PROLOG

10 0 0
                                        

PROLOG

Bermimpi! Aku bermimpi. Ya! Aku bermimpi!!!

Saat itu menjelang siang, sinar matahari menyinari dedaunan. Burung-burung kecil bernyanyi sambil mencari makan.

Di lantai dua sebuah rumah, di kamar putra bungsu keluarga itu, seorang pria tinggi terbaring telentang di atas ranjang, matanya tertutup rapat seolah sedang tidur nyenyak—kalau saja bukan karena...wajahnya yang kusut seperti tisu bekas.

Seakan-akan ia mengalami mimpi buruk, tapi bagi Techno, mimpi buruk lebih baik daripada menghadapi kenyataan!

Apa kenyataannya? Tidak ada! Aku hanya bermimpi. Ya, aku sedang bermimpi!

Pikiran itu terus berulang dalam kepalanya sampai wajahnya perlahan rileks. Sebuah senyuman muncul ketika otaknya meyakinkan bahwa semua yang terjadi barusan hanyalah imajinasi aneh, ditambah lagi dia sedang mabuk.

"Itu cuma mimpi."

Techno perlahan tersenyum dan membuka matanya, menerima kenyataan bahwa semua itu hanya mimpi, tapi...

"P'No, udah bangun?"

KAGET!

Techno terkejut seolah seseorang menginjak rem mendadak, karena hal pertama yang ia lihat bukanlah langit-langit kamarnya, tapi wajah tampan seorang pria dengan gigi taring.

"Arghhhhhhhhhh!!!"

Mantan kapten tim sepak bola universitasnya menjerit seperti melihat hantu, tapi... tidak bisa lari.

"Aduh! Pantatku."

Benar. Rasa sakit dari luka kecil di bagian belakang menjalar ke tulang punggungnya dan menyebar ke seluruh tubuh. Techno terbiasa dengan rasa sakit akibat cedera, tapi tidak dengan rasa sakit di bagian pantatnya!

"Sebaiknya kamu jangan bergerak. Biar aku bantu."

TERKEJUT.

"Tidak, tidak... tidak usah! Aku bisa bangun sendiri!" Techno pucat dan gemetar saat juniornya itu mendekat untuk membantunya duduk. Ia mendorong kasur dengan kedua tangan, mencoba bergeser sambil menatap teman kakaknya itu dengan curiga.

Pria itu adalah Kengkla... sahabat kakaknya.

Tatapan terkejut Techno membuat Kengkla sedih.

"P', kamu benci aku sekarang?"ucap Kengkla.

Apa? Aku yang seharusnya menangis, bukan kamu! Rasanya mata Techno hampir copot saat melihat Kengkla menunduk dan bahunya turun seolah ingin menangis. Techno tiba-tiba merasa bersalah.

"P'... kamu yang mulai gangguin aku duluan." kata Kengkla.

Aku nggak gangguin kamu. Dengar ya, aku TIDAK!!!!

Techno berteriak dalam hati karena mulutnya kini kaku. Ia tidak bisa berkata-kata, hanya membuka dan menutup mulut. Ia menatap sahabat kakaknya, masih sulit percaya dengan apa yang terjadi.

Dia bilang aku yang mengganggunya.

Ya! Kami berhubungan semalam.

Hubungan yang bahkan tidak diingat oleh Techno.

Satu-satunya hal yang diingat pria tinggi dengan penampilan, bakat, dan sikap rata-rata ini hanyalah dia pergi nongkrong dan minum-minum dengan teman-teman kuliahnya, lalu sahabatnya mengantarnya pulang. Setelah itu, semua jadi kabur. Sepertinya ia masuk ke kamar yang salah, yaitu kamar kakaknya.

Lalu dia terbangun seperti ini.

Dia telanjang di samping seorang pria tampan yang dijuluki Pangeran Fakultas Farmasi dari salah satu universitas papan atas.

KT Where stories live. Discover now