(little bit ++) Push up [nomin]

Mulai dari awal
                                        

Untuk kesekian kalinya, jaemin meneriaki kekasih nya. Bagaimana tidak? Seperti kata Jeno sebelum nya, ia membantu si tampan itu dengan duduk di punggung kaki nya, dan memeluk betis nya.

Namun bukan itu yang membuat jaemin berteriak kesal, tetapi pria tampan itu akan mencuri ciuman pada bibir nya saat melakukan gerakan sit up.

Jika hanya sekedar kecupan, mungkin jaemin bisa biasa saja. Tapi pria tampan itu dengan kurang ajar nya melumat, bahkan sesekali menggigit bibir bawah nya cukup kuat. Hingga kini terlihat membengkak.

Jeno tertawa lepas, sudah sejak lima belas menit lalu ia melakukan gerakan sit up, dan sudah tak terhitung berapa kali ciuman yang ia curi dari si manis.

Jeno menghentikan gerakan nya, ikut duduk bersila setelah jaemin melepaskan pelukan nya pada kaki nya.

Ia tangkup kedua pipi gembil sang kekasih. Lalu ia usap pelan.

"Galak banget kenapa sih. "

"Gatau. Males ngomong sama abang, " Ujar nya cuek, berusaha mengalihkan pandangan agar tak bertemu tatap dengan kekasih nya, karna sungguh penampilan Jeno kali ini sedikit membuat nya panas.

Jeno gemas melihat tingkah kesayangan nya itu, maka dengan kurang ajar nya——

"IH! ABANG! "

——pria tampan itu membuat si manis berbaring terlentang, dengan Jeno yang berada di atas nya bertumpu pada kedua siku nya yang berada di samping tubuh si manis.

"Diem cantik, abang mau push up. Abis push up kita mandi terus jajan, " Ujar nya.

"Ya tapi kan ga gini juga abang! Lepasin ah! Aku mau duduk aja! Abang! " Jaemin berteriak kesal, memukul bisep Jeno berkali-kali, namun pria itu tak juga berniat melepaskan nya.

Jeno menghiraukan omelan si manis, dan mulai menggerakan tubuh nya turun naik dengan mataa yang berfokus pada pahatan sempurna wajah sang kekasih.

Memuja dalam diam bagaimana wajah itu terlihat sangat mempesona walaupun tanpa riasan. Apalagi bibir merah muda nya yang menggoda.

Jaemin diam, terpaan napas hangat pria nya menyapa wajah si manis, menghitung dalam hati gerakan pria nya, hingga hitungan ke-dua puluh. Manik karamel pria manis itu membola.

Kedua telapak tangan nya mencoba mendorong Jeno dari atas tubuh nya saat pria tampan itu mulai memangut bibir nya.

"Mmmh! "

Satu tangan menahan bobot tubuh nya, dan satu tangan lain nya menangkup rahang si manis. Jeno elus dengan pelan agar jaemin berhenti menolak, dan menerima ciuman nya.

Jaemin pasrah, setelah percobaan nya untuk menjauhkan Jeno dari atas tubuh nya tak berhasil. Dan memilih menerima ciuman pria itu, karna tak bohong, Jeno selalu bisa membuat nya lupa diri sebab ciuman pria itu yang begitu candu.

Ciuman itu semakin intens saat jaemin mengalungkan kedua lengan nya pada leher Jeno, merambat naik guna meremat kuat surai gelap kekasih tampan nya.

Perut nya terasa geli seperti menggelitik. Pelan namun pasti, Jeno mencium nya seolah tak ada hari esok. Apalagi ketika lidah pria tampan itu bermain pada langit langit mulut nya, jaemin tak bisa menahan lenguhan milik nya.

"Hnggh! S-stop! Ahh! "

Jaemin mengerang, melepaskan ciuman kedua nya dengan sepihak dan menjambak rambut Jeno cukup kuat, saat pria menyebalkan yang sayang nya adalah kekasih nya sendiri itu, menggesekkan kejantanan kedua nya yang masih berbalut celana. Di gesek sedikit cepat, sesekali di tekan.

Tubuh nya seperti terkena sengatan listrik, pria manis itu mendesah pelan, saat jeno menekan bahkan menggesekkan kejantanannya pada milik nya yang masih sama-sama berbalut celana.

Kedua jemari kaki nya menekuk saat merasakan gelenjar nikmat sekujur badan sebab kegiatan amoral yang di lakukan pria nya.

"U-udah! Ahh! Udah abang! N-nanti keluar! Hahh! "

Jaemin menggeleng saat rasa nyeri timbul di perut bagian bawah nya, kejantanan nya sesak dan seperti akan mengeluarkan sesuatu.

Kedua jemari tangan nya pun beralih meremas bisep Jeno, melampiaskan rasa nikmat yang di rasa.

Kepala nya mendongak, hingga leher jenjang itu yang jadi pandangan Jeno. Peluh membasahi dahi nya. Jeno menjilat bibir bawah nya melihat penampilan berantakan sang kekasih.

"Keluarin sayang, " Jeno berujar pelan di samping telinga si manis.

Kemudian kecupan basah ia beri pada leher putih itu, membuat jaemin menggelinjang.
Dan bersamaan itu juga, pria manis itu sampai pada putih nya. Tanpa ia sentuh langsung sedikit pun milik pria manis nya.

Dada nya naik turun cepat impas dari kegiatan amoral yang di lakukan pria nya, Jaemin meraup udara dengan rakus usai merasakan putih nya telah sampai hingga mengotori celana pendek yang ia pakai.

"A-abang. . " Panggil nya lirih.

Jeno berdehem, sembari merapikan surai si manis yang lepek sebab keringat, pria tampan itu belum beranjak dari posisi nya.

"Bangsat lu, " Maki nya tiba-tiba setelah merasa laju napas nya sudah normal kembali. Manik karamel nya menatap Jeno tajam.

Sedangkan pria tampan itu hanya bisa terkekeh pelan, dan kembali mencuri ciuman pada bibir si manis yang membengkak.

"Enak banget ya? Sampe merem melek kayak tadi, tanpa di sentuh udah keluar aja, nakal, " Ujar nya mengejek.

Jaemin mendelik. Ia cubit pinggang Jeno, membuat pria tampan itu meringis namun kemudian tertawa.

"Kamu udah dapet enak nya, sekarang gantian kamu yang enakin abang, " Ujar Jeno sembari menaik turunkan alis nya.

Jaemin menyerinyitkan alisnya bingung, "itu kan salah——ABANG! IH GAMAU! TURUNIN! ABANGGGGG! "

Jaemin berteriak saat Jeno dengan tiba-tiba mengangkat nya pada gendongan koala.

"Ke mall nya besok aja ya, sayang. Sekarang kita lanjutin yang lebih nikmat lagi, " Bisik Jeno dan memukul pantat jaemin.

Sedangkan pria manis itu memberontak, meneriaki Jeno dengan makian, namun ya, seperti yang kalian lihat, ia tak mungkin bisa lari lagi jika Jeno sudah melemparnya ke ranjang.

Dan setelah nya, hanya ada erangan yang bersautan dan suara decitan ranjang.














Selesai.

















collection | jaemin harem. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang