Prologue

949 63 16
                                    

[ Ayase P.O.V ]

Namaku Miharu Ayase, 17th. Ayahku bernama Miharu Korosu, seorang politician penting di Negara ini. Hari ini, aku sedang perjalanan menuju Sakamaki mansion. Ya, mulai hari ini sampai waktu yang tidak bisa ditentukan, aku akan tinggal bersama Sakamaki brother's. sebuah keluarga bangsawan vampire, tidak, maksudku aku akan tinggal bersama dengan 6 pangeran vampire. Mungkin kalian tidak akan mempercayainya,mungkin kalian juga akan berfikir bahwa aku mengada-ada. Tapi,inilah kebenarannya, keluarga Sakamaki adalah seorang vampire. Mungkin kalian akan berfikir bahwa itu tidak mungkin, bahwa vampire hanya ada di cerita mythology saja, tapi, mereka memang ada. Makhluk penghisap darah seperti mereka memang ada.

Kenapa aku bisa mengetahuinya? Itu karena ayahku adalah seorang vampire hunter. Pekerjaannya sebagai seorang politician hanya untuk menutupi pekerjaannya sebagai seorang vampire hunter, untuk menutupi kebenaran bahwa vampire itu memang ada. Ia tidak mau orang-orang mengetahui bahwa vampire masih ada di dunia ini, didunia tempat kita tinggal ini.

Sejak kecil, ayah mengajariku cara menggunakan pedang dan menembak, ia melatihku agar bisa menjadi seorang vampire hunter. Saat aku berumur 14th, aku mulai menjadi seorang vampire hunter, tugas seorang vampire hunter tidaklah mudah, aku harus membunuh semua vampire yang berbahaya, dengan senjata khusus tentunya. Tidak semua vampire harus dibunuh, hanya vampire yang tidak bisa menahan rasa haus mereka akan darah manusia yang menggiurkan yang harus dibunuh, kamu menyebut vampire seperti ini dengan sebutan vampire the end.

Sakamaki Tougou adalah teman baik ayahku, meskipun ia seorang vampire, ia tidaklah berbahaya, dan ayah tidak harus membunuhnya. Lagi pula, ayah dan Sakamaki Tougou berada pada bidang pekerjaan yang sama, yaitu bidang politik.

+__Flash Back__+

"Ayase, ayah baru saja mendapat kabar dari asosiasi vampire hunter untuk mengirimmu ke keluarga Sakamaki." Kata ayah sambil meminum minumannya yang ada di meja makan.

"Sakamaki itu, bukankah mereka keluarga bangsawan vampire, ayah?" tanyaku pada ayah.

"Ya, asosiasi mendengar rumor bahwa semua putra dari raja vampire Karlheinz sangatlah berbahaya."

"Jadi, aku harus memusnahkannya?"

"Tidak, kau tidak boleh memusnahkannya, kau hanya perlu memantau mereka, jika mereka benar-benar berbahaya, maka pihak asosiasi yang akan membunuh mereka."

"Tapi, jika seperti itu, raja vampire Karlheinz akan marah, ia akan memusnahkan kita semua."

"Maa, aku sudah berbicara padanya, dia bilang, 'tidak masalah jika kalian ingin memantau putra-putraku, aku tidak keberatan,'. Itulah yang dia katakana padaku."

"Kalau begitu, akau akan melaksanakan tugas itu, aku akan pergi ke kediaman keluarga sakamaki."

"Kau memang dapat diandalkan, Ayase. Sebagai seorang vampire hunter terbaik, kau harus bisa melaksanakan semua tugas yang diberikan."

"Ha'i, aku mengerti, ayah."

"Kalau begitu, kau bisa berkemas-kemas untuk pindah kerumah keluarga Sakamaki, dan jangan lupa, bawa pistol anti-vampire milikmu."

"Aku mengerti, aku tidak akan pernah lupa untuk membawa Blue Rose milikku, ayah."

+__Flash Back End__+

Tak terasa aku sudah sampai di depan gerbang mansion keluarga Sakamaki, aku sempat terkejut melihat mansion milik keluarga Sakamaki yang sangat besar, mansion ini memiliki gaya Eropa sehingga terkesan sangat mewah namun menakutkan. Aku berjalan menuju pintu masuk mansion itu, aku menekan bel rumah. Aku menunggu hingga beberapa menit, namun tidak ada jawaban sama sekali, aku menekan bel untuk kedua kalinya.

'kenapa mereka tidak membukakan pintu untukku, bukankah seharusnya mereka sudah di beritahu oleh raja vampire karlheinz tentang kedatanganku?' pikirku.

