Part 1 : Encounter

1K 72 7
                                        

Langit sore Seoul mulai meredup saat lampu-lampu jalan perlahan menyala, menandakan waktu latihan hampir usai di gedung SM Entertainment. Suasana di dalam gedung masih ramai dengan para trainee yang berlatih keras, suara musik bercampur dengan langkah kaki dan teriakan pelatih yang terus menggaungkan semangat.

Jeno, salah satu member NCT Dream, berjalan santai di lorong setelah latihan yang melelahkan. Keringat masih menempel di dahinya, tapi wajahnya tetap tenang, menikmati momen-momen tenang setelah berjam-jam menari. Ia sedang mencari ruang istirahat ketika tiba-tiba, dari ujung lorong, terdengar suara musik yang berbeda—sedikit lebih lembut, tapi penuh energi.

Rasa penasaran membuatnya mendekati studio kecil di ujung lorong. Lewat kaca besar, ia melihat seorang gadis tengah berlatih sendirian. Rambut panjangnya terikat rapi, sementara tubuhnya bergerak luwes mengikuti irama. Ada sesuatu dalam caranya menari—tegas tapi tetap penuh ekspresi—yang membuat Jeno tanpa sadar berhenti.

"Siapa dia?" gumam Jeno pelan, sedikit menunduk untuk melihat lebih jelas.

Seolah mendengar gumamannya, gadis itu berhenti menari, menatap pantulan dirinya di kaca, lalu perlahan memutar badan. Pandangan mereka bertemu sesaat melalui kaca.

Jeno merasa canggung, seketika berdiri tegak dan berpura-pura sibuk mengecek ponsel. Tapi dari sudut matanya, ia melihat gadis itu tersenyum canggung, lalu membungkukkan badan sebagai salam. Jeno, yang merasa tak sopan jika diam saja, membalas dengan anggukan canggung, lalu menatap sekilas gadis itu setelah itu beranjak pergi.

Beberapa detik yang singkat tapi cukup untuk meninggalkan kesan.

Hari berikutnya, Jeno kembali ke gedung lebih awal. Ia tidak ingin mengakuinya, tapi ada rasa penasaran yang membuatnya berharap bisa bertemu gadis itu lagi. Saat ia berjalan menuju ruang latihan, ia melihat beberapa trainee perempuan berkumpul di kafe kecil di dalam gedung. Dan di sana, duduk di sudut dengan sebotol air mineral, gadis yang sama.

Ia tampak lebih santai hari ini, mengenakan hoodie abu-abu dan celana olahraga hitam. Matanya fokus membaca sesuatu di ponselnya, sesekali tersenyum kecil. Jeno berdebat dengan dirinya sendiri—apakah harus menyapa atau tidak.

" Oi Jeno Lee ngapain bengong?" Mark tiba-tiba muncul dari belakang, menepuk pundaknya.

Jeno hampir melompat kaget. "Ah, nggak, cuma... lihat-lihat."

Mark mengikutinya melihat ke arah gadis itu. "Oh, itu Aeri. Dia trainee baru dari Jepang. Katanya debut bareng aespa sebentar lagi."

"Aeri?" ulang Jeno, merasa namanya cocok dengan wajahnya.

"Yup. Dia keren, ya? Denger - denger dia punya flow rap yang bagus, tapi dari kemarin yang gue liat dia ngedance doang jadi belum denger gimana rap nya" ujar Mark santai sebelum berjalan pergi.

Jeno masih berdiri di tempat, kini punya nama untuk gadis yang membuatnya penasaran. Dan entah kenapa, ada dorongan kecil dalam dirinya untuk mengenalnya lebih jauh.

Sejak hari itu, setiap kali Jeno ke gedung latihan, ia tanpa sadar berharap bisa melihat gadis bernama Aeri. Kadang hanya sekilas, kadang lebih lama jika mereka berada di ruangan yang bersebelahan.

Mereka belum berbicara lagi, tapi senyuman tipis yang selalu Aeri berikan saat berpapasan cukup membuat Jeno merasa diperhatikan.

Di sela-sela jadwal padat, Jeno sering menemukan dirinya memikirkan momen singkat itu. Ia bahkan pernah secara tidak sadar membuka Instagram dan mencari tahu tentang Aeri, mungkin saja ada beberapa peninggalan yang tersisa di internet, mengingat gadis itu baru saja masuk agensi, tidak menutup kemungkinan sebelumnya Aeri aktif di media sosial.

Between the BeatsHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin