17. Reception

1.2K 128 14
                                    

Saat ini mereka telah sampai di gedung resepsi, Minho membantu Jisung keluar dari dalam mobil, lelaki itu merapikan sedikit baju bagian belakang istrinya itu.

Setelah itu Jisung memeluk lengan Minho sambil berjalan masuk ke dalam gedung.

Di luar gedung tadi sebenarnya dipenuhi oleh banyak orang, dari rakyat biasa hingga para wartawan yang sibuk meliput acara pernikahan itu.

Para wartawan hanya boleh meliput dari luar saja dan tidak boleh mengganggu privasi di dalam gedung tersebut karena terdapat banyak para tamu undangan yang berasal dari kerajaan lain.

Sambil terus berjalan ke pelaminan, Jisung melihat sekelilingnya yang sudah dipenuhi oleh banyak tamu undangan, jujur saja Jisung tidak mengenal banyak dari mereka karena mereka adalah tamu undangan dari pihak kerajaan ataupun tamu kedua orang tuanya.

Suara iringan dentingan piano yang berpadu dengan bunyi gesekan dari biola itu memenuhi seisi ruangan.

Ketika pengantin itu tiba di pelaminan, beberapa tamu undangan langsung naik ke sana untuk mengucapkan selamat.

Jujur saja sekarang Jisung sangat lelah karena sedari tadi harus tersenyum dan menyalami tamu-tamu yang terus berdatangan.

Apalagi dia tidak mengenal tamu-tamu itu yang terdiri dari para bangsawan, pejabat dan kolega orang tua mereka.

Ada juga beberapa teman-teman dari suaminya yang merupakan bangsawan dari kerajaan lain.

Sedangkan Jisung tidak terlalu punya banyak teman, ia hanya mempunyai satu teman akrab saja semasa kuliahnya, sedangkan yang lainnya hanya teman biasa yang tidak terlalu akrab.

Ia menatap ke arah suaminya yang sedari tadi juga tersenyum, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa lelaki itu lelah.

Setelah menyalami tamu terakhir, Jisung bernafas lega karena para tamu sudah sibuk memakan makanan yang tersedia.

Minho menoleh ke arah Jisung yang kelelahan berdiri sejak tadi.

"Kau lelah? Duduk saja."

Minho membantu Jisung untuk duduk di kursi di belakang mereka, setelah itu sang pangeran memanggil seorang pelayan yang kebetulan lewat di depan mereka.

Di sana Minho meminta pelayan itu untuk mengambilkan sepiring kue yang ada di meja prasmanan, pelayanan itu mengangguk lalu langsung melaksanakan perintah tuannya.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk pelayan itu kembali sambil membawa nampan berisi sepiring kue dan juga dua gelas air minum yang langsung ia serahkan pada pangeran.

Minho membawa nampan itu kembali ke tempatnya, ia duduk di sebelah Jisung yang langsung menatap kearah piring berisi kue itu.

"Ini makanlah, aku tau kau lapar melihat kue-kue yang ada di meja prasmanan," ucap Minho pada Jisung yang langsung mengambil piring itu.

"Terima kasih," balas Jisung dengan mulut penuh kue.

Minho hanya balas tersenyum sambil meminum minumannya. 

Dari kejauhan, ada Jiwon yang melihat interaksi dari pasangan itu sambil tersenyum teduh.

Ia saat ini sedang duduk di sebuah meja bundar yang diisi oleh beberapa pangeran dan putri dari berbagai kerajaan.

"Kau tidak apa-apa Jiwon?"

Jiwon menoleh ke arah laki-laki di sebelahnya yang menatap dirinya dengan tatapan khawatir.

"Aku tidak apa-apa," jawab Jiwon seraya tersenyum pada laki-laki itu.

"Kau tidak sedang cemburu kan?" tanyanya lagi yang membuat Jiwon mengernyitkan dahinya.

Prince Lee (Minsung) ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant