Jarum jam menunjukkan bahwa sekarang pukul 7 kurang 5 menit. Terlihat ada seorang anak laki-laki mengenakan seragam bergegas keluar dari rumahnya dan berlari dengan tergesa-gesa.
'Aku terlambat!'
Begitulah isi pikiran Jo sambil berlari dengan cepat berharap tidak terlambat untuk masuk ke sekolah. Walaupun dia tau kemungkinan dia tetap akan terlambat, Jo tetap berlari mengejar waktu yang terus menipis.
Walau jarak rumah dan sekolahnya tidak terlalu jauh, sayang seribu sayang, Jo tetap terlambat 2 menit. Jadilah dia sekarang di hukum menata buku di Perpustakaan sekolahnya selama seharian penuh.
"Jo, buku yang ini tolong di taruh ke rak baris ketiga ya. " Titah penjaga perpustakaan. Jo hanya mengangguk, pasrah dengan seluruh perintah penjaga perpustakaan.
Tolong jangan salahkan Jo yang terlambat, salahkan saja sosok yang tiba-tiba muncul di mimpi Jo tadi malam.
Sosok yang membuat dia betah berada di alam bawah sadarnya, sehingga dia bangun kesiangan.
Waktu terus berlalu hingga sang mentari perlahan tenggelam di ujung barat.
Jo pulang dengan badan yang sudah sangat letih, dia lalu bergegas membersihkan badannya dan beristirahat sejenak.
***
"Eh? Kok itu nggak ada?" Jo berbicara dengan dirinya sendiri saat dirinya sedang mengatur buku pelajaran sesuai jadwal pelajaran kelasnya besok.
Dia pun bergegas turun ke lantai bawah dan menuju ke kamar orang tuanya.
"Ma, lihat gantungan kunciku nggak?" Tanya Jo ke Mama nya.
Mama nya mengerutkan alisnya saat mendengar pertanyaan dari Jo. "Gantungan kunci yang mana?" Mama Jo bertanya balik.
"Itu lho ma... yang dari dia... masa mama nggak inget??"
"Oh... Yang dari Harua? Masih kamu simpen aja?" Bukannya menjawab, mama malah menginterogasi Jo.
"Maaaaaaa.... tinggal jawab aja apa susahnya sih? Mama lihat nggak?" Gerutu Jo. Mama nya hanya tertawa melihat reaksi anaknya.
"Mama nggak lihat, hilang ya? Coba di cari lagi, mungkin cuma keselip. " Mama akhirnya menjawab pertanyaan Jo.
Jo hanya mengangguk dan langsung kembali ke kamar untuk mencari gantungan kunci itu lagi.
"Lagi cari apa si lo?" Tanya Kei yang kebetulan sedang lewat depan kamar adiknya-Jo yang pintunya nggak terkunci, Kei penasaran kenapa kamar Jo berisik banget, nggak kayak biasanya.
"Gantungan kunci. " Jawab Jo singkat.
Kei ber oh ria setelah mendengar jawaban Jo.
"Sepenting itu kah gantungan kuncinya? Kan bisa beli lagi?" Kei bertanya lagi ke Jo. Jo yang mendengar kalimat bisa beli lagi langsung mendelik ke arah Abangnya.
"NGGAK! NGGAK BISA! Itu gantungan kunci yang paling berharga dan nggak boleh ilang apapun alasannya!" Seru Jo sambil tetap mencari gantungan kunci itu kesana kemari walaupun hasilnya nihil.
Kei hanya menggeleng sambil sedikit mencibir Jo. "Oh Harua lagi nih?" Goda Kei yang langsung di balas dengan lemparan bantal oleh Jo.
"Diem. " Gerutu Jo sambil mengambil bantal dan menutup pintu kamarnya.
'Hah... Beneran ilang nih?'
Jo akhirnya hanya bisa pasrah dan membaringkan tubuhnya di kasur bersiap untuk tidur, berharap ada keajaiban yang membuatnya bisa menemukan gantungan kunci itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keychain and The Letters||END
FanfictionSiapa sangka tulisan dari surat yang ada di tiang lampu itu milik seorang laki-laki?
