Always

150 8 2
                                    


Lampu kota malam itu sangat terang. Juga hamparan bintang yang kelap-kelip, bertabur dalam langit gelap. Tidak seperti biasa. Malam di Seoul terasa sunyi, senyap. Tidak, bukan Seoul tapi sesuatu dalam diriku yang tidak aku mengerti.

Langit Seoul masih sama. Masih gemerlap layaknya kemeriahan panggung musik concert k-pop dengan sorot centerpiece beam angel dan efek lighting yang menjurus ke segala arah.

Aku mendesah panjang. Menutup jendela apartemen. Berangsur menuju workspace. Ada banyak PR yang harus aku selesaikan sebelum deadline.

Baru ketika aku hendak menyalakan laptop, sebuah panggilan masuk. Stephanie, My Besties.

"Jessie ....!!!!"

"Kim ... Kim ... kecelakaan"

"Kim, siapa?"

"Kim Taeng .. dia di rumah sakit sekarang. Ruang ICU" Jelas Steph, dengan nada panik.

"And?"

"Jessica, wake up!. Kim Taeng kecelakaan. KIM TAENG!!"

"Lantas kenapa?!"

"Ada banyak dokter dan perawat di sana. Plus, ..." Aku menarik nafas sebelum melanjutkan

"Ada kau di sana. Dia akan baik-baik saja"

"Don't ruin my day about him anymore!"

Aku mengakhiri panggilan dari Steph. Membuang ponsel ke sembarang sudut di tempat tidur. Kenapa harus ada kabar darinya setelah sekian lama.


Always


Ini masih pukul 7 pagi di Seoul dan seseorang sudah mengacau my morning exercise. Siapapun itu aku pasti akan membunuhnya.

"Annyeong!!!"

Aku hendak menutup pintu kembali begitu mendapati senyum lebar tanpa dosa laki-laki dengan rambut blonde menyambut pagiku.

"Wwoo .. wwooo" dia menahan dengan tangannya, memaksa masuk. Aku mendesah pelan.

"Apa yang kau lakukan di sini, se pagi ini. Kau tahu, kau baru saja mengacau latihan pagiku"

"Latihan pagi? maksudmu tidur?"

"Aku membawa sarapan"

Lelaki itu memamerkan dua kantong plastik berisi bahan makanan yang baru saja di belinya dari supermarket sebelah. Ia mengeluarkan semua bahan makanan dan mulai berkreasi.

"Bangunkan aku jika sudah siap" aku merebahkan tubuhku di sofa tamu. Ini tidak seperti aku bisa kembali tidur. Ough! Lelaki ini sudah mengacau tidur pagi-ku.

"Ayolah Jess, kau bisa kemari membantuku"

"Come-on" lelaki ini mendekat. Kali ini memaksaku beranjak dari sofa empuk yang aku tiduri.

"I hate you!"

"I love you too"

"Come-on ... aaa" Lelaki ini menyuapiku dengan nasi goreng joen yang masih di atas teflon.

"It's good!" rasa masakannya memang tidak perlu diragukan. Meskipun hanya masakan sederhana, tapi bagiku dia sangat special. Maksudku untuk seorang lelaki yang pandai memasak.

"Nah ... pegang ini" aku mengambil alih nasi goreng. Mengoreknya sebentar, kemudian memindahkannya di atas piring. Sementara lelaki itu sudah sibuk dengan membuat menu yang lain.

Ini lucu. Dulu, aku pernah berharap untuk menikah dengan lelaki yang pandai memasak dan sepertinya harapanku akan menjadi kenyataan. Aku tanpa sadar tersenyum.

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Jul 23, 2015 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

AlwaysDove le storie prendono vita. Scoprilo ora