"Ops, aku hampir telat piket. Aku pergi dulu Suster Karen, sampai jumpa nanti malam." Gumamku pada suster yang sebelumnya sambil berlari keluar.
"Ya, ya, jangan sampai terlambat. Hari ini kita kedatangan tamu." Kata Suster Karen menggumamkan sesuatu yang tak dapat kudengar dari tempatku berdiri sekarang di pintu depan.
"Baiklah, apapun katamu suster!" ujarku dari depan pintu. Saat bangkit berdiri setelah mengenakan sepatu, sebuah catatan yang ditempelkan di mading dekat pintu panti asuhan itu menarik perhatianku.
'PEROBOHAN PANTI ASUHAN ST. PETER'
Ah, aku lupa menyebutkan masalah ini. Alasan lain kenapa aku akan melakukan apapun bagi anak-anak itu. Kubuka ponsel lipat yang diberikan Suster Karen saat aku kelas 1 SMP dan membaca sebuah jadwal.
'...hari ini, disana ya. Baiklah!'
Dengan merasa percaya diri, aku melangkahkan kaki, lumayan optimis bahwa hari ini akan seperti hari-hari biasanya dimana aku bisa bersantai dengan 'Peran Sampingan'-ku...dan beberapa jam berikutnya, aku berharap aku tidak terlalu optimis seperti saat ini.
Sebelum sempat benar-benar keluar, aku mendengar suara telepon dari dalam. Samar-samar, suara Suster Karen yang mengangkatnya terdengar.
"Pak kepala sekolah?... ya, dia sudah berangkat... baiklah..."
Hm? Tumben kepala sekolah menelepon kemari? Ada urusan apa? Ah sudahlah, aku bisa menanyakannya nanti malam, sekarang aku harus segera pergi ke sekolah.
X – X – X – X – X
Pagi hari ini, dalam perjalanan ke kelasku, seseorang berlari kearahku.
"UOH! Slidding Tackle!!"
"Hup."
BRUAGH! << orang itu mengenai tempat sampah.
"Sial! Jangan menghindar Masao!"
"Apa yang kau katakan Hide? Tentu saja aku akan menghindar kalau tiba-tiba seperti itu. ngomong-ngomong, tadi kau ngapain?"
"Tentu saja ini adalah Serangan Diam-Diam ala Hideki!!"
"...Serangan diam-diam...?"
"(angguk-angguk)"
"Sambil berteriak...?"
"Tujuanku adalah membuat jenis baru Serangan Diam-Diam!"
Facepalm, "Kalau kau berteriak, tidak perlu disebut Serangan Diam-Diam."
Ngomong-ngomong, ini adalah temanku, Kujou Hideki. Bahkan dari jauh, siapapun sudah pasti menebak itu dia kalau mereka melihat salah satu rambut coklatnya yang berdiri seperti sungut itu. Untuk suatu alasan, dia yang awalnya dirumorkan sebagai berandalan saat SMP berteman denganku setelah suatu kejadian[1]. Sejak kejadian itu, dia malah seperti anak anjing yang menemukan tuannya saat melihatku. *sigh* padahal aku hanya melakukan apa yang perlu kulakukan.
"Tapi, bukan Cuma itu saja." Gumam Hide sambil mengikuti aku berjalan. Saat aku berbelok melewati lorong kecil untuk memotong jalan ke kelasku (Cuma satu depa luasnya), aku jadi kepikiran tentang apa –
"Mikan Dive!!"
– Maksud –
BRUAGH!
– Hide!
"Yosha! Serangan kombinasi kita sukses, Hide!!"
Ugh, berat banget. Punggungku menanggung sebuah beban yang berat! Kulirik mataku untuk melihat ada apa dan mendapati seorang cewek dengan rambut pigtail di punggungku. Ia saling memukulkan tinjunya dengan Hide. Seperti biasa, dia menimpaku...lagi. Ngomong-ngomong...
YOU ARE READING
'Zero' is the 'Hero'!
AdventureSebagai Karakter Sampingan, kita memang melakukan sesuatu yang patut dipuji, tapi tidak membuat orang terlalu bergantung pada kita karena mereka sama sekali tidak tahu siapa kita. Maka dari itu, aku sama sekali tidak keberatan menjadi Karakter Sampi...
Chapter 1:Unexpected Turn of Event Pt. 1
Start from the beginning
