4 Februari, 2036
Ternyata masa SMP memang secepat itu berlalu. Berawal dari gedung biru yang begitu indah dalam pandangan mata menyimpan banyak kenangan yang tidak kalah indah. Tiga tahun itu telah aku lewati bersama manusia-manusia baik di sekelilingku.
Meski sekarang aku sudah sangat jauh dari masa SMP, tapi kebersamaanku dengan mereka masih sangat melekat di hati ini. Kini kami sudah memiliki dunia masing-masing. Namun, aku harap kenangan tentang diriku masih tersimpan utuh dalam benak kalian, teman-teman ku di masa SMP.
* * *
Aku adalah Azzalia Athisa Farunisa, siswi kelas 10 SMA Cendekia Madani. Bukan lagi siswi kelas 9 SMP Telaga Ilmu. Sekarang aku sudah menjadi kakak-kakak SMA yang dulu sering kubayangkan di masa kecil. Yang pastinya aku sedang menunggu hal-hal indah apa yang telah Tuhan rencanakan kepadaku di masa SMA ini. Karena diantara sekian luasnya bumi ini, Tuhan menempatkan ku pada SMA yang akan menjadi lingkungan baru dalam tiga tahun mendatang. Walaupun aku tidak bertemu lagi dengan teman-teman SMP, tapi aku memiliki seseorang yang cukup dekat denganku di SMA ini.
Ketika aku memasuki aula sekolah, kulihat sejuta harapan yang menanti ku untuk dijemput. Dengan ruangan yang begitu besar, dikelilingi pendingin ruangan yang begitu banyak. Terdapat panggung yang sangat luas di depan sana, juga kursi yang telah tersusun rapi.
Kakiku terus menapaki keramik aula menuju kursi barisan pertama. Aku memang lebih suka berada di barisan utama. Rasanya lebih nyaman dan tenang, kita tidak perlu terganggu dengan keributan di belakang. Dan ternyata memang benar, ketika aku baru saja terduduk di kursi terdapat seorang siswi yang menyapaku dengan sangat ramah.
"Maaf, permisi. Aku izin duduk di sebelah kamu, ya?" Celetuk siswi tersebut, tentunya kepadaku.
Hampir saja aku salah tingkah dibuatnya. "Ah-boleh, duduk aja. Ini juga untuk murid lain, kok."
Ia hanya tersenyum simpul kepadaku. Ingin sekali rasanya aku melihat name tag nya untuk mengetahui nama siswi ini. Tingkahku begitu aneh ketika itu, sebenarnya aku bisa dengan mudah beradaptasi di lingkungan baru. Namun, biasanya aku yang mendatangi terlebih dahulu bukan di datangi seperti sekarang.
Ah-TIDAK! Aku tidak begitu kepedean. Namun, sudah jelas bukan dia ingin berkenalan dengan ku? Maksudku dari sekian banyak kursi di barisan utama mengapa dia memilih duduk tepat di sebelah ku? Tentu saja itu sudah jelas bahwa dia ingin berkenalan denganku. Tapi, kenapa sampai sekarang dia belum menanyakan namaku?
Baiklah, sepertinya harus aku yang memulai nya. "Ekhem." Siswi itu menoleh ketika mendengarku berdeham.
"Nama kamu-"
Tidak jadi aku bertanya. Kalimatku sudah di potong oleh panitia acara. "Semuanya udah masuk ke dalam aula?"
Panitia itu melihat sekeliling aura yang telah ramai dengan murid baru. "Kalau semuanya udah masuk, silahkan isi barisan depan terlebih dahulu." Sudah kuduga akan disuruh seperti itu. Makanya aku semakin suka berada di barisan pertama.
Ketika kursi di sekitar ku mulai terisi, aku melihat beberapa name tag mereka. Memang tidak semuanya yang kuingat, tapi paling tidak ketika nanti ada permainan perkenalan diri aku sudah mengetahui beberapa nama di antara ratusan murid yang berada di aula ini.
Sementara itu, panitia MPLS bersiap untuk segera membuka acara. Terlihat ada yang menghidupkan mikrofon, ada yang mempersiapkan meja, dan masih banyak kegiatan yang dilakukan oleh panitia itu. Hal ini membuatku teringat dengan masa-masa ketika aku menjadi OSIS di SMP. Lihatlah, kakak-kakak yang kini berdiri di depan itu adalah aku yang dulu. Aku yang sekarang hanya menjadi penonton dari kursi yang telah disediakan.
ESTÁS LEYENDO
Dia, '23-25'
Romance~suara hati ini memanggil nama mu, karena separuh aku-dirimu~ • • • Ini bukan tentang Azzalia Athisa Faranisa. Tetapi ini tentang dia yang selalu menjadi topik utama dalam aksara yang kini kalian baca...
