Ketika jusnya sudah jadi, Mikayla berdiri di hadapan pintu kamar Nakala.

Ingin Mikayla tinggalkan semua hal ini; Nakala, hubungannya, kepeduliannya, dan semua hal di antaranya. Namun, Mikayla tidak mau menyesali perbuatannya yang terburu-buru. Setidaknya, dia ingin tahu apa isi hati Nakala dan bagaimana Nakala melihat hubungan mereka ke depan nanti.

Mikayla beranikan dirinya untuk memasuki kamar Nakala.

Nakala tampak tertidur. Pipinya tidak lagi berisi seperti sebelumnya. Pasca operasi di tulang rusuknya, Nakala mengalami kesulitan untuk berbicara, bergerak, bahkan makan. Semuanya berpengaruh ke imunnya. Terbukti Nakala yang sekarang lebih mudah lelah dan butuh banyak energi dari tidurnya. Padahal, anak itu tidak melakukan aktivitas apa-apa.

Karena tidak mau mengganggu istirahatnya, Mikayla taruh jus buah naga dengan campuran pisang itu di meja sebelah kasur. Dapat dia lihat bagaimana fotonya masih terpajang di beberapa figura kecil yang ada di meja itu. Sedikit senyum tercetak di wajah Mikayla sebelum akhirnya dia benar-benar meninggalkan Nakala.





***





Wanderlust akan istirahat setidaknya selama enam bulan. Karena Hugo masih tidak bisa bermain drum pasca operasi tangannya, maka Wanderlust belum bisa aktif lagi selama itu. Raga dan Jaresh sudah bisa beraktivitas normal walaupun jadwal mereka tetap dikosongkan oleh Tristan.

Berita kecelakaan itu menggemparkan media sosial. Siapa yang tidak kaget jika idolanya dikabarkan kecelakaan sesaat setelah menampilkan tracks EP barunya? Rasanya benar-benar sulit dipercaya.


"Kayla?"

Mikayla menaruh bukunya lalu beralih menatap Mario, kakak tingkatnya yang sudah dia kenal dekat sejak masa himpunan dan berbagai kepanitiaan lainnya. Ketika memasuki tahun ketiga kuliah, Mikayla sudah tidak banyak mengikuti kegiatan mahasiswa lagi.

Sama seperti Mario, Mikayla sedang menunggu kelas berikutnya di perpustakaan. Karena enggan berbaur dengan kerumunan, mereka memilih tempat yang sepi dan lebih aman.

"Kosong?" tanya Mario menunjuk bangku di sebelahnya.

"Duduk aja."

"Sorry soal Wanderlust. I am so sorry to hear that."

"Thank you." Mikayla mengangguk.

"Nakala..." Mario tampak tidak melanjutkan kalimatnya.

"Dia sudah di rumah. Masih masa pemulihan." jawab Mikayla yang enggan menjelaskan panjang lebar.

Mario mengangguk sebelum akhirnya fokus ke laporan akhir yang memuakkan itu. Selagi Mario fokus ke laptopnya, Mikayla jadi ingat masa-masa dimana Mario mendekati dan mencoba mendapatkan hati Mikayla beberapa tahun yang lalu. Kala itu Mikayla memang sedang tidak menjalin hubungan dengan siapa-siapa. Dengan begitu, mereka sama-sama mengizinkan satu sama lain untuk membuka kesempatan akan apa yang bisa tumbuh di antara keduanya. Namun, usaha Mario tidak berlangsung lama sebab Nakala muncul bagai sesuatu yang tidak direncanakan. Dengan mudah dan tanpa usaha, Nakala berhasil mengambil hati Mikayla.

Jika dibandingkan dengan usaha Mario, Nakala akan terkesan seolah dia tidak melakukan suatu hal yang besar demi memenangkan hati Mikayla. Namun, Mikayla mengerti bahwa cinta adalah sesuatu yang tidak bersyarat. Mudah baginya untuk jatuh cinta dengan Nakala dan menyingkirkan Mario begitu saja. Awalnya Mario tampak tidak terima ketika menerima kekalahan tanpa sempat berjuang dengan sebenar-benarnya. Tapi akhirnya Mario menghargai maunya Mikayla. Sebab, Mario selalu upayakan apa yang terbaik bagi Mikayla.

"Gue ada perlu nih. Duluan ya, La." ujar Mario yang tiba-tiba bersiap untuk bergegas pergi.

"Bye, Mar."

In Between | Na JaeminWhere stories live. Discover now