuah bola mendarat tepat didepannya, membuat Anya mengernyit bingung lalu menoleh ke kanannya, menemukan Adit--tetangga sekaligus teman main Anya dan seorang laki-laki yang tidak ia kenal tengah menatap Anya meminta tolong.

"Anya, tolong ambilin dong," pinta Adit.

Anya mengangguk dan meraih bola sepak itu dan berjalan menghampiri mereka berdua di pagar pembatas. "Dia siapa, Dit?" tanya Anya berbisik sambil melirik anak laki-laki disebelah Adit.

"Dia sepupu aku, mulai sekarang dia tinggal disini. Kenalin nih, ini namanya Arga. Arga, ini Anya."

Arga melemparkan senyuman manis dan Anya membalasnya juga.

"Anya mau ikut main bola?" ajak Adit

Dengan semangat, Anya mengangguk dan melompati pagar pembatas. Daripada ia bengong memikirkan apa yang sedang Carl dan Laura lakukan, mending bermain bola bersama Adit dan teman barunya--Arga.

A/N: Haloo! Inilah part pertama dari cerita TRIY! Ini mereka masih kecil:3
Ditunggu vomments nya!❤️

The Reason is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang