Saya telah lama menggeluti dunia ini. Dunia dimana data bisa menjadi tameng sekaligus juga menjadi senjata. Tergantung dari sisi mana kita ingin menggunakannya. Sebenarnya berada di balik topeng digital ini bersama orang-orang di dalamnya tidak lebih dari sekedar bermain catur.
Namun terkadang, seberapapun sistematis strategi yang kita buat, ada kalanya kita melihat terlalu jauh sampai tidak melihat batu sandungan di depan mata.
🍂🍂🍂
Sore itu, adalah sore terakhir sebelum saya mendekam di penjara. Saya menggunakan hari ini untuk menemui client terakhir saya untuk menahan kontrak kerja yang sedang berjalan.
"Jadi, kamu tidak akan bisa membantu saya untuk me-manage sistem perusahaan saya selama kurang lebih 3 tahun ke depan?" Tanya wanita paruh baya yang sedang duduk di kursi taman seberang saya sambil menikmati tehnya.
"Iya Tante. Saya pun belum tahu pastinya akan di tahan selama berapa lama." Jawabku dengan tenang.
"Mohon maaf sekali lagi. Saya tidak tahu kalau ternyata suami saya adalah satu orang yang menjebak anda hingga akhirnya di tangkap seperti ini."
Saya hanya tersenyum lirih, "tidak masalah Tante. Saya tahu betul konsekuensi yang harus saya akan hadapi karena bermain di dunia seperti ini." Dengan berat hati, saya menghembuskan nafas panjang. "Tante tidak perlu khawatir, semua data perusahaan dan maintenance security system nya hampir tidak mungkin dibobol pihak luar."
Wanita itu menganggukkan kepalanya perlahan dengan tenang. Kaki saya hendak melangkah, ketika tiba-tiba ada suara khas yang terdengar.
"Ihhh... Mas Teno udah donk jangan ikutin sayaa terus! Saya kan cuma mau main kedepan!" Ujar suara melengking itu dari balik tubuh saya. Sedikit jauh, tapi sangat jelas terdengar. Tanpa sadar, senyuman kecil terbentuk dari sudut bibir ini.
Itu adalah suara manis dari gadis yang sudah lama saya kagumi. Aqeela Callista. Gadis pemberani dan selalu memancarkan aura terang dari dalam dirinya.
"Itu putri saya, Aqeela." Ujar tante Mayang tiba-tiba. "Iya tante, saya kenal sekali dengan suaranya"
Tante Mayang mengernyitkan dahinya, "kamu kenal dengan putri saya?" Saya hanya bisa tersenyum lalu menggeleng.
"Saya tahu dia Tante, tapi Aqeela tidak mengenal saya. Jujur saya tertarik dengan Aqeela tante. Tapi mungkin tidak sekarang, karena saya juga harus pergi." Saya beranjak dari kursi, lalu pamit untuk pergi.
Itu adalah kali terakhir saya mendengar suaranya, dan melihat wajah manisnya. Dari kejauhan terlihat gadis itu masih dibalut seragam putih-biru.
Until next time, little girl.
🍂🍂🍂
Mendekam di dalam sel selama kurang lebih 3 tahun 5 bulan bukanlah waktu yang sebentar. Kasus bocornya identitas saya sebagai hacker tidak hanya merugikan saya, tapi juga merugikan keluarga saya dan pihak-pihak yang masih memiliki ikatan pekerjaan dengan saya.
Begitu menginjakkan kaki keluar dari pintu gedung kepolisian, seorang wanita berkemeja biru silky sudah menunggu saya di sisi mobil berwarna hitam.
Selagi saya melangkah mendekat, wanita itu juga berlari kecil ke arah saya dan langsung memeluk saya dengan hangat. "Akhirnya kamu bebas, dek."
Saya balas pelukan itu. "Kak Lena apa kabar?"
"Baik, kamu gimana kabarnya? Gak terjadi apa-apa kan selama kamu di dalam sana?" Kak Lena melepas pelukannya dan menatapku dengan tatapan khawatir.
Saya hanya tersenyum tipis. "Aku aman kok kak. Yuk pulang."
Selama perjalanan pulang, kak Lena menasihati saya dan mewanti-wanti agar saya tidak lagi melibatkan diri dengan urusan-urusan gelap seperti Phishing, ciberstalking dan lain-lainnya. Jelas kak Lena sangat mengkhawatirkan saya mengingat kami hanya memiliki satu sama lain.
Pada hari itu saya sadar, saya harus berhenti menyenangkan ego saya jika itu hanya akan membuat satu-satunya keluarga yang saya miliki bersedih dan khawatir. Pada akhirnya, saya memilih untuk memulai kehidupan baru. Sekolah baru. Identitas baru. Semuanya harus dimulai ulang dari 0. Agar orang-orang itu tidak perlu lagi mencari saya.
Saya yang baru.
To Be Continue...
🍂🍂🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
Breaking Your Code
Fanfiction⚠️ og story belongs to Bu Vemmy, SCTV, and Sinemart 🫶🏻 ⚠️