Aku menekan bel untuk ketiga kalinya, namun tidak kunjung dibukakan juga, aku tidak sengaja mendorong pintu itu, ternyata pintu itu tidak terkunci. Aku berjalan masuk kerumah itu, dan tetap bersiaga, bagaimanapun juga, mereka adalah vampire, mereka bisa menyerangku kapan saja. Setelah masuk kedalam mansion, aku menutup pintu tadi secara perlahan mengamati setiap sudut ruangan, siapa tahu ada vampire yang sedang mengintaiku.

'sepi sekali.'

Dengan secepat kilat aku merasa bahwa punggungku menabrak sesuatu yang sangat keras, tanpa sadar aku mengeluarkan suara kesakitan dan menutup mataku.

"Boleh juga, baumu sangat manis." Kata seorang pemuda yang mendorongku hingga menubruk tembok.

Pemuda dihadapanku memegang kedua pergelangan tanganku dan mengunci semua pergerakanku. Aku tidak bisa bergerak.

Aku membuka mataku perlahan untuk melihat wajah pemuda yang mendorongku, dia memiliki rambut berwarna coklat agak kemarahan dengan mata berwarna emerald.

Aku menendang pemuda itu tepat diperutnya hingga membuatnya kesakitan.

"Sialan, apa yang kau lakukan pada yang mulia aku." Katanya marah lalu mencoba untuk mendorongku lagi, namun dengan cepat aku mengambil pistol anti-vampire ku yang bernama Blue Rose dari balik jaket yang ku pakai dan mengarahkannya tepat dijantung pemuda itu.

"Jangan macam-macam, ini senjata anti-vampire." Kataku memperingatkan.

"Tch." Pemuda itu mendecakkan lidahnya karena kesal.

"Ayato, ribut-ribut apa ini?" Tanya seorang pemuda yang tiba-tiba muncul di hadapanku.

Aku melihat kearah pemuda itu, begitu juga dengan pemuda berambut coklat agak kemerahan yang dipanggil Ayato itu. Ayato berjalan menjauhiku.

"Tch, Reiji kah?" kata pemuda itu sambil mendecakkan lidahnya.

"Ini kan aula depan, tempat untuk menyambut tamu kita. Jadi, jangan melakukan hal tidak sopan seperti itu disini." Kata pemuda yang dipanggil Reiji oleh Ayato.

Pemuda yang dipanggil Reiji itu memiliki rambut berwarna hitam agak keungu-unguan (a/n : bener gak sih?). Dia memiliki mata berwarna red diamond, dia juga memakai kaca mata. Cara berpakaiannya mirip dengan butler.

"Aaah~ membosankan." Kata Ayato kesal.

Aku berjalan menuju Reiji sambil menurunkan pistolku.

"Apa kau salah satu putra dari Karlheinz?" tanyaku to the point.

Reiji menatapku tajam lalu berkata "Kau siapa?"

"Miharu Ayase, seorang vampire hunter yang dikirim oleh asosiasi vampire hunter untuk mengawasi putra dari Karlheinz."

"Aku belum mendengar soal itu. Ayato, jelaskan ini padaku." Kata Reiji sambil menatap Ayato.

"Heh? Mana aku tahu? Kau tidak pernah bilang apa-apa soal itu, hunter onna (wanita pemburu)." Kata Ayato sambil menatapku.

"Itu karena kau tiba-tiba menyerangku." Protesku padanya.

"Hmmph." Kata Ayato sambil memalingkan mukanya.

"Tunnggu, tadi kau bilang 'hunter onna?' kau membicarakan soal aku?" tanyaku agak tersinggung karena panggilan itu.

[ Third Person P.O.V ]

"Tentu saja aku membicarakanmu, bodoh. Bukankah tadi kau bilang bahwa kau adalah seorang vampire hunter." Cibir Ayato.

Ayase menggeram karena kesal pada tingkah Ayato yang sangat sok.

"Ini aneh. Aku tidak diberitahu soal ini." Kata Reiji tiba-tiba.

"Jadi kalian belum di beritahu oleh Karlheinz? Pantas saja tadi tidak ada yang membukakan pintu untukku." Kata Ayase mengerti kenapa tadi tidak ada yang membukakan pintu untuknya.

"Seharusnya kita tidak bicara di sini. Silahkan lewat sini. Bawakan barang-barangnya" Kata Reiji. Tiba-tiba seorang pria membawa koper milik Ayase dan menghilang begitu saja.

Reiji berjalan terlebih dahulu. Ayase menatap Ayato beberapa saat lalu berjalan mengikuti Reiji.

______________________________

A/N : Untuk Prolognya ada beberapa adegan yang aku samain kayak di animenya. Namanya juga fanfiction. Oke.. aku gak mau banyak bicara disini...

Vote dan comment nya ditunggu...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang