[09] shopping with ayah

36 5 0
                                        

Hello guys, it's me
🌳 Ini fiksi
🌳 Murni buatan sendiri
🌳 Typo dimana mana

Happy reading guys <3

.








Setelah masalah bayi selesai, keesokan harinya Jeffry sudah berjanji hari ini mereka akan jalan jalan ke mall untuk menyegarkan pikiran

Tak lupa Sakha dan Jeden pasti ikut, kapan lagi ayah mereka mau dengan senang hati keluarin uangnya secara cuma cuma

"Kalian nanti mau beli apa?" Tanya Jeffry

"Abang mau beli kasur baru yah, kasur abang peernya dah kerasa" Jeffry mengangguk

"Aa mau beli apa?" Tanya Jeffry

"Hm? Aa mau beli tas aja yah sama baju"

"Adek?" Nadya menoleh

"Tenang saja ayah, adek udah siapin dan catat apa yang perlu di beli" Jeffry terdiam

"Alamat kantong kering kalau begini" batinnya

"Selesai shopping kita beli bahan dapur, bahan dirumah udah habis"

Tak lama kemudian mereka sampai di mall, setelah memarkirkan mobil mereka berempat langsung masuk ke dalam mall dan mencari toko yang mereka cari

Untuk awalnya, mereka menemani Jeden membeli baju tak hanya Jeden ternyata Jeffry juga membeli beberapa karena bajunya sudah kecil semua. Nadya sendiri memilih menunggu diluar bersama Sakha karena keduanya tak minat beli baju baru

"Semoga ga lama"

"Ayah sih yang kelamaan milih" Sakha tertawa, benar juga ayahnya itu kalau beli baju selalu pilih pilih

15 menit menunggu akhirnya Jeden dan Jeffry keluar dengan masing masing membawa dua paperbag

"Ayah beli apa?" Tanya Nadya

"Ayah beli Jaket sama celana aja"

Lantas mereka lanjut ke furniture rumah, disana mereka membantu Sakha memilih kasur yang nyaman dan empuk

"Abang, ini sama kayak punya abang" ucap Nadya sambil merebahkan tubuhnya di kasur itu

Sakha pun bergabung dan ternyata benar, sama seperti miliknya

"Abang ambil ini deh yah" Jeffry mengangguk lalu memanggil orang agar kasur itu dikemas dan dikirim ke rumahnya

Selesai membayar, Nadya memilih untuk langsung belanja bahan dapur aja.

"Adek ga belanja juga?" Nadya menggeleng

"Besok aja sama kak Yosan yah"

"Ohh mau beli furniture ya?" Nadya mengangguk

"Kenapa harus nunggu si Yosan?" Tanya Sakha

"Nadya itu sebenarnya mau tinggal di apartemen"

"Loh? Tiba tiba banget dek?" Kaget Jeden

"Iya, pengen mandiri sebenarnya cuma ya ayah sempet ga ngebolehin tapi karena di bujuk smaa kak Yosan jadinya boleh"

"Dih, ga ada ya" tolak Sakha

"Udah terlanjur di beli unitnya" Sakha dan Jeden membola

"Loh kok ga bilang kita?!" Ucap Sakha marah

"Udah gapapa biarin dia hidup mandiri, kalian juga udah pernah kan ayah izinin tinggal di apartemen dari SMA?"

"Ayah, tapi kita ga tau bahaya apa yang ada di luar, Nadya ini perempuan dan gabisa dilepas gitu aja" bela Jeden

"Aman, ada Sofiana yang tinggal di sebelah Nadya"

"Beneran gapapa?" Khawatir Sakha

"Iya Abang, aman kok lagi pula Sofia tinggal bareng kakaknya"

Akhirnya keduanya mengizinkan Nadya untuk tinggal di apartemen. Berat sebenarnya, karena mereka tumbuh bersama dari kecil dan sekarang harus pindah tempat tinggal sementara waktu

"Cuma sampe wisuda abang, aa"

"Masalahnya abang sebentar lagi wisuda, dan abang mau ambil S2 di Canada"

"Loh? Abang udah daftar?" Sakha mengangguk

"Abang keterima dan belum tau kapan harus berangkat"

.




.




.


Saat sampai di rumah

"Abang, adek tidurin di kamar aja" Sakha mengangguk lalu membawa Nadya yang tertidur ke kamar

Saat masuk ke kamar Nadya, Sakha di sambut dengan lukisan Nadya yang belum selesai, Sakha langsung merebahkan Nadya di kasur lalu menutup tubuhnya dengan selimut

"Abang ga tau apa kita masih bisa bareng bareng lagi kedepannya, abang harus terbang jauh ke negara orang buat belajar dan abang khawatir kamu kenapa napa waktu abang jauh" gumam Sakha sambil menatap wajah Nadya

"Abang harap, kamu ga kenapa napa waktu abang pergi"

Setelah itu, Sakha turun ke bawah untuk menata belanjaan mereka di dapur. Selain Nadya, Sakha orang kedua yang pandai memasak dan hasilnya juga selalu enak

"Mau gw bantu bang?" Tanya Jeden

"Tolong lo tata bumbu dapur ya je, kebetulan banyak belinya"

"Siap laksanakan"

Keduanya sibuk menata belanjaan mereka di dapur. Lain lagi dengan Jeffry yang tengah berada di ruang kerjanya

"Aku ga siap sayang, anak anak kita makin dewasa dan punya pilihannya masing masing" ucap Jeffry sambil memandang foto mendiang istrinya

"Abang sebentar lagi wisuda dan bakal ambil S2 di Canada, tempat kelahiran kamu" lanjutnya

Tanpa sadar, air mata Jeffry turun ke pipi. Waktu begitu cepat berlalu, tak terasa semua anak anaknya sudah dewasa dan punya pilihan sendiri. Jeffry masih tidak siap jika harus berpisah dengan anak sulungnya yang sebentar lagi akan ke Canada untuk melanjutkan pendidikannya.

"Anak anak baik banget, mereka selalu ada disaat aku terpuruk kehilangan kamu 10 tahun lalu, aku kasihan sama Nadya yang waktu itu belum tau apa apa dan harus kehilangan kamu"

"Sayang, aku rindu"

Pecah sudah tangis Jeffry, dia merindukan mendiang Rose. Istrinya yang dulu menemaninya memulai usaha dari 0 dan bahkan selalu mendukungnya saat dia sedih. Sakha, si sulung yang dulu menjadi kesayangan Rose karena mirip dengan Jeffry. Yang sempat membuat Jeffry kemusuhan dengan si sulung karena merebut atensi istrinya.







.


.



.



















YAAMPUN MAAF GUYS, TELAT


aku baru selesai bikin maskot jadi baru sempet pegang hp, maaf ya

Segitu dulu dari aku, see you next chap ya bye bye bye love you

-salam sayang dari pacar Jaehee 🌳💓-

YUSHINYA (BINTANG) JANGAN LUPA DI PENCET KAKAK KAKAK MANIS, BIAR AKU MAKIN SEMANGAT UPDATE 💗 💗

When I'm With You حيث تعيش القصص. اكتشف الآن