Jaehyun tidak pernah memikirkan kemungkinan ini sebelumnya. Tidak pernah menyangka bahwa mungkin Taeyong akan bertemu lelaki yang dia sukai di tempat kerjanya. Seharusnya dia tahu, Jaehyun mendesah, Taeyong terlalu cantik untuk ukuran seorang lelaki. Seharusnya dia memperkirakan bahwa akan ada beberapa orang yang tertarik untuk mendekatinya.
Dan itu mengganggu Jaehyun, dia harus menghentikan ini semua sebelum terlalu jauh.
Mata Jaehyun terpaku pada cangkir kopi Taeyong. Ada bekas berwarna merah muda pudar di sana. Sepertinya lelaki itu menggunakan pelembab bibir berwarna. Lalu, karena didorong oleh luapan gairah dan perasaannya, Jaehyun mengambil cangkir itu, lalu mengecup lembut bekas bibir Taeyong di sana.
"Kau akan menjadi milikku Taeyong, seperti yang seharusnya terjadi, karena hanya akulah yang berhak menjagamu," gumamnya penuh tekad.
| | |
Seperti seorang pengintai yang mengawasi dari jauh. Jaehyun membatin, setengah benci kepada dirinya sendiri yang berlaku seperti pengintai, mengawasi Taeyong dan Mingyu.
Mereka berdua sedang berkencan, tentu saja. Dan Jaehyun di sini, mengawasi mereka. Jalanan ini memang dikondisikan bagi pejalan kaki yang ingin menikmati berjalan-jalan sambil berbelanja. Café- café yang cozy bertebaran dengan nuansa ala barat, berpayung eksotis di pinggir-pinggir jalan, menawarkan suasana makan yang berbeda. Ada juga penjual bunga di sana, dan beberapa penjual cinderamata lainnya. Jaehyun terus mengawasi ketika Mingyu mengajak Taeyong berhenti di depan penjual bunga, lalu memberikannya setangkai mawar putih. Perbuatan sederhana yang membuat pipi lelaki cantik itu merona merah.
Dada Jaehyun terasa panas. Kurang ajar Kim Mingyu. Lelaki itu merusak semua rencananya dengan mendekati Taeyong. Jaehyun semakin mantap untuk menyingkirkan lelaki itu, dengan langkah yang cukup elegan tentu saja.
Suara tawa pelan membuat Jaehyun mengalihkan perhatian dari pasangan yang berbahagia itu. Jaehyun menoleh ke arah Lisa yang duduk di dalam mobil disebelahnya.
"Kenapa kau tertawa?"
Bibir Lisa yang berwarna merah mencebik, "Karena tatapanmu itu, kau seolah-olah ingin membunuh laki-laki itu."
"Memang."
Lisa mengkerutkan alisnya, "Jadi dia yang harus kuincar? Dia tampak jatuh cinta kepada lelaki manismu itu, kau yakin dia bisa tergoda olehku?"
"Semua laki-laki akan tergoda olehmu kalau kau memutuskan merayu, Lisa. Karena itu aku meminta tolong kepadamu," gumam Jaehyun tenang.
Lisa tertawa lagi, "Kau tidak tergoda olehku, apakah ada sebab khusus atau memang kau bukan lelaki?"
"Ada sebab khusus," Jaehyun langsung menutup diri, "Kau sudah setuju untuk membantuku dan tidak bertanya-tanya."
"Oke, aku tidak akan mengganggumu dengan pertanyaan-pertanyaan- ku," Lisa tersenyum menggoda, "Apakah sebab khususmu itu itu adalah lelaki manismu itu?"
"Lisa," nada suara Jaehyun penuh peringatan. Membuat Lisa mengangkat bahunya dan menyerah, tidak bertanya lagi. Lelaki ini memang tidak bisa diajak bercanda, batinnya dalam hati.
"Jadi kapan aku harus melaksanakan rencanamu itu?"
"Akhir pekan ini, aku akan mengadakan pesta akhir tahun, mengundang beberapa kenalan dan karyawanku di rumahku. Kau dekati Mingyu saat itu."
"Oke, Jung. As You Wish."
| | |
"Pesta tahunan yang diadakan oleh Mr. Jeffrey selalu meriah," Irene tersenyum sambil duduk di depan meja Taeyong. Dia sudah tampak kepayahan membawa perutnya yang semakin membesar, cuti hamilnya tinggal beberapa hari lagi, tetapi dia tampak bersemangat, "Makanannya benar-benar kelas tinggi, Mr. Jeffrey benar-benar tidak pelit kepada kami, para karyawannya. Kau tidak boleh melewatkan- nya."
YOU ARE READING
Unforgiven Hero [Jaeyong Version]
Fanfiction[REMAKE STORY] BXB! Jaehyun x Taeyong! "Biarpun semuanya hanya kebohongan. Tetapi cintaku padamu itu nyata. Tidak berartikah itu semua kepadamu? Aku membohongimu karena aku mencintaimu, karena aku sangat mencintaimu!" - Jung Jaehyun Original Story...
BAB III
Start from the beginning
![Unforgiven Hero [Jaeyong Version]](https://img.wattpad.com/cover/368405459-64-k895501.jpg)