part 1

98 20 5
                                        

••••••


Hari itu capeknya Alettha tuh bukan main. Rasanya semua yang bisa bikin lelah… happen in one day.

Kuliahnya penuh tugas, dosennya bawel, ditambah drama kecil antara dua temen segrup yang bikin kepala cenat-cenut. Pulang pun masih harus nunggu jemputan. Udara sore itu agak dingin, bikin dia makin pengen buru-buru pulang, mandi, nonton, tidur.

Tapi harapannya langsung nge-drop waktu HP-nya bunyi.

Mami:
“Ale sayang, mami & papi flight ke German malam ini. Ada business deal urgent. Stay safe di rumah ya, Ale.”

Bersamaan, pesan lain masuk.
Dari koko-nya, Jeremie.

Jeremie:
“Sorry Ale, koko lagi hectic banget. Thesis S2 lagi mepet deadline. Kalo pulang minggu ini pun kayaknya koko ga bisa dampingin kamu.”

Alettha berdiri lama, ngeliatin dua pesan itu.
Matanya sayu.
Bahunya turun.

“…great,” gumamnya lirih, English otomatis keluar saat mood-nya jelek.

Dia nyimpen HP lagi, berdiri di depan gerbang kampus sambil memegang tali tas.
Biasanya dia masih ketawa-ketawa sama Cheryl.
Tapi kali ini? Dead silent.

Cheryl yang baru keluar kelas ngeliat itu dari jauh.
Temennya yang biasanya rame, bertenaga, cerah…
kali ini kayak battery-nya tinggal 2%.

Cheryl langsung ngibrit.
“Hai kak Ale… why do you look so gloomy? What happened?”

Alettha pelan angkat wajah.
Senyumnya… ga ada.

“Ngga apa-apa, Cher. Cuman… sedih aja. Kayak… today is too much for me. Terus gue sendirian di rumah hari ini.”

Nada suaranya tipis, capek.
Cheryl langsung soften.

Cheryl bukannya ngomel, bukannya bercanda.
Malah senyum lembut.

“Come to my house then, kak. Please. Bunda kangen sama kamu. She literally called you ‘calon menantu-nya’ tadi pagi.”

Alettha langsung melempar pandangan don’t start.
“Nggak lucu, Cher. Gue sama abang lo udah mantanan. Stop it.”

Cheryl ngangkat alis.
“And? Ex or not, bunda tetep suka sama kak Ale.”
Terus dia tarik tangan Alettha pelan.
“Ayo. Come home with me. Tenang aja, bang Devon masih di Frankfurt. There's no way he magically muncul hari ini.”

Alettha masih diam.
Matanya ngeliat lantai, sambil ngegosok bahunya sendiri karena dingin.

Cheryl makin kencengin genggaman tangannya.
“Nggak enak kan pulang ke rumah kosong? Lo bakal makin kepikiran. Just stay with me tonight. Please?”

Alettha akhirnya ngeluarin napas panjang.
Pasrah. Capek.
But also… she kinda needs someone today.

“…yaudah. Tapi gue chat Pak Bim dulu. Kasian kalo beliau udah jalan sedangkan gue pindah rencana.”

Cheryl langsung nyengir, happy banget.
“Okeee! Yesss finally!”

Alettha buka HP sambil ngetik ke Pak Bim, terus nyender sedikit ke lengan Cheryl.
“God… I’m so tired.”

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 02 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Talk Properly, dev!!!Where stories live. Discover now