Cheryl ngelirik, terus tiba-tiba dia berdiri dan jalan ke lemarinya.
Dia buka laci besar, ngambil satu box misterius.

Alettha otomatis curiga.
“Cher… apaan itu… jangan aneh-aneh.”

Cheryl buka box-nya.

Dan isinya—

Lingerie hitam.
Lace. Transparan.
Yang kalau dipake? Salah gerak dikit bisa dosa.

Alettha langsung mundur 3 langkah.
“LO KOLEKSI BAJU GITUAN??”

Cheryl santai banget ngangkat lingerie-nya.
“Enggak laaah. Ini punya bunda. Bibi salah naruh. Terus bunda bilang taro aja di lemari gue karena lemari dia udah penuh stock dress buat arisan.”

Alettha:
“…oh.”

Cheryl:
“Coba pake outer-nya aja. Lucu tauu.”

Alettha langsung geleng keras.
“No. Too risky. Gue ga mau keciduk pake beginian jam lima subuh di dapur rumah orang.”

Cheryl langsung mode memohon + drama korea.
Mulai dari mata memelas, bibir manyun, sampai nahan-nahan suara manja.

“Please kak Ale… just the outer. Ga keliatan kok. Lagian supaya ga kedinginan juga.”

Alettha memejamkan mata.
Menghela napas.
Beberapa detik kontemplasi hidup.

“Cher… kalo gue ketemu orang… gue bunuh lo.”

Tapi akhirnya—
dia pake outer lingerie itu.

Cuma outer-nya, jatuhnya kayak kimono hitam tipis transparan yang jatuhnya aesthetic banget.
Tapi tetep aja…
Vibe-vibenya menggoda maut.

Alettha berdiri depan kaca, liat diri sendiri, terus desis:

“Gila… gue kayak mau jadi cameo MV The Weeknd.”

Cheryl sibuk nyari panci sambil nyeletuk,
“At least hot, kak. Kalo ketemu abang gue… good luck aja.”

Dan tanpa sadar—
itu bukan sekadar candaan.

Karena orang yang paling ga mau Alettha temui pagi-pagi buta dengan outfit gitu…
lagi nyampe rumah.

•••••


Alettha berdiri di dapur yang masih remang karena matahari belum naik tinggi. Dingin-dingin adem gitu, cuma suara kettle mendesis sama kipas exhaust yang bunyi halus.

“Two packs of ramen should be enough…” gumamnya sambil ngucek mata karena masih ngantuk.

Awalnya sih aman—sunyi, ga ada orang. Tapi tiba-tiba…

GREET… GREET…

Suara gesekan koper dari arah pintu depan.

Alettha langsung freeze.
“Anjir… siapa lagi pagi-pagi geser koper…” bisiknya panik sambil buru-buru ngaduk ramen.

Deg-degan kayak maling Indom*ret, dia matiin kompor, tuang kuah, terus lari kecil balik ke kamar Cheryl sambil bawa dua mangkuk ramen panas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 02 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Talk Properly, dev!!!Where stories live. Discover now