Prolog

778 69 10
                                        

Dalam sorotan lampu panggung, mereka berdiri berdampingan, tersenyum pada dunia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dalam sorotan lampu panggung, mereka berdiri berdampingan, tersenyum pada dunia.

Tapi hanya mereka yang tahu, di balik lensa kamera dan teriakan penggemar, ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar persahabatan. Ada tatapan yang tertahan lebih lama, sentuhan yang terasa terlalu singkat, dan kecemburuan yang selalu berusaha disembunyikan di balik tawa.

Aku mencintainya.
Dan aku tahu, dia juga mencintaiku.

Tapi di antara kami ada batas yang tidak boleh dilewati. Bukan hanya karena kami sahabat. Tapi karena kami berada dalam satu grup. Karena dunia hanya ingin melihat kami sebagai rekan, bukan sebagai sesuatu yang lebih dari itu.

Tapi tetap saja...

Setiap kali dia tertawa dengan orang lain, ada sesuatu di dadaku yang terasa perih. Setiap kali dia menyebut nama orang lain, ada sesuatu yang berdesir dalam tubuhku, seperti peringatan yang tidak pernah bisa aku abaikan.

Jadi aku menjemputnya selalu. Aku datang setiap kali dia mulai melangkah terlalu jauh dari sisiku. Aku memeluknya lebih erat dari yang seharusnya. Aku mencuri waktu bersamanya lebih banyak dari yang seharusnya.

Karena meski aku tidak bisa memilikinya, aku juga tidak ingin kehilangannya.

Dan begitulah kami...

Terjebak dalam ruang kecil bernama "persahabatan," yang terlalu sempit untuk perasaan sebesar ini.

Between Lines (Asahyeon) Where stories live. Discover now