Mommy menunjukkan ekspresi terkejutnya. Wajahnya benar benar kaget, bahkan saking kagetnya, wajahnya lebih terlihat seperti marah. Tapi Mommy segera menetralkan emosinya, dia mencoba untuk terlihat profesional.

"Apa kamu yakin sayang? Kamu tahu tentang Alin selingkuh dari siapa?" Mommy bertanya kepadaku, nada bicaranya tegas tapi kalem. Aku melirik ke arah Supra, "A-aku gak yakin... tapi jika Supra yang mengatakannya, .. mungkin?" Jawabku sambil terus menatap ke arah Supra. Aku sebenarnya tidak yakin, maksudku-Seorang Halilintar tidak mungkin selingkuh bukan? Tapi setahuku Hali mempunyai mantan pacar, dia seorang Polwan. Dan dia cantik banget, tapi kalau di tanya cantikan aku atau mantan Hali... tentu saja Mommy Rana eughhh bejirr

"LO GAK PERCAYA? ... Parah lo (nama), BUNDA JUGA?? INNALILAHI. Jahad banget kalian... Tau lah Rara ngambek," Anjeng Supra kumat lagi. Dia itu orangnya gampang ngambekan, tapi ngambeknya cuman 7 menit. Walau cepet dia tetap ngeselin kalau lagi mutung.

Plak
Aku menampar kedua pipinya dengan kedua tanganku. Tidak terlalu keras, hanya suaranya saja yang nyaring.
Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, agar aku bisa melihat wajah mengesalkannya dengan jelas. "Berhenti bermain-main Supra. Bukannya aku dan Mommy tidak percaya denganmu," Aku menjeda kalimatku. Kutatap ke dua manik matanya itu

"Aku hanya ingin kau membuktikan perkataan mu Sup" aku menjawab dengan tegas. Kupikir Supra akan tambah marah, dan itu seperti nya iya, wajahnya memerah, bahkan Semerah tomat matang. Tapi ada yang aneh, Supra menyingkirkan ke dua tanganku yg menempel di pipinya, dia malah memalingkan wajahnya. Astaga. Sepertinya aku membuatnya semakin kesal.

Supra mengambil handphone nya, dia menunjukkan sebuah foto, seorang laki-laki dengan topi hitam bercorak merah, dan seorang gadis berambut coklat tua. Mereka bergandengan tangan sambil tertawa. Ah.. Supra memang tidak bohong, laki-laki itu adalah si jancok Halilintar dan gadis berambut cokelat tua itu adalah sahab-bajingan tidak beradab yang berani beraninya merebut pacar sahabatnya sendiri. Emang anak anjing.

Aku hampir percaya, tidak. Sebetulnya aku memang memercayai apa yg Supra ucapkan, bahkan tanpa dia menyodorkan bukti aku sudah percaya. Saat pertama kali mendengar Hali selingkuh, hatiku sesak, rasanya amarahku melua-luap, walau begitu aku menahannya. Aku berusaha untuk bersabar, walau tidak bisa :3
Tapi setelah mendapatkan bukti, tetap saja hatiku masih sesak, bahkan rasanya aku tidak kuat menahan rasa sedihku. Sial mataku mulai berair.

"Apa kubilang, Bunda sama (Nama) sih yang gak percay- (Nama)?.. l-lo kenapa?" Tanya Supra. Dia memasang wajah seperti orang khawatir, bahkan kesannya terlalu lebay. Aku segera berdiri dari sofa, aku berjalan menuju Mommy Rana. Lantas 'ku langsung memeluk mommy dengan erat, 'ku sembunyikan wajahku di balik pundaknya. Air mataku mengalir dengan deras, bahkan tidak bisa di kontrol lagi oleh 'ku sepenuhnya.
Aku lelah, rasanya lelah. Dari perjalanan menuju Malaysia, sampai di bandara. Aku sudah lelah, di rumah saja aku tidak sempat istirahat, lalu aku dibuat lebih lelah dengan fakta bahwa Halilintar bajingan itu selingkuh? Anjing. Kepalaku benar benar sakit.

Aku merasakan tangan seseorang mengelus rambutku perlahan, ahh.. rasanya semakin membuatku ingin menangis. "Cup cup, sayang keduanya Mommy, sabar yaa.. nanti Mommy marahin kok."

"NANTI TUH KAPAN MOM? (NAMA) UDAH GAK KUAT! (NAMA) CAPEK MOMMY...!" Aku berteriak dengan keras, aku tidak bisa menahan emosiku. Walau begitu Mommy tetap memeluk 'ku dengan penuh kasih sayang, ah- Mommy.. aku minta maaf..

"Shuhtt. Udah. Diem lu, biar gue geplak si gledek itu ampe mampus. Ja-jadi.. gak usah nangis lagi, sia-sia lu nangis cuman gara-gara gledek gajelas itu. Mending nangisin hal lain—enggak. Kalau bisa gak usah nangis." Ucap Supra yang mencoba untuk menghiburku. Aku pun sedikit merenungi hal itu. Iya juga ya? Kenapa aku nangisin bajingan Lintar itu? Karena dia selingkuh? Iya sih, tapi jika dipikir kenapa harus nangisin? Gua cantik, pintar, pendapatan juga lumayan kan. Lagian kalau dipikir lagi type Hali memang ada di Pio semua kaya rambut pendek sebahu, bola mata yang lebih besar jadi terlihat lebih imut dan manis, lebih pendek dariku, dadanya juga tepos. Berkebalikan sekali dengan diriku, rambutku itu panjang hingga sepunggung, aku juga lumayan tinggi untuk rata-rata tinggi perempuan, dadaku.. aduh, ternyata berisi juga. Kesimpulannya adalah Hali menyukai type loli, sedangkan aku—pacarnya. Malah spek yalil yalili.

"... Ajak A-aku juga Sup.. aku juga mau hantam wajahnya.." pinta diriku sambil mencoba menatap matanya.
Aku melihatnya. Seorang Supra tersenyum lembut ke arahku. Astaga, dia jadi terlihat lebih tampan dari abang gobloknya itu..

"Tentu saja aku akan menyisakan tempat yang bagus untuk lu pukul wajahnya!" Supra terdiam sejenak, dia tiba tiba meraih pundak 'ku dan menarikku menjauh dari Mommy. "Jadi singkirkan dirimu dari Bundaku ya." Ancamnya sambil tersenyum dengan penuh aura gelap. Babi. Tapi bener lagi.

"Anj-Astaghfirullah.. Gitu ya motor yak, mainnya gitu yak. Awas aj-"

Drett

Aku menghentikan ucapanku sejenak. Aku meraih handphoneku dari saku celanaku. Ku lihat ternyata notif dari- "Anjing. Mommy, Supra.. HALI MUTUSIN AKU!!!" Aku berteriak dengan kencang, bahkan sangat kencang hingga membuat tampered glass ku retak.

──── ⋆⋅☆⋅⋆ ────

Okey. Maaf sebelumnya gak update ini buku, sumpah udah berbulan-bulan iya kan😭 oke, maaf kalau ini chapter kaya gimana gitu ya😞😞

Janlup Vote and share ke teman kalian kalau suka(⁠つ⁠≧⁠▽⁠≦⁠)⁠つ💗

See you next week🦋

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 13, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

'Move on Darling | -Supra x Reader Where stories live. Discover now